Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Air Lestari Dimulai Dari Diri Sendiri

30 April 2015   14:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:31 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_413881" align="aligncenter" width="512" caption="Pohon salam di konservasi air Pancawati Ciherang Jabar milik petani binaan LSM Gemalina bersama Aqua (Dokpri)"][/caption]

Siapa yang tak perlu air? Mahluk hidup bisa bertahan hidup selama kurang lebih 2 minggu tanpa makan.Namun, hanya 3 hari jika tidak memperoleh air sama sekali.Anehnya, isu air belum dianggap sestrategis isu lainnya. Apalagi jika dibandingkan dengan isu BBM di Indonesia.

Wajarlah tanpa berpikir panjang lagi, saya langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti ‘Visit Pabrik Aqua’ yang diadakan Kompasiana, Sabtu 25 April 2015.Keluarga saya sudah meminum Aqua selama hampir 2 dekade.Galon di rumah berasal dari Aqua.Begitu pula dengan Aqua di botol saat kami harus membeli air minum dalam kemasan (AMDK) kala bepergian.Tiap kali ada acara arisan keluarga atau pengajian, kami juga rutin membeli Aqua berukuran gelas.

Nah, saya baru tahu bahwa ternyata Indonesia itu termasuk ke dalam 5 besar negara yang kaya akan air.Informasi itu berasal dari Pak Leonardus Ibnu Said – akrab disapa Pak Leo – saat memaparkan tentang konservasi air di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango kepada para Kompasianer yang turut serta mengunjungi pabrik Aqua.Pak Leo yang sudah purna bakti dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan kini aktif dalam kegiatan konservasi air di Indonesia juga menuturkan bahwa “Jangan sampai kita mewariskan AIR MATA ke anak cucu kita.Tapi, wariskanlah MATA AIR kepada generasi penerus.”

[caption id="attachment_413884" align="aligncenter" width="480" caption="Tutup botol bekas air galon Aqua di Konservasi Air Pancawati Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Dokpri)"]

14303780691719048004
14303780691719048004
[/caption]

Oleh karena itu, patut kiranya masyarakat Indonesia mengapresiasi dan mendukung program kelestarian air yang konsisten dilakukan oleh Aqua sejak awal pendiriannya di tahun 1973.Tirto Utomo, selaku pendiri Aqua, berprinsip bahwa “Bisnis harus memberi manfaat tidak hanya untuk para pelaku bisnis dan konsumennya, tapi juga menguntungkan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.”Konservasi Pancawati yang terletak di Ciherang Bogor adalah bukti nyata kepedulian Aqua terhadap kelestarian air untuk kesejahteraan bersama.

Memang masyarakat bisa berkilah bahwa bisnis Aqua sangat bergantung pada air sehingga mereka harus melestarikan air jika ingin bisnisnya tetap berjalan.Tapi, ternyata Aqua – sebagai salah satu perusahaan nasional yang bergerak di industri AMDK – hanya diberi hak pakai dan bukannya hak memiliki sumber daya air.Menurut Mbak Fa dari Aqua, pemerintah mengeluarkan Surat Izin Pemakaian dan Pengelolaan Air (SIPA) yang harus terus diperbaharui setiap tahunnya oleh pihak pemegangnya, tak terkecuali Aqua.Pemerintah juga dapat mencabut izin tersebut jika ditemui adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang SIPA.

Lalu, bagaimana air yang diperoleh Aqua bisa sampai ke tangan para konsumennya? Prosesnya diawali dengan studi hidrologi selama minimal 2 tahun di daerah aliran sungai (DAS) pada bagian hulu.Selain studi hidrologi, pihak Aqua juga melakukan studi sosial-ekonomi dan budaya terhadap penduduk di sekitar DAS hulu tersebut.Hal ini karena Aqua peduli dengan aspek yang meliputi akses air bersih, sanitasi, dan higienis terhadap masyarakat yang tinggal di tempat pabrik Aqua berada.Program tersebut disebut sebagai sebagai WASH (Water Access, Sanitation, and Hygiene Program).

[caption id="attachment_413885" align="aligncenter" width="640" caption="Mari menjaga air lestari dimulai dari diri sendiri dan sejak detik ini (Dokpri)"]

14303782561366197803
14303782561366197803
[/caption]

Konservasi Pancawati di Ciherang Bogor adalah wujud konkret kepedulian Aqua terhadap kelestarian air.Aqua bersama Yayasan Gemalina membina para petani di daerah terdekat dalam program budidaya tanaman dan pohon yang menggunakan pupuk organik sehingga menjaga unsur hara di tanah tetap seimbang.Pihak Aqua sendiri bersama LSM Gamelina dan petani di Konservasi Pancawati menargetkan bahwa setiap pohon – total hingga saat ini ada 12 ribu pohon - yang mereka tanam di sana nantinya harus terus hidup dan tumbuh berkembang.

Letak konservasi yang terletak di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jawa Barat tersebut juga sangat strategis.Menurut Pak Dadan selaku staf taman nasional, setiap tahun wilayah tersebut menjadi daerah resapan air sebanyak 2 milyar kubik.Jika fungsi resapan air tersebut sampai terganggu, maka daerah Jabodetabek akan terkena krisis air bersih.Tak heran, Pak Leo dan salah seorang Kompasianer penggiat bidang lingkungan, Bu Ngesti Setyo Moerni sangat rajin membuat lubang biopori sebagai resapan air di sekitar rumah dan lingkungan mereka sehingga air hujan bisa tertahan di dalam tanah sebagai air tanah dan tidak terbuang percuma.Memang air lestari itu sejatinya dimulai dari diri sendiri dan sejak detik ini.Salam peduli air lestari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun