Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ketika Penulis Bercerita tentang Indonesia

14 Desember 2014   13:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:20 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_382451" align="aligncenter" width="300" caption="Pengisi acara Book Talk 2 (Dokpri)"][/caption]

Bagi Kompasianer yang berasal dari Jakarta, pernahkah Anda mengunjungi Monas? Bahkan hingga masuk dan naik ke atas hingga bisa menikmati pemandangan Jakarta dari puncak Monas? Saat ditanya host acara, Harun Harahap, penulis buku bergenre komedi Ngubek-ngubek Jakarta, Cai, jujur mengakui, "Wah, ketahuan deh.  Belum ke sana tuh."  Tapi, ternyata Jakarta bukan hanya tentang Monas lho.

Indonesia adalah Cerita menjadi tema program Book Talk 2 yang digelar selama acara Kumpul Penulis dan Pembaca 2014 atau biasa disingkat dengan KKP dari Penerbit Gagas Media.  KKP 2014 ini adalah yang kedua setelah sebelumnya diadakan tahun 2013.

Kemarin, Sabtu 13 Desember 2014, mulai pukul 13.30 hingga 15.00, penulis menghadiri 'Book Talk 2' di Kembang Kencur, Promenade, Pejaten Barat, Jakarta Selatan.  Reportase ini merangkum tentang aspek-aspek yang harus diperhatikan dengan baik oleh seorang penulis cerita yang ingin menjadikan Indonesia sebagai latar belakang ceritanya.  Catatan penting, diskusi Book Talk 1 hingga 6 di KKP 2014 semuanya gratis dan terbuka untuk umum.

[caption id="attachment_382452" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana acara Book Talk 2 (Dokpri)"]

14185126022010974769
14185126022010974769
[/caption]

Selain Cai, Book Talk 2 juga menghadirkan Herdiani Hakim (Herdi), seorang awak media, yang kini sedang merampungkan novelnya yang berlatar belakang sejarah kehidupan Kartini, 'Kota Lama dan Sepotong Cerita Cinta'.  Turut hadir pula Widyawati Oktavia (Iwied) sebagai Redaktur Pelaksana Desk Fiksi Gagas Media yang juga penulis novel 'Penjual Kenangan'.

Di awal acara, Iwied memperkenalkan dahulu 4 (empat) penerbit yang tergabung dalam grup Gagas Media yaitu Gagas Media untuk fiksi dewasa muda, Bukune untuk fiksi remaja, Panda Media untuk non fiksi, dan Enter Media untuk penulis yang berasal dari public figure.  Iwied lalu menambahkan, novel fiksi berlatar belakang Indonesia dari Gagas Media dimaksudkan untuk mendekatkan pembaca muda dengan Indonesia beserta isinya.

Risetmenjadi kata kunci dari Cai, Herdi, dan Iwied saat ketiganya akan menulis cerita berlatar belakang Indonesia.  Namun, bukan berarti riset tersebut harus yang rumit dan memakan waktu apalagi hingga biaya.  Pengamatan terhadap hal-hal sekecil apapun yang terjadi di kehidupan sehari-hari dapat menjadi bahan riset penulisan cerita berlatar belakang Indonesia dan itulah yang dilakukan oleh Cai.

Cai mengungkapkan bahwa Jakarta sangat kaya dengan wisata kuliner, terutama street food.  Herdi yang pergi hingga ke Jepara dan Rembang Jawa Tengah sebagai tempat tinggal Kartini juga menuturkan hal yang sama.  Sebelum mengunjungi Museum Kartini di Jepara maupun Rembang, mencicipi wisata kuliner di kedua kota tersebut menjadi agenda pertama Herdi.

Teliti terhadap detil lokasi cerita di Indonesia adalahpoin selanjutnya yang harus diperhatikan bagi penulis cerita yang berlatar belakang tentang Indonesia.  Iwied dan Herdi mengingatkan, jangan sampai setting Indonesia hanya menjadi 'tempelan' karena tokoh cerita tidak memiliki keterikatan emosi terhadap tempat yang diceritakannya.  Selain itu, jika latar Indonesia digarap seadanya, maka apa bedanya jika latar cerita dipindahkan ke negara selain Indonesia?

[caption id="attachment_382453" align="aligncenter" width="300" caption="Ngubek-ngubek Jakarta karya Cai dan Penjual Kenangan dari Iwied (Dokpri)"]

1418512718204553628
1418512718204553628
[/caption]

Oleh karena itu, Cai memilih tema Jakarta karena dirinya berasal dari Tanjung Priuk Jakarta Utara serta lahir dan besar di sana. Selain wisata kuliner, Cai juga mengatakan bahwa Jakarta kaya akan museum yang tersebar di 6 (enam) wilayah DKI Jakarta yaitu Jakarta Selatan, Barat, Pusat, Timur, Utara, dan Kepulauan Seribu.  Museum Prasasti di Tanah Abang Jakarta Pusat menjadi museum favorit Cai di Jakarta.

Herdi sendiri hingga mengunjungi rumah kelahiran Kartini di Jepara yang kini menjadi rumah dinas Bupati Jepara dan rumah Kartini setelah menikah di Rembang.  Menurut Herdi, di Rembang, dirinya bahkan sampai bisa menemukan lukisan hasil karya tangan Kartini.  Selain lukisan, Kartini juga ternyata jago membatik.  "Kartini adalah seorang wanita yang multi bakat, mulai dari menulis, melukis, hingga membatik," begitu ujar Herdi kagum.

Optimalisasi kemampuan seluruh panca indera akan semakin melengkapi aspek riset dan detil bagi penulis yang akan bercerita tentang Indonesia.  Cai berbagi cerita tentang dirinya yang hingga memperhatikan betul perilaku orang-orang di Jakarta, terutama saat di jalan raya.  "Kalau mau naik-turun bus dan angkot di Jakarta kan harus tahu seninya tersendiri," kata Cai.  Herdi menyatakan, sekalipun sama-sama angin, dia sendiri sudah merasakan hembusan angin di Jakarta  dengan di Jepara maupun Rembang ternyata sangat berbeda.  "Di sana lebih terasa aroma lautnya," tutur Herdi.

Iwied menambahkan sebelum diskusi ditutup, pihak penerbit - dalam hal ini editor - biasanya akan mengedit dan memfilter cerita berlatar Indonesia terlebih dahulu sebelum diterbitkan untuk menghindari konflik jika ada isi tulisan yang rentan menyinggung SARA.  Penerbit dan editor juga rutin memberi ultimatum alias deadline bagi penulis sehingga tulisan segera dapat diterbitkan tanpa harus terlalu bergantung pada mood penulis.  Baik Cai maupun Herdi sama-sama tersenyum simpul dan malu-malu saat mendengar kata 'deadline' dari Iwied.  No more deadliners!

[caption id="attachment_382454" align="aligncenter" width="300" caption="Ki-Ka: Cai, Herdiani Hakim, Widyawati Octavia, staf Gagas Media, dan host Harun Harahap (Dokpri)"]

1418512805723235534
1418512805723235534
[/caption]

Nah, jika hari Minggu ini, 14 Desember 2014, Kompasianer masih belum memiliki agenda ke mana pun, sempatkan diri Anda mengunjungi KKP 2014.  Raditya Dika akan mengawali acara KKP 2014 di hari ini pada pukul 8 pagi dalam sesi Breakfast with Author.  KKP 2014 akan ditutup sore ini pada pukul 15 hingga 17 dengan 'Sunday Meeting: How I Promote Myself' bagi para penulis yang penasaran tentang cara promosi karya tulisnya.  Tunggu apalagi? Selamat berkunjung ke KKP 2014!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun