Ujian Nasional pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005 dengan tujuan untuk menentukan kelulusan siswa serta memetakan mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Namun, pada tahun 2020, UN dihapuskan sebagai respons terhadap pandemi COVID-19 dan digantikan dengan sistem penilaian alternatif yang lebih fleksibel. Keputusan ini tidak lepas dari kritik terhadap UN yang dianggap menimbulkan tekanan berlebihan pada siswa dan tidak mencerminkan kemampuan mereka secara menyeluruh.
Ujian Nasional (UN) di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, berakar sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini. Perjalanan UN mencerminkan dinamika pendidikan nasional dan respons terhadap tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan. Dalam latar belakang ini, kita akan menelusuri perjalanan UN dari awal hingga saat ini, serta dampaknya terhadap pendidikan di Indonesia.
1. Sejarah Awal Ujian Nasional
Ujian akhir yang bersifat nasional pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950 dengan nama Ujian Penghabisan. Pada masa itu, ujian ini diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Soal-soal yang digunakan berbentuk esai dan hasil ujian diperiksa di pusat rayon12. Ujian ini bertujuan untuk menilai kemampuan siswa secara menyeluruh setelah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu.
2. Perubahan Nama dan Format
Dari tahun 1965 hingga 1971, Ujian Penghabisan berganti nama menjadi Ujian Negara. Tujuan dari ujian ini adalah untuk menentukan kelulusan siswa dan kelayakan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pada masa ini, seluruh mata pelajaran diujikan, dan soal-soal disiapkan oleh pemerintah pusat14. Ujian Negara menjadi alat penting dalam memetakan mutu pendidikan di Indonesia.
3. Ujian Sekolah
Pada tahun 1972, Ujian Negara digantikan oleh Ujian Sekolah, yang lebih fleksibel karena bahan ujian disiapkan oleh masing-masing sekolah atau kelompok sekolah. Kriteria kelulusan ditentukan oleh masing-masing sekolah tanpa adanya istilah lulus atau tidak lulus, melainkan menggunakan istilah "tamat". Pada periode ini, tingkat kelulusan sangat tinggi, bahkan hampir mencapai 100%24.
4. Ebtanas dan Ebtanas Murni
Periode 1980 hingga 2001 dikenal dengan istilah Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas). Dalam sistem ini, kelulusan siswa ditentukan berdasarkan kombinasi nilai Ebtanas yang dikoordinasi oleh pemerintah pusat dan nilai ujian harian yang tertera di buku rapor. Sistem ini bertahan cukup lama sebelum berubah kembali ke format yang lebih terstandar46.
5. Pengenalan Ujian Nasional