A. Identitas Buku
- Judul Buku : Amelia-Serial Anak-Anak Mamak
- Pengarang : Tere Liye
- Tahun Terbit : Cetakan VI, Februari 2016
- Penerbit : Republika
- Jumlah Halaman : vi+ 392 halaman
- ISBN : 978-602-8997-73-7
- Harga : Rp 60.000,-
B. Pendahuluan
a) Tentang Penulis
Darwis atau lebih dikenal dengan nama penanya, Tere Liye, adalah seorang penulis novel asal Lahat, Indonesia. Tere Liye lahir pada 21 Mei 1979 di sebuah keluarga sederhana. Kedua orang tuanya adalah petani dan ia dibesarkan di pedalaman Sumatra. Setelah lulus SMA, Tere Liye meneruskan studinya ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia banyak menulis buku-buku fiksi setelah kegiatan kuliah usai.
Saat ini Tere Liye telah menghasilkan puluhan novel. Karya-karyanya antara lain adalah Serial Anak-Anak Mamak, Serial Bumi, Hujan, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Pulang, dan Pergi. Masing-masing karyanya setidaknya dicetak 40.000 eksemplar dan dicetak berulang kali. Novel karangan Tere Liye sangat digandrungi pembacanya, terutama oleh pemuda-pemudi. Beberapa karyanya bahkan pernah diadaptasi ke layar lebar, yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari-Bidadari Surga.
b) Perbandingan Buku
Novel "Pulang" adalah salah satu novel yang dikarang oleh Tere Liye. Novel ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan novel "Amelia". Persamaannya yaitu kedua novel mengisahkan karakter utama yang melewati masa kecilnya di pedalaman Sumatra. Karakter utama masing-masing novel juga digambarkan gigih untuk mendapatkan apa yang mereka cita-citakan. Selain itu, kedua novel juga sarat akan nilai moral dan nilai agama. Novel "Pulang" diceritakan menggunakan alur maju-mundur dan bernuansa kelam dan dipenuhi aksi-aksi menegangkan. Sementara novel "Amelia" didominasi alur maju dan kental akan nuansa keagamaan dan kekeluargaan.
c) Keunikan Buku
"Amelia" adalah bagian dari serangkaian Serial Anak-Anak Mamak. Serial ini sendiri terdiri atas empat buku. Novel lain dari serial ini adalah "Eliana", "Pukat", dan "Burlian". Walau terdiri atas empat buku, serial ini bukanlah sebuah tetralogi, karya sastra yang terdiri atas empat satuan yang saling berhubungan dan mengembangkan satu tema. Novel "Amelia" mempunyai jalan cerita mandiri meskipun tokoh-tokoh yang ada di dalam novel ini dan seri lain kurang lebih sama saja. Dalam novel ini tokoh utama, Amelia, digambarkan berbeda dengan stereotip anak bungsu pada umumnya yang cengeng dan manja. Amelia digambarkan sebagai anak yang gigih dan kuat hatinya.
 d) Kesan Terhadap Buku
Tokoh Amelia pastinya akan mengesankan bagi para pembaca. Memang ada beberapa bagian yang menggambarkan Amelia seperti anak bungsu pada umumnya. Tetapi di sisi lain, sang penulis juga dengan lugas mengisahkan karakter kuat pada diri Amelia. Kegigihan dan sikap pantang menyerah Amelia bisa dijadikan pembelajaran tersendiri bagi pembaca. Kehebatan penulis dan menggambarkan pola pikir, tingkah laku, dan percakapan anak-anak juga patut diacungi jempol. Selain itu, bahasa yang digunakan juga mudah dipahami tetapi tetap sarat akan nilai-nilai kehidupan.
C. Isi Resensi
a) SinopsisÂ
Amelia adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Amelia merupakan seorang anak yang memiliki banyak impian. Ia ingin pergi ke kota Kabupaten dan menemulan hal-hal baru. Â Namun, Amel selalu diledek oleh kakak laki-lakinya, Burlian dan Pukat, bahwa ia harus menunggu rumah, tidak boleh kemana-mana saat dewasa nanti karena kewajiban seorang anak bungsu adalah menunggu rumah apalagi kalau anak bungsunya perempuan.
Di rumah selalu diledek, di sekolah pun ia harus menghadapi kesulitan dengan beberapa temannya. Â Sebagai anak yang dipercaya di kelasnya, ia diminta untuk membantu Pak Bin, yang juga merupakan satu-satunya guru di sekolah Amelia. Pak Bin harus mengajar enam kelas sekaligus dalam sehari. Walaupun hanya ada dua belas anak dalam kelas Amelia, pasti saja ada anak yang jahil, suka membantu, nakal, bahkan bandel. Â Ia harus membantu Pak Bin untuk menemani teman di kelasnya, Chuck Norris, yang dikenal sangat nakal dan bandel bahkan selalu membuat keributan di sekolahnya. Walaupun ia mengalami masa-masa sulit, Amel tidak putus asa dan selalu berusaha untuk membantu Norris. Lama berteman dengan Norris, Amel akhirnya mengetahui rahasia keluarga dan bakat terpendam Norris.
Tidak hanya itu, Amel juga memiliki seorang paman yang sangat hebat, yaitu Paman Unus, yang selalu mengajaknya bertualang ke hutan-hutan terdalam di kampungnya. Â Hingga suatu saat ia dan pamannya menemukan sebuah pohon kopi dengan biji terbaik. Setelahnya mereka berusaha membujuk para warga untuk ikut mengganti pohon kopi mereka dengan pohon kopi yang baru dan lebih baik. Â Kira-kira berhasilkah mereka membujuk para warga untuk mengganti pohon kopi mereka dengan yang lebih baik? Apakah Amelia berhasil mewujudkan cita-citanya untuk menjelajah dunia luar?
b) Kelebihan Novel
- Banyak pelajaran yang dapat diambil dari tokoh-tokoh dalam novel "Amelia". Kita bisa melihat kegigihan dan sikap pantang menyerah dalam diri Amel, Pak Bin, bahkan dari Norris yang awalnya adalah biang onar.
- Para orang tua juga dapat mencontoh parenting skills dari Mamak, Bapak, dan Paman Unus. Mereka berusaha mendengarkan dan memahami masalah yang dihadapi Amel. Mereka menuntun dan membantu Amel menghadapi masalahnya tanpa sikap menggurui.
- Alur ceritanya tersusun dengan apik. Walaupun mudah dipahami, tetapi tidak mengurangi rasa penasaran pembaca terhadap plot cerita.
- Tere Liye berhasil memberikan gambaran tentang hubungan antara kakak dan adik juga orang tua dan anak dengan natural.
c) Kekurangan Novel
Salah satu masalah yang dibahas di bagian akhir novel "Amelia" adalah usaha Amel dan kawan-kawannya untuk mengajak warga desa menanam biji kopi unggul yang ditemukan ia dan Paman Unus. Setelah usaha yang panjang dan melelahkan, Amel berhasil meyakinkan para warga. Sayangnya, akibat banjir bandang yang menerpa kampung, ladang kopi unggulan yang terletak di dekat tepi sungai hancur. Penulis tidak menjelaskan lebih lanjut apa langkah yang diambil penduduk setelah banjir mereda. Tidak disebutkan juga bagaimana reaksi-reaksi warga saat tragedi tersebut terjadi.
d) Rumusan Kerangka Buku
- Si Tukang Ngatur-Ngatur
- Aku Tidak Mau Jadi Anak Bungsu
- Sekolah Diliburkan Mendadak
- Memetik Jamur
- Perasaan Bersalah
- Hukuman Bapak
- Panggil Aku"Eli"
- Mendikte Buku IPA
- Membantu Teman
- Percakapan Sore Hari
- Balajar Mengarang
- Belajar Bersama
- Masa Lalu Norris
- Pasar Kalangan
- Ujian Lisan Peta Dunia
- Lima Kuntum Bunga Matahari
- Panen Ladang Kopi
- Rencana-Rencana Bapak
- Survei dari Kota
- Doa-Doa Terbaik
- Melarikan Diri
- Melepas Kak Eli Pergi
- Palajaran Mencangkok
- Petualangan ke Tanah Malaka
- Kasih Sayang Mamak
- Pohon Raksasa
- Pertemuan Tetua Kampung
- Rencana-Rencana Besar
- Kultur Jaringan
- Gunjing Tetangga
- Berkeliling Kampung
- Cita-Cita Kau Apa?
- Pertemuan Besar
e) Tinjauan Bahasa
Penulis menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami. Sebagian besar novel ini ditulis dengan bahasa Indonesia (umum) untuk mempermudah pembaca memahami plot cerita. Di sisi lain, penulis juga menyelipkan bahasa daerah dan bahasa asing yang sesuai dengan setting cerita. Walaupun tidak kental dengan kalimat bernuansa puitis, Tere Liye berhasil menciptakan cerita yang penuh dengan percakapan-percakapan yang menyentuh nurani pembacanya.
f) Kesalahan Cetak
Ada beberapa kata yang kurang huruf dalam penulisannya.
D. Penutup
Terlepas dari beberapa masalah yang cukup pelik di dalamnya, novel "Amelia" tetap bisa dinikmati berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga orang dewasa. Pembaca dapat mengambil banyak pelajaran hidup karena novel ini banyak mengandung nilai-nilai kehidupan dan nilai keagamaan. Kegigihan, sikap pantang menyerah, dan kesabaran banyak ditunjukkan karakter-karakter dalam novel ini. Secara keseluruhan, novel ini patut dibaca oleh semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H