[caption id="attachment_379584" align="aligncenter" width="336" caption="Jenis-jenis batik berdasarkan cara membatik"]
![14174024292005170437](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14174024292005170437.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
3. Batik Cap Tulis
Batik jenis ini merupakan kombinasi dari batik tulis dan cap.Proses membatik diawali dengan cap dan disempurnakan dengan canting.
[caption id="attachment_379588" align="aligncenter" width="448" caption="Para Kompasianer berbatik ria (Kiri - kanan: Mbak Riana Dewi, Mbak Grace, Mas Nurul sang admin, Mbak Pungky, Pak Hendi, dan Pak Aljohan)"]
![1417402857356077323](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1417402857356077323.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Para pesertaworkshopmembatik di Sekar Kedhaton hanya bisa tersenyum-simpul – termasuk saya sendiri – setelah mengetahui bahwa batik yang dicetak massal (printingbatik) tidak termasuk kategori batik.Jelas tidak bisa disebut batik karena proses pembuatannya tidak menggunakan malam/lilin dan canting.Harga batik print pun murah-meriah karena dicetak dalan skala besar dengan mesin.Mbak Grace, Kompasianer lainnya dari Yogya, langsung berkomentar kepada saya: “Lha, pantesan aja! Harganya ada yang cuma Rp 25.000.”Meminjam istilah Mbak Ria dari JNE: “Ada harga, ada barang.”
[caption id="attachment_379586" align="aligncenter" width="448" caption="Peralatan membatik: kain, malam/lilin, canting, dan kompor"]
![141740267150885133](https://assets.kompasiana.com/statics/files/141740267150885133.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
[caption id="attachment_379589" align="aligncenter" width="448" caption="Para peserta workshop membatik di Sekar Kedhaton Yogya, Sabtu 29 November 2014"]
![1417403209317158253](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1417403209317158253.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
William lalu berbagi tips lainnya tentang cara membedakan jenis batik. Jika ingin mengetahui jenis batik, baliklah bagian dalam batik. Jika warna dan pola di dalamnya sama tebal dan jelasnya seperti warna dan pola di luar, maka bisa dipastikan itu adalah batik tulis. Jika warna dan pola di bagian dalam kain masih terlihat seperti di luar, namun tak sejelas batik tulis, maka biasanya batik tersebut termasuk batik cap. Kalau yang jelas di luar akan tetapi sama sekali tidak ada bekasnya di bagian dalam kain – persis seperti hasil print di selembar kertas putih – maka itulah yang disebut kain yang dicetak dengan motif batik namun bukan batik. Wah, saya harus menabung kalau ingin memiliki kain batik yang asli!
Informasi menarik dan unik lainnya tentang membatik dari William adalah tentang pengakuan badan UNESCO-PBB tentang batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk BudayaLisan dan Non-Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009. Lho, kok bisa batik diakui sebagai karya non-bendawi? Bukankah wujudnya ada dan tampak nyata dalam bentuk kain maupun pola dan warna, begitu pikir saya awalnya.
Ternyata batik lebih dari sekedar kain, pola, maupun warna. Batik mengandung cerita-cerita, nilai-nilai filosofi dan humanis, serta kearifan budaya lokal (local wisdom) sebagai warisan budaya yang harus selalu diteruskan untuk generasi penerus. Setiap pola batik memiliki maknanya masing-masing sehingga harus disesuaikan dengan situasi dan kondisinya saat akan memakai batik bermotif tertentu agar tidak ‘saltum’ alias salah kostum. Contohnya kain batik yang khusus untuk upacara pernikahan sebaiknya tidak dipakai sebagai busana sehari-hari.
William lalu melanjutkan dengan menjelaskan tiga motif batik terbanyak di Indonesia beserta nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalamnya. Berikut penjelasannya:
- Batik Parang
Motif batik yang berasal dari Yogya ini dahulu hanya terbatas untuk kalangan raja dan keluarga keraton. Batik parang ini bermakna ‘pantang menyerah, tegar, dan berjiwa satria’.
[caption id="attachment_379591" align="aligncenter" width="448" caption="Filosofi dari motif batik parang"]
![14174034551530897401](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14174034551530897401.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
- Batik Megamendung
Sekalipun masih berupa batik print, saya senang karena ternyata sudah memiliki motif batik yang berasal dari Cirebon ini.Motifnya yang berbentuk awan ini menggambarkan dunia luas dan bebas serta bermakna transedental (Ketuhanan).
[caption id="attachment_379597" align="aligncenter" width="448" caption="Batik motif Megamendung milik penulis"]
![1417403683464862487](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1417403683464862487.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
- Batik Kawung
Motifbatik ini sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram serta banyak dijumpai di Solo dan Yogya.Kawung sendiri bisa menggambarkan buah kawung (sejenis kelapa atau bisa juga buah kolang-kaling) atau bunga lotus yang disusun rapi secara geometris.Namun, keduanya sama-sama bermakna baik.Kawung melambangkan kesederhanaan, keadilan, dan kesejahteraan. Sedangkan bunga lotus adalah simbol panjang umur dan kesucian.
[caption id="attachment_379605" align="aligncenter" width="448" caption="Batik motif buah kawung atau bunga lotus"]
![14174039001859424991](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14174039001859424991.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)
Proses pembuatan batik terdiri atas 5 (lima) tahapan yaitu:
1. Membuat pola di atas kain – biasanya menggunakan pensil
2. Membatik kerangka – menggoreskan lilin/malam dari canting di atas kain berpola
3. Ngisen-iseni – mengisi kerangka
4. Nerusi – mempertebal dan memperjelas tembusan batikan pertama dari proses membatik kerangka di tahapan kedua
5. Nembok – menyempurnakan proses nerusi dengan warna
Kegiatan puncak membatik di Sekar Kedhaton tentu saja adalah membatik. Pak Johari didaulat sebagai peserta perdana membatik oleh panitia. Selain piawai memimpin perusahaan kurir sebesar JNE, Pak Johari juga ternyata piawai membatik. Beliau cukup sabar, gigih, dan telaten membatik kerangka di atas kain hingga tuntas, rapi, dan tidak ada tumpahan cairan lilin yang menetes di luar garis pola. Wajarlah jika batik goresan beliau menjadi pemenang dari kaum pria.
[caption id="attachment_379614" align="aligncenter" width="336" caption="Pak Johari mengawali lomba membatik"]
![14174041951526370234](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14174041951526370234.jpg?t=o&v=700?t=o&v=555)