Cara MBA ini bisa pula diterapkan saat menerima THR. Selain MBA, formula ‘S3’ menjadi bagian penting saat mengatur penggunaan THR. S3 ini berarti Sharing (Berbagi), Saving (Menabung, termasuk investasi), dan Spending (Menghabiskan).
Bagi yang Muslim, THR idealnya langsung disisihkan (sharing) untuk berbagi dalam bentuk Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS). Menurut ceramah di suatu pengajian yang pernah saya hadiri, “Menyisihkan terlebih dahulu setiap rezeki yang kita terima untuk sedekah (juga zakat dan infaq) serupa seperti makan daging ikan yang sudah bersih. Jadi sudah tenang saat menelannya tanpa khawatir ikut tertelan tulang ikan lagi, apalagi durinya.”
‘S’ berikutnya yaitu Saving atau Menabung. Tapi, ini juga harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi keuangan masing-masing. Jikalau masih ada urusan hutang-piutang yang harus diselesaikan, lunasi dulu hutang tersebut. Dijamin, sang pemberi hutang akan senang luar biasa saat menerima uangnya (akhirnya) dikembalikan, terlebih menuju Lebaran hehehehe…. #FirstThingFirst
‘S’ terakhir merupakan Spending atau Menghabiskan. Pasti inilah yang ditunggu semua orang saat THR sudah di genggaman. Kue dan baju Lebaran, ongkos mudik, THR untuk asisten rumah tangga, angpao untuk handai-taulan beserta rekan dan teman yang datang bersilaturahmi dengan anak kecil saat Lebaran, dan ini masih bisa lebih panjang lagi daftarnya. Intinya, untuk spending: Proporsionalkan antara pendapatan – terutama THR – dengan kebutuhan dan keinginan.
Daripada beli baju baru tiap Lebaran datang, coba bongkar lagi koleksi pakaian di lemari. Mana tahu, ada pakaian yang baru sekali atau jangan-jangan malah belum pernah dipakai? Jika bisa (dan sempat) membuat kue-kue Lebaran, bukankah lebih seru dengan membuatnya sendiri dibanding membelinya?
Kesimpulannya, selamat mengelola THR Anda dengan sebaik-baiknya ya. Ingat saja rumus ini untuk THR:
THR = ‘MBA’ + ‘S3’
THR ↔ MBA (Manajemen by Amplop) = Sharing + Saving + Spending
