Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Kompasiana Blogshop, Menjaga Diri Diawali dari Edukasi Asuransi

18 Oktober 2015   23:08 Diperbarui: 19 Oktober 2015   07:27 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa semester 1 di kampus Perbanas Jakarta antusias mengikuti Kompasiana Blogshop bersama Jagadiri dengan tema "Insurance in the Digital Era" (Dokpri)

Kamis, 15 Oktober 2015, Kompasiana bersama JAGADIRI menggelar blogshop bertema asuransi di kampus Perbanas, Karet Kuningan, Jakarta. Perbanas menjadi kampus kedua dalam rangkaian kegiatan Kompasiana Blogshop bersama penyedia jasa asuransi online pertama di Indonesia, JAGADIRI, di tiga kampus di Jakarta yaitu UNJ, Perbanas, dan Atmajaya. Tema blogshop “Insurance in the Digital Era” menjadi sangat relevan di masa kini dengan menjamurnya pengguna telepon pintar (smartphone), terutama di kalangan generasi muda usia 20 hingga 35 tahun.

Kegiatan Kompasiana bersama JAGADIRI ini bukan yang pertama kalinya. Enam bulan sebelumnya, pada April 2015, JAGADIRI telah mengadakan event bersama Kompasianer dalam rangka promosi sekaligus edukasi tentang asuransi. Saya juga hadir di Kompasiana Nangkring bersama JAGADIRI tersebut. Seperti event sebelumnya, CEO atau Presdir JAGADIRI, Bapak Reginald J. Hamdani, dan Ibu Priska selaku salah satu wakilnya menjadi narasumber. Berikut ini liputan dari Kompasiana Blogshop di Perbanas yang dipadati oleh para mahasiswa semester 1 tersebut dalam rangka menyambut Hari Asuransi Nasional yang diperingati setiap tanggal 18 Oktober.

 

JAGADIRI, Inovasi Asuransi Terkini Berbasis IT

Sebelum mendaftarkan diri untuk mengikuti blogshop kali ini, saya sempat bertanya dalam hati: “Kenapa JAGADIRI tertarik untuk melakukan promosi dari kampus ke kampus?” Setahu saya, daya beli para mahasiswa belumlah sekuat kaum pekerja. Tentu promosi JAGADIRI akan lebih efektif dan efisien jika menyasar lingkungan perkantoran, begitu pikir saya di awal acara.

Ternyata, JAGADIRI memang tidak sekedar berpromosi, namun lebih mengutamakan segi edukasi dengan melakukan road show dari kampus ke kampus. Apalagi bentuk JAGADIRI sendiri merupakan inovasi terkini dari asuransi yang lebih mengandalkan perkembangan teknologi informasi atau IT saat ini. Tanpa jasa agen dan buku polis asuransi layaknya prosedur asuransi konvensional sebelum era digital terkenal, JAGADIRI dengan prosedur aplikasi yang semuanya via online, menawarkan kemudahan memiliki asuransi yang praktis dan bisa diakses 24 jam dari smartphone.

CEO atau Presdir JAGADIRI, Reginald J. Hamdani menuturkan bahwa pasar e-commerce di Indonesia masih terbuka luas dan sangat potensial pertumbuhannya (Dokpri)

Maka ketika sampai di Auditorium Gedung Unit 3 di Perbanas Insitute, Karet Kuningan, Jakarta, saya menyaksikan sendiri antusiasme yang luar biasa dari para mahasiswa baru yang menjadi peserta blogshop. Ruangan Auditorium penuh terisi oleh para kaum intelektual muda yang kelak akan menjadi populasi penghuni Bonus Demografi (mayoritas penduduk di suatu negara berusia produktif) di Indonesia pada tahun 2020 hingga 2035 nanti.

Untuk promosi plus edukasi bagi mahasiswa, saya sangat mengapresiasi JAGADIRI dan Kompasiana yang selalu peduli dengan manfaat jangka panjang dengan berfokus pada kaum muda di Indonesia. Mahasiswa termasuk agen perubahan atau agent of change, ingat Sumpah Pemuda? Maka sudah sangat layak, saat kaum muda terdidik tersebut selama berkuliah terus-menerus diberi paparan (exposure) berupa informasi aktual yang inspiratif dan bermanfaat untuk masa depan mereka, tak terkecuali mengetahui cara menjaga diri melalui asuransi.

Pak Regie – begitu beliau biasa dipanggil – mengawali presentasi beliau tentang JAGADIRI dengan memaparkan data bahwa di tahun 2030, Indonesia berpotensi menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketujuh di dunia (7th largest in the world) menurut lembaga survey internasional, McKinsey di tahun 2012. Tahun 2030 itu pula menjadi tahun saat Bonus Demografi berlangsung, tak terkecuali para mahasiswa Perbanas peserta blogshop kali ini yang saat itu sudah bekerja, menikah, dan termasuk keluarga muda dengan anak usia sekolah. Bisa dipastikan, jika saat ini asuransi belum menjadi prioritas utama bagi para mahasiswa, di tahun 2030 itu asuransi adalah kebutuhan utama mereka beserta keluarga yang ditanggungnya.

Kompasianer lainnya yang meliput blogshop di Perbanas yaitu Agung Han, Saepullah Abu Zaza, Uci Junaedi, dan Emanuel Pratomo (Dokpri)

Selanjutnya Pak Regie juga menuturkan bahwa Indonesia sangat prospektif sebagai pasar potensial untuk e-commerce. Tahun 2014, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 83.7 juta orang dan diperkirakan tahun 2015 meningkat hingga 94 juta orang. Sementara itu, dalam 3 bulan terakhir, transaksi jual-beli online di Indonesia diakses sebagian besar (54.1 %) melalui smartphone. Menariknya lagi, 60.2 % pengguna internet di Indonesia adalah usia 25 hingga 44 tahun atau tergolong usia produktif dalam dunia kerja. Bahkan menurut pengalaman pribadi Pak Regie, beliau lebih panik saat smartphone miliknya tertinggal di rumah dibandingkan jika dompetnya yang tak terbawa saat bepergian.

Bagaimana dengan fenomena sosial media di Indonesia? Pengguna Facebook atau FB di Indonesia adalah keempat terbesar di dunia dengan 75% aksesnya dilakukan (lagi-lagi) via smartphone. FB pula yang menjadi tempat transaksi online terbesar di Indonesia (50%) karena fasilitas untuk mengunggah (upload) foto yang optimal sehingga penjual dapat memajang foto produk atau jasanya untuk dilihat calon konsumen, tidak ada batasan untuk menulis status FB (bandingkan dengan Twitter yang maksimal 140 karakter), serta bisa saling mengirim pesan melalui FB Inbox.

Tes pengetahuan Anda tentang asuransi dengan mengikuti kuis Pesta JagaDiri (Ilustrasi : Website JAGADIRI)

Sayangnya, dengan pesatnya pertumbuhan online business di Indonesia tersebut, asuransi online belum tersentuh sama sekali. JAGADIRI menjadi pionir di Indonesia dalam menggarap bisnis asuransi pada era digital saat ini. Perusahaan asuransi yang mengusung tagline Asuransi Tanpa Beban ini memang ingin mengubah persepsi masyarakat yang terlanjur ‘alergi’ maupun antipati ketika mendengar istilah asuransi, khususnya saat dikejar-kejar agen asuransi yang hendak mempromosikan produk dan layanan yang ditawarkan #PengalamanPribadi

Pemilihan kampus Perbanas ini tentunya bukan kebetulan. Pak Regie sendiri tidak asing dengan dunia asuransi sekalipun dirinya memulai karir dari bidang perbankan, antara lain Citibank dan Danamon. Menurut Pak Regie, pada dasarnya dunia perbankan, keuangan, dan asuransi merupakan satu kesatuan. Contoh nyatanya adalah 5 bank terbesar di Indonesia memiliki unit usaha dan produk asuransinya tersendiri contohnya Mandiri dengan AXA Mandiri, BRI dengan Bringinlife, BCA dengan BCAlife, BNI dengan BNIlife, dan CIMB Niaga dengan Sunlife.  

Dengan asuransi online dari JAGADIRI, perlindungan untuk proteksi diri dapat diakses kapanpun dan di manapun (Ilustrasi : Website JAGADIRI)

 

Sesi presentasi dari Pak Regie tidak melulu berisi presentasi satu arah dari sang narasumber. Beliau juga aktif melemparkan pertanyaan kepada para mahasiswa Perbanas peserta Kompasiana Blogshop bersama JAGADIRI. Salah satu pertanyaan kritis dan penting yang dilemparkan adalah “Mana yang harus dimiliki pertama kali setelah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri di antara ketiga hal ini: Tabungan (deposito), investasi, atau asuransi?”

Umumnya para mahasiswa sudah mengetahui pentingnya asuransi yang harus diprioritaskan pertama kali setelah menerima gaji sendiri, meskipun dengan penjelasan yang belum tepat. Masih menurut Pak Regie, memiliki asuransi merupakan salah satu bentuk menjaga diri (preventif) dari kemungkinan buruk yang kapanpun bisa terjadi atau sedia payung sebelum hujan karena mendanai semua resiko dan dapat diklaim secepatnya jika terjadi musibah. Beda halnya dengan tabungan, deposito, dan investasi yang sejatinya memang dananya dialokasikan untuk persiapan menyambut hal-hal yang menyenangkan seperti biaya pernikahan, pendidikan, liburan, perumahan, ibadah (haji ke Tanah Suci untuk kaum muslimin), kendaraan, dan sebagainya.

Nah, lalu bagaimana dengan adanya pandangan bahwa asuransi diharamkan dalam Islam? Kasus fatwa MUI terhadap BPJS Kesehatan pasca Idul Fitri lalu tentu masih segar teringat. Pak Regie menambahkan bahwa dirinya telah berdiskusi dengan beberapa tokoh Islam mengenai hal tersebut. Hasilnya prinsip inti asuransi adalah bentuk saling tolong-menolong dan gotong-royong yang lebih dikenal sebagai tanggung renteng seperti halnya dana arisan.

Ya, siapapun bisa sakit dan harus dibawa ke rumah sakit kapan saja. Tak heran, asuransi kesehatan menjadi urutan pertama dari jenis asuransi yang harus dimiliki saat seseorang ingin mendaftarkan diri sebagai peserta asuransi. Mahasiswa pun tak luput dari resiko kesehatan yang mungkin terjadi saat beraktifitas sehari-hari di luar rumah, seperti saat mengendarai kendaraan pulang-pergi antara kampus dan rumah.

Oleh karena itu, selain asuransi kesehatan yang preminya dimulai dari Rp.60.000/bulan atau Jaga Sehat Plus, JAGADIRI juga menawarkan asuransi kecelakaan yang fleksibel prosedurnya dengan nominal preminya dari Rp. 5.000 per 3 jam hingga 1 tahun yang disebut Jaga Aman Instant. Bagi peminat hobi olahraga ekstrem maupun traveler sejati – traveling kini menjadi gaya hidup di Indonesia yang peminatnya terus bertambah dan pastinya dari kalangan muda, Jaga Aman Instant dapat menjadi salah satu bentuk jaga diri yang efektif dan efisien dalam menghadapi resiko di alam bebas.

Nurulloh, Editor Content dan Community Kompasiana menerima plakat dari perwakilan Perbanas (Dokpri)

 

Di Dunia Maya Juga Ada Etikanya

Presentasi kedua dilanjutkan oleh Mas Nurulloh selaku Content & Community Editor dari Kompasiana. Setengah bercanda, Mas Nurul menyadari bahwa dirinya memang lebih mirip etnis Oriental, namun namanya sangat kental aroma Timur Tengah. Gurauan Mas Nurul tersebut otomatis membuat mahasiswa Perbanas tertawa lepas. Wah, padahal sesi stand-up comedy belum dimulai lho hehehehe….

Tahun 2015 ini, Kompasiana sebagai media warga di dunia maya tepat berusia tujuh tahun (Dokpri)

Tema yang dipaparkan Mas Nurul adalah tentang etika di dunia maya atau Netiquet (Netizen Etiquette). Menurut Mas Nurul, salah besar jika seseorang menganggap dunia maya hanya berisi dirinya dan komputer atau smartphone miliknya. Dunia maya juga melibatkan orang lain, bahkan hingga skala dunia. Maka sangat wajar saat di dunia maya – sama halnya di dunia nyata – Attitude is Everything atau senantiasa berperilaku baik dan sopan kepada netizen lainnya.

          Selanjutnya Mas Nurul memberikan poin-poin penting tentang etika di dunia maya antara lain:

  • No Spamming/Overposting : Tidak ‘menyampah’ dengan artikel yang baik konten maupun frekuensinya berlebihan sehingga mengganggu pihak lain,
  • Appreciate Copyright : Menghargai hasil dan hak karya cipta pihak lain dengan mencantumkan sumbernya serta tidak mengklaimnya sebagai milik pribadi karena hal ini menyangkut nama baik seseorang dan kepercayaan masyarakat
  • Share good news : Berbagi berita baik via internet, termasuk pengetahuan dan pengalaman yang berguna untuk orang banyak
  • Respect Privacy : Menjaga rahasia pribadi orang lain dengan cara tidak menyebarkan aib atau kekurangannya di dunia maya, terutama bagi yang sedang adu tegang di dunia nyata
  • Be polite & fact-oriented : Gunakan selalu bahasa yang sopan serta didasari bukti maupun data nyata untuk menghasilkan konten artikel yang berkualitas di dunia maya, dan
  • Think before posting : Selalu berpikir sehat dengan hati nurani yang bersih sebelum menayangkan apapun (tulisan, foto, video) di dunia maya agar tidak menyesal nantinya.

 

 

Kompasiana TV, salah satu program unggulan Kompasiana yang tayang dari Senin hingga Jum'at di Kompas TV dari pukul 20.00 hingga 21.00 (Dokpri)

Mas Nurul tentunya tak lupa untuk mengajak para mahasiswa Perbanas yang hadir agar segera menyandang status Kompasianer dengan bergabung di Kompasiana. Beliau juga mengundang peserta Kompasiana Blogshop di Perbanas untuk menghadiri event Kompasianival tahun ini yang berlangsung pada 12 dan 13 Desember 2015 di Piazza Gandaria City Mall Jakarta.

Blogshop di Perbanas ditutup dengan penampilan comic Rahmed yang sukses mengundang tawa dan mengocok perut semua hadirin dengan materi stand up comedy yang dibawakannya siang itu. Meskipun terlihat santai dan ringan, ada satu kalimat Rahmed yang tepat betul dengan kondisi sosial saat ini di Indonesia yaitu “Orang Indonesia itu seringnya lebih takut dengan ancaman, bukan peraturan.”

Rahmed, comic yang mengisi sesi stand-up comedy mampu menyisipkan pesan sosial yang handal di sela-sela senda-guraunya yang sukses mencairkan suasana (Dokpri)

 

Sepulang dari Perbanas, saya menyimpulkan ancaman dapat berupa banyak hal, baik yang nyata juga maya. Maka pastikan seseorang telah menjaga dirinya dari berbagai bentuk ancaman yang ada dengan berbagai cara, termasuk memahami edukasi tentang proteksi diri sehingga memiliki asuransi sedari dini.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun