Mohon tunggu...
Nuni Saraswati
Nuni Saraswati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah UPI Bandung. Angkatan 2022

Saya hanyalah seorang awam yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Peradaban Islam: Teori Masuknya Islam ke Nusantara

26 November 2023   10:30 Diperbarui: 27 November 2023   21:12 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Thomas W. Arnold juga tidak mengesampingkan teori Persia, yang mana, pedagang Persia beraliran syiah pertama kali mendarat di Sumatra. Teori ini juga didasarkan pada teori mazhab. Ditemukan adanya peninggalan mazhab keagamaan di Sumatera dan Jawa yang bercorak Syiah. Juga disebutkan adanya dua orang ulama fiqih yang dekat dengan Sultan yang memiliki keturunan Persia. Seorang berasal dari Shiraz dan seorang lagi berasal dari Isfahan. Selain itu, adanya perayaan 10 Muharam di Bengkulu dan Sumatera Barat yang dikenal sebagai Tradisi Tabot atau Tabuik, untuk mengenang cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali, ini juga dikenal di Persia. Ada penyerapan dan penambahan kosa kata bahasa Persia ke dalam bahasa Melayu. Bukti lain adalah adanya persamaan nisan pada makam Malik al-Shalih dan makam Maulana Malik Ibrahim, yang memiliki kemiripan dengan nisan yang ada di Persia. Namun,kelemahan dari teori ini adalah Persia bukanlah pusat penyebaran Islam dan transaksi pedagang dari Persia masih kalah dengan pedagang dari Arab, Cina, dan India. 

  1. Teori Mesir. 

Teori yang dikemukakan oleh Kaijzer ini juga mendasarkan pada teori mazhab, dengan mengatakan bahwa ada persamaan mazhab yang dianut oleh penduduk Mesir dan Nusantara, yaitu bermazhab Syafi'i. Teori Arab-Mesir ini juga dikuatkan oleh Niemann dan de Hollander. Tetapi keduanya memberikan revisi, bahwa bukan Mesir sebagai sumber Islam Nusantara, melainkan Hadramaut. Dalam seminar yang diselenggarakan pada 1969 dan 1978 tentang kedatangan Islam ke Indonesia disimpulkan bahwa Islam ke Indonesia langsung dari Arab, tidak dari India; bukan pada abad ke-12 atau ke-13, melainkan pada abad pertama hijriah atau abad ke-7 Masehi. 

Mengenai siapakah yang menyebarkan Islam ke wilayah Nusantara, Azyumardi Azra mempertimbangkan tiga teori. Pertama, teori da'i yang menjelaskan bahwa penyebar Islam adalah para guru dan penyebar profesional yang secara khusus memiliki misi untuk menyebarkan ajaran Islam, yang di dasarkan pada Riwayat historiografi Islam klasik. Misalnya Hikayat Raja-raja Pasai (ditulis setelah 1350), Sejarah Melayu (ditulis setelah 1500) dan Hikayat Merong Mahawangsa (ditulis setelah 1630). Kedua, teori pedagang yang menjelaskan bahwa ajaran islam diperkenalkan sambil melakukan usaha perdagangan. Tahap lanjutan terjadi ketika para pedagang tersebut melakukan perkawinan dengan masyarakat setempat. Ketiga, teori sufi. A.H Jhons menjelaskan bahwa para sufi berhasil mengislamkan penduduk setempat setidaknya pada abad ke 13 masehi. Keberhasilan tersebut didukung dengan pengemasan syiar yang menarik dan dipadukan dengan unsur budaya lokal.

Pada akhirnya, memang cukup sulit untuk menetapkan paradigma tunggal tentang bagaimana proses Islamisasi di Nusantara. Para ahli sejarah tentang Islam di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia sepakat bahwa tidak perlu merekonstruksi teori yang baku sebagai paradigma tunggal dalam proses Islamisasi di Nusantara. Sebab, berdasarkan uraian diatas, beberapa asumsi dan bukti-bukti relatif lemah, namun disisi lain, realitas historis yang enyangkut berbagai fenomena terkait budaya, struktur sosial, dan sebagainya relatif beragam. Sehingga, keberagaman tersebut membuka membuka perspektif teoritis dalam memahami corak dan karakteristik penyebaran Islam di Indonesia. 

Rujukan:

Arnold, T. W. (1950). The Preaching of Islam. London

Arnold, T. W. (1981). Sejarah Da'wah Islam. widjaya. Jakarta

Azra, A. (1999). Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan. Rosda karya. Bandung

Hasyim, A. (1989). Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia,. Al-Ma'arif. Bandung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun