Al-Qur'an mengandung banyak ayat yang menggambarkan keajaiban alam semesta, termasuk
penciptaan gunung sebagai bagian dari mekanisme penstabilan bumi. Salah satunya surat yang
terkait dengan ini adalah dalam surat An Naba ayat 6-7 yang menjelaskan bahwa gunung
memiliki peran penting sebagai "pasak" yang menjaga keseimbangan bumi. Sehingga dapat
menunjukkan hubungan antara ajaran spiritual dan fenomena ilmiah yang baru dipahami secara
modern.
Berikut surat An Naba ayat 6-7 :
)( )(
" Bukankah kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan. Dan gunung-gunung sebagai
pasak? " ( Q.S An-Naba:6-7 )
Menurut Tafsir Tajlili ayat 6 menjelaskan bahwa Allah itu telah menjadikan bumi sebagai
hamparan yang mudah didiami oleh manusia dan hewan ternak yang berguna bagi manusia.
Misalnya diibaratkan seperti bumi ini bundar seperti bola, tetapi karena begitu besarnya maka
permukaannya tampak datar seperti hamparan. Sedangkan dalam ayat 7 menjelaskan bahwa
Allah menjadikan gunung-gunung sebagai pasak untuk mengokohkan bumi, sehingga tidak
tergoyang karena guncangan-guncangan yang ada dibawahnya. Sedangkan menurut tafsir Ibnu
Katsir dalam ayat 6 maksudnya, bahwa telah dihamparkannya dan dijadikannya layak untuk
dihuni oleh makhluknya, dengan tetap, tenang, dan kokoh. Dan ayat 7 bahwa dia menjadikan
bumi sebagai pasak untuk menstabilkan dan memantapkan sehingga bumi menjadi tenang dan
tidak mengguncangkan orang-orang dan makhluk yang ada diatasnya. (Ibnu Katsir,2015)
Dalam konsep gunung sebagai pasak ini ternyata sesuai dengan penemuan dalam ilmu geologi
modern. Kesesuaiannya bahwa gunung tidak hanya berdiri dipermukaan bumi saja, tetapi juga
memiliki akar yang mendalam, yang mana fenomena ini disebut dengan istilah isostasi , dimana
gunung itu memiliki struktur yang dalam dibawah permukaan bumi yang berfungsi untuk
menyeimbangkan kerak bumi. Dalam ilmu geologi ini, gunung juga membantu menstabilkan
lempeng-lempeng tektonik dalam bumi. Sehingga lempeng-lempeng tersebut akan selalu
bergerak dan jika tidak ada gunung sebagai penyeimbang, pergerakan ini akan menyebabkan ketidakstabilan bumi yang lebih besar, dan berakibat meningkatkan risiko terjadinya gempa
bumi dan aktivitas geologis lainnya. Gunung dengan akarnya yang dalam juga bertindak
sebagai jangkar yang membantu menstabilkan kerak bumi.(Mahmud,2022)
Menurut saya Al-Qur'an dan sains dapat saling melengkapi dalam memahami fenomena
gunung sebagai "pasak bumi" dengan cara menghubungkan penjelasan secara spiritual dan
ilmiah. Dalam Al-Qur'an, gunung disebutkan sebagai "pasak bumi" yang memberikan
stabilitas dan keseimbangan bagi bumi. Secara simbolis, gunung sebagai "pasak"
menggambarkan peranannya dalam menjaga kestabilan bumi. Gunung-gunung berfungsi untuk
mencegah pergeseran lapisan bumi yang berlebihan dan membantu menstabilkan kerak bumi.
Sedangkan dari sudut pandang ilmiah, gunung-gunung terbentuk melalui proses tektonik yang
melibatkan pergerakan lempeng bumi. Proses ini mencakup tumbukan antara lempenglempeng kerak bumi yang menyebabkan pembentukan pegunungan. Gunung juga berfungsi
sebagai penstabil struktur kerak bumi, di mana mereka juga dapat meredam pergeseran yang
terjadi di dalam kerak bumi dan mengurangi dampak dari gempa bumi. Dalam konteks ini, AlQur'an memberikan pemahaman metaforis dan spiritual tentang gunung, sementara sains
menjelaskan peran fisiknya dalam stabilitas bumi. Keduanya akan saling melengkapi karena
Al-Qur'an memberi pemahaman yang lebih dalam tentang fungsi dan makna gunung dalam
menciptakan keseimbangan alam, sementara sains menjelaskan fenomena geologis yang
mendasarinya. Keterkaitan ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an dan sains ini dapat bersamasama memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang alam semesta.(Tafsir Ilmi,2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H