[caption id="attachment_380377" align="aligncenter" width="448" caption="Kompasianer berpose sejenak setibanya di Yogya: Pak Aljohan, Mas Agung, Penulis, Teh Lilis (Okti Li), dan Pak Hendi. Yogya, here we come!"]
Namun, kami tak langsung menuju Hotel Eastparc.Para Satria JNE menunggu dulu semua anggota tim yang masih mengurus bagasinya.Kesempatan menunggu itu saya gunakan untuk berbincang-bincang dengan Mas Agung Han.Lagi-lagi, saya mendapat ilmu berharga tentang tulis-menulis dari Kompasianer.
Mas Agung yang berasal dari Tangerang Selatan (Tangsel) bercerita bahwa para Kompasianer yang berasal dari Tangsel kompak untuk menuliskan artikel tentang Tangsel di hari ultah Tangsel.Para Kompasianer dari Tangsel tersebut lalu menghubungi admin Kompasiana untuk menayangkan berita tentang Tangsel secara bersamaan di hari jadi Tangsel di Kompasiana.Ide yang sangat kreatif!
Mas Agung lalu menyarankan saya dan rekan-rekan Kompasianer dari Bogor untuk melakukan hal yang sama di hari ultah Bogor.Wah, berarti ide itu baru bisa kesampaian pada tanggal 3 Juni 2015 atau setengah tahun lagi.Tapi, saya sudah berencana untuk menyampaikan ide brilian dari Mas Agung itu kepada para Kompasianer di Bogor. Terima kasih Mas Agung untuk ide cemerlangnya.
[caption id="attachment_380363" align="aligncenter" width="336" caption="Mas Agung Han, Kompasianer yang kreatif dan produktif menulis dari Tangerang Selatan"]
Saat menaiki bus menuju Hotel Eastparc Yogya dari bandara, pemandu wisata dari Werkudara Tour & Travel, Mas Yudi, yang luar biasa ramah dan humoris tersebut meminta kami untuk bersabar sedikit lagi sebelum menikmati sarapan di hotel.Nah, paham kan mengapa wajah Teteh Lilis langsung sumringah saat menikmati sarapan pagi pertamanya di Yogya.Selamat makan!
[caption id="attachment_380366" align="aligncenter" width="336" caption="Mas Yudi dari Werkudara Tour, pemandu wisata ke Gua Pindul dan Sungai Oya "]
[caption id="attachment_380364" align="aligncenter" width="336" caption="Kompasianer Okti Li yang sangat antusias dengan sarapan pagi pertama di Yogya, bon appetit!"]
Selesai sarapan, kami berganti kostum dengan kaos yang diberikan dari JNE untuk tur Gua Pindul dan Sungai Oya.Ada kejadian lucu saat yang saya dengar saat sedang bercermin di kamar mandi wanita setelah selesai berganti kaos JNE.Mas Deri dari Kompas.com yang ada di kamar mandi pria mendapat ‘kunjungan istimewa’ dari Mbak Ria, Dewi, dan Ririn dari JNE yang mengetuk pintu kamar mandinya sambil setengah berseru, “Mas Deri, ini kaosnya tolong segera dipakai ya.”
Saat Mas Deri keluar sudah dengan memakai kaos JNE, saya hanya bisa tersenyum geli. Ternyata JNE tidak hanya prima menjangkau antar propinsi dan negara, tapi juga antar ruangan, mantap!
Nah, yang lebih menggelikan lagi adalah Mas Nurul, admin Kompasiana yang datang belakangan dengan Lion Air dari Jakarta.Saat disodorkan kaos JNE oleh Mas Rian, untuk menghemat waktu, Mas Nurul langsung menggantinya di ruang tunggu di lobi hotel! Di depan kami semuanya yang spontan terbelalak, wow! Tapi, jangan harap ada foto six pack-nya Mas Nurul ya di artikel ini #SensorMedia
JNE juga membagikan voucher dari Sodexo untuk tim media dan Kompasianer yang dapat digunakan di berbagai merchant.Saya berencana memakainya untuk menonton film.Namun menurut Mas Deri, “Sayang! Lebih baik untuk beli buku atau makan aja.”Mas Deri juga menyarankan Kompasianer untuk segera memiliki kartu Kompasiana (Kompasiana Community Card). Siap, Pak!
[caption id="attachment_380378" align="aligncenter" width="448" caption="Mbak Ria dari JNE memberi briefing tim media dan blogger sebelum berangkat ke Gua Pindul dan Sungai Oya"]
Sebelum berangkat ke lokasi wisata, Mbak Ria memberikan briefing singkat.Saat tim media duduk rapi dan manis di atas deretan kursi empuk lobby hotel, mau tahu di mana para Kompasianer duduk dan berkumpul bersama? Kami malah duduk lesehan di atas karpet! Hidup lesehan!
[caption id="attachment_380367" align="aligncenter" width="511" caption="Kompasianer Mbak Riana, Okti Li, Mas Agung, dan penulis asyik duduk lesehan saat briefing (Dokumentasi Mbak Riana)"]
Perjalanan selanjutnya ke Gua Pindul dan Sungai Oya menempuh waktu sekitar 90 menit.Keduanya termasuk ke dalam Desa Wisata Bejiharjo yang biasa disingkat dengan ‘Dewa Bejo’.Bejo berasal dari bahasa Jawa yang artinya ‘beruntung.’Semoga obyek wisata di Yogya yang populer sejak 2011 lalu tersebut akan terus menguntungkan bagi para wisatawan maupun penduduk sekitarnya.Informasi lengkap mengenai Dewa Bejo dapat diakses di http://desawisatabejiharjo.net/
Sayangnya, baterai kamera digital saya habis saat tiba di lokasi wisata dan saya lupa membawa charger, haduh! Syukurlah, Teteh Lilis dan Mbak Riana bersedia berbagi dokumentasi.Suami Mbak Riana, Mas Eko dari Tempo termasuk tim media yang berangkat bersama Kompasianer dan Satria JNE.
[caption id="attachment_380368" align="aligncenter" width="448" caption="Penulis bersama Mbak Riana dan Okti Li berpose bersama setibanya di Gua Pindul (Dokumentasi Mas Eko - suami Mbak Riana)"]
Awalnya saya deg-degan juga dengan wisata air.Mas Nurul bahkan sempat bertanya, “Kok pucat gitu mukanya? Kenapa?” Saya hanya bisa berenang dengan ‘gaya batu’! Saya juga kurang nyaman dengan tempat gelap dan minim cahaya matahari seperti di zona gelap abadi Gua Pindul.Ada tiga zona di dalam Gua Pindul berdasarkan jumlah cahaya matahari yang dapat menembus gua yaitu, remang-remang, gelap abadi, dan terang. Sambil terus berdzikir dalam hati untuk menenangkan diri, saya lantas mengingat kutipan bijak Nelson Mandela, “It always seems impossible until it’s done”.
[caption id="attachment_380369" align="aligncenter" width="448" caption="Mari berpegangan tangan selama di Gua Pindul! (Dokumentasi Mas Eko)"]
Ternyata, saya menikmati wisata air di Gua Pindul maupun di Sungai Oya.Kebersamaan dengan Kompasianer semakin terasa saat memasuki Gua Pindul.Saya, Teteh Lilis, dan Mbak Riana saling berpegangan tangan sepanjang mengapung dengan ban karet di sungai.
[caption id="attachment_380370" align="aligncenter" width="448" caption="Rombongan saat mulai memasuki zona gelap abadi di dalam Gua Pindul yang menjadi tempat tinggal kelelawar, burung sriti, dan walet (Dokumentasi Kompasianer Okti Li)"]
Kami ‘disambut’ meriah oleh kawanan burung sriti, walet, dan kelelawar yang ada di zona gelap abadi.Jujur saya tak ingin berlama-lama di dalam zona gelap abadi.Wajah saya langsung cerah ceria saat kami mencapai zona terang.Penasaran dengan keefektifan jaket pelampung, saya segera turun dari ban saat hampir mendekati daratan.Hasilnya? Saya hampir tenggelam! Alhamdulillah ada Mbak Riana yang memegangi kedua tangan saya hingga pemandu mengambil alih. Terima kasih Mbak Riana.
[caption id="attachment_380374" align="aligncenter" width="448" caption="Belajar berenang di Gua Pindul (meskipun hampir saja tenggelam) ternyata menyenangkan lho! (Dokumentasi Kompasianer Okti Li)"]
Teteh Lilis pun sempat panik dan terkejut ketika mengetahui saya sudah masuk air.Dipikirnya saya tak sengaja terjatuh dari ban. Padahal? Memang saya sendiri yang sukarela turun dari ban! Bukannya trauma dan menyesal, saya sudah bertekad untuk belajar berenang setibanya di Jakarta. Life is an adventure!