[caption id="attachment_406738" align="aligncenter" width="640" caption="Indonesia kaya akan jenis-jenis energi yang belum 100% dioptimalkan pemanfaatannya (Dokpri)"]
Di Indonesia sendiri, ada enam PL (Pembangkit Listrik) utama yang beroperasi yaitu PLTU Suralaya, PLTG Sunyaragi, PLTD Pesanggaran, PLTP Kamojang, PLTA Saguling, dan PLTGU Muara Karang.Pengunjung bisa melihat maket mini dari keenam PLT tersebut lengkap dengan infografis audiovisual dari masing-masingnya.Namun, yang menarik perhatian saya adalah PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) yang ada di Kamojang Garut Jabar.PLTP Kamojang yang beroperasi sejak tahun 1979 tersebut adalah kerjasama pemerintah Indonesia dengan Selandia Baru dan merupakan PLT pertama di Indonesia yang menggunakan tenaga panas bumi serta dapat menghasilkan listrik selama lebih dari 110 tahun.Di akhir paparan informasi, disebutkan bahwa Indonesia harus mempunyai lebih banyak lagi PLTP dengan masih banyaknya sumber potensi panas bumi yang belum dimanfaatkan dengan optimal di Indonesia.
[caption id="attachment_406739" align="aligncenter" width="480" caption="Inilah 6 pembangkit listrik utama yang ada di Indonesia (Dokpri)"]
Di MLEB TMII, saya akhirnya mengetahui penyebab rasio elektrifikasi (jumlah rumah tangga di suatu daerah yang sudah dialiri listrik) di Pulau Jawa, Bali, dan Madura lebih besar dibanding pulau-pulau lainnya di Indonesia.Ini karena fasilitas infrastruktur di ketiga pulau tersebut lebih lengkap sehingga pembangunan PLT lebih memungkinkan operasinya di Pulau Jamali (Jawa-Madura-Bali).Semoga informasi penting ini, semoga para Kompasianer yang tinggal di Jamali dapat lebih mengapresiasi pasokan listrik di daerahnya masing-masing dengan menghemat pemakaian listrik seefisien dan seefektif mungkin.
[caption id="attachment_406740" align="aligncenter" width="640" caption="Mau coba alat pembangkit listrik kuno di MLEB TMII ini? Dijamin seru! (Dokpri)"]
Sesuai dengan kepanjangan nama Bili, maskot MLEB TMII yang berarti ‘Bijak Listrik’, maka di lantai 3, pengunjung dapat menyaksikan display alat-alat listrik di rumah tangga yang hemat energi, seperti jenis-jenis lampu antara lain neon, pijar, dan lainnya.Di sana disebutkan, lampu TL dengan diameter kecil lebih hemat energi listrik daripada yang berdiameter besar.Uniknya lagi, penerangan di lantai 3 tempat peraga alat-alat listrik di rumah tangga menggunakan sensor listrik otomatis.Jadi lampu listrik baru akan menyala jika ada pengunjung yang menginjak papan yang berada di tengah ruang peraga.Selama pengunjung masih di dalamnya, lampu akan tetap menyala.Saat pengunjung sudah meninggalkan ruang peraga alat-alat listrik di rumah tangga pada MLEB TMII, maka otomatis lampu listrik akan padam.Saya sampai mencobanya lebih dari sekali sekalian berpikir untuk memiliki fasilitas listrik serupa di rumah.
[caption id="attachment_406741" align="aligncenter" width="640" caption="Silakan nyalakan koleksi lampu di MLEB TMII ini untuk mengetahui jenis lampu terhemat listrik (Dokpri)"]
Selama di lantai 3 MLEB TMII, saya ‘hanya’ ditemani oleh Pak Mardi yang tekun mengepel lantai karena sejak di lantai 1 hingga 3, hanya saya pengunjung MLEB TMII.Saya kemudian berpikir, dengan banyaknya alat peraga yang menarik tentang listrik dan energi di MLEB TMII, kenapa museum yang memiliki motto wisata rekreatif, edukatif, dan inovatif ini sepi pengunjung, terutama di hari Minggu?
[caption id="attachment_406743" align="aligncenter" width="640" caption="Lantai 3 MLEB TMII berisi koleksi miniatur pembangkit listrik yang ada di Indonesia (Dokpri)"]
Akhirnya, sebelum meninggalkan MLEB TMII, saya menyempatkan diri berbincang-bincang sebentar dengan Pak Mardi.Ternyata sehari sebelumnya, Sabtu 14 Maret 2015, MLEB TMII dikunjungi oleh ratusan murid sekolah.“Wah, kalau Mbak ke sini kemarin, penuh sekali,” katanya.Saya langsung bersyukur karena datang saat MLEB TMII sepi sehingga bisa leluasa di dalamnya.“Jadi, hari ini Pak Mardi bersih-bersih total ya?” tanya saya lagi.“Kalau bersih-bersih, setiap hari MLEB selalu dibersihkan, Mbak.”Katanya lagi, “Saya sering ketemu kepala museum waktu beliau datang pagi-pagi sekali.”
[caption id="attachment_406744" align="aligncenter" width="640" caption="Baca, cermati, dan lakukan cara menggunakan listrik yang benar dan hemat dari MLEB TMII (Dokpri)"]
Menurut penuturan Pak Mardi, kepala museum MLEB TMII datang paling awal dan pulang paling akhir.“Makanya petugas di sini (MLEB TMII) kompak dan solid, Mbak.Sebelum museum dibuka untuk pengunjung, selalu ada kumpul dan pengarahan dulu dari pimpinan.”Apresiasi pemimpin terhadap semua anak buahnya membuat suasana kerja dan kinerja suatu tim akan semakin meningkat.
[caption id="attachment_406745" align="aligncenter" width="480" caption="Kenalkan si Bili alias "]
Sebelum bekerja di MLEB TMII, sebelumnya Pak Mardi bekerja di Museum Minyak dan Gas Bumi yang bertetangga dengan MLEB TMII.Saat saya tanya, perbedaan yang dirasakan dari bekerja di museum sebelumnya dan yang sekarang, Pak Mardi menjawab, “Di MLEB ini gaji dan tunjangannya bagus, Mbak.Kalau enggak salah, kedua terbaik setelah Museum IPTEK.Dulu di Museum Minyak juga begitu waktu masih dipegang Pertamina.Tapi kenapa (kesejahteraan pegawai) jadi menurun setelah diurus SKK Migas ya? Saya kasihan dengan nasib teman-teman lama saya di sana.”
[caption id="attachment_406746" align="aligncenter" width="640" caption="Pencahayaan di lantai 3 MLEB TMII menggunakan sensor listrik otomatis agar hemat energi (Dokpri)"]
Sepulang dari MLEB TMII, bukan hanya ilmu tentang listrik dan energi saja yang saya peroleh.Tapi juga tentang pentingnya budaya apresiasi yang harus terus-menerus dihidupkan di segala bidang pembangunan di Indonesia.Budaya apresiasi inilah yang akan membuat Indonesia - termasuk TMII sebagai miniatur Indonesia - menjadi bangsa yang maju, besar, dan berjaya ke depannya.
[caption id="attachment_406748" align="aligncenter" width="640" caption="Pak Mardi, staf cleaning service MLEB TMII yang sigap, berpose bersama si Bili (Dokpri)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H