Tampilan KlikBCA untuk akses informasi update kurs E-Rate BCA dan bertransaksi valas (Ilustrasi 1 : KlikBCA)
Kata ‘update’ di era trend big data saat ini tak pelak menjadi primadona. Peristiwa terbaru di satu negara dalam hitungan menit dapat menyebar beritanya ke seluruh dunia. Mulai sekedar curhat keadaan (termasuk kegalauan) di media sosial, memonitor perkembangan status pengiriman barang dalam bisnis online, hingga memesan layanan antar jempuk ojek, memerlukan perkembangan teranyar selama 24 jam non-stop via internet.
Saya pernah bingung dengan status terakhir lokasi supir ojek yang dipesan seusai menghadiri acara Kompasiana di Jakarta. Itu karena sinyal smartphone timbul-tenggelam. Repot kan saat supir ojek dan penumpangnya saling mencari ke sana ke mari seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Pantaslah jika ketinggalan berita, pasti akan dikomentari seperti ini : “Makanya, update berita terus dong!”
Well, absennya update info otomatis menimbulkan ketidakpastian dan ketidaknyamanan. Apalagi jika berhubungan dengan urusan keuangan. Mau nominal uangnya hanya puluhan ribu hingga trilyunan, baik pengirim maupun penerima uang sama-sama membutuhkan kepastian status transfer dana yang telah dilakukan.
Seingat saya ketika SD dulu, dulu jasa pengiriman uang itu baru bisa diupdate perkembangannya oleh pengirim ketika penerima sudah mendapatkan fisik uangnya. Awal tahun 80-an hingga awal tahun 90-an, orang tua saya berdinas di Kalimantan Timur. Mereka rutin mengirim uang alias wesel untuk biaya pendidikan adik-adiknya di Solo dan Semarang setiap bulan.
Selain kiriman uang, mereka juga menulis surat dan berpesan kepada para paman dan bibi saya untuk segera membalas surat saat uang sudah diterima. Waktu itu, jangankan smartphone dan komputer untuk akses mobile dan internet banking seperti saat ini, telepon rumah dan televisi saja masih menjadi barang mewah yang langka.
Jelas saya sangat bersyukur ketika kuliah di luar kota sudah ada fasilitas transfer uang antar bank. Saya tidak harus menunggu berhari-hari datangnya uang kuliah seperti yang pernah dirasakan om dan tante saya dulu. Orang tua saya pun bisa tenang karena dalam hitungan jam mengetahui bahwa saya telah menerima transfer uang dari mereka via mesin ATM.