Mohon tunggu...
Ma'rifatul Nisa'
Ma'rifatul Nisa' Mohon Tunggu... mahasiswi -

everyone is teacher

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jaring Laba-laba yang Penuh Kebahagiaan

23 November 2017   11:55 Diperbarui: 23 November 2017   11:57 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laba-laba adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda), mempunyai empat kaki, tak bersayap dan mempunyai ciri khas mampu membuat jaring untuk memangsa serangga lain. Laba-laba membuat jaring sutera berbentuk bulat di udara, di pohon, di sudut-sudut bangunan dan lain-lain. Yang saya tanyakan adalah kenapa kita harus hidup seperti  laba-laba ? karena laba-laba merupakan hewan yang mampu bertahan hidup meskipun banyak rintangan yang mengganggu kehidupannya.

Laba-laba meskipun bentuknya kecil, dianggap sebagai hewan pengganggu bahkan dianggap tidak menguntungkan, namun kenyataannya tidak seperti itu. laba-laba merupakan salah satu hewan yang mampu berusaha sendiri mempertahankan hidup. Laba-laba mampu membuat tempat tinggalnya sendiri yang terbuat dari jaring.  Tanpa jaringnya, laba-laba tidak akan mampu bertahan hidup, Jaringnya sebagai tempat tinggal sekaligus penangkap mangsa. Pernahkah kamu berpikir, saat kamu membersihkan sudut-sudut ruangan karena terdapat jaring laba-laba ? tidak ada salahnya dalam hal ini, namun laba-laba juga berhak untuk hidup sama halnya dengan kita. Manusia di ciptakan di dunia bukan sebagai perusak, tapi menjaga alam agar tidak rusak.

Seperti laba-laba yang tidak pernah menyerah walaupun begitu banyak rintangan dalam hidupnya, seperti itu juga manusia seharusnya dalam menjalani hidup. Tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah. Manusia di beri anugrah berupa akal dan hati, tidak seperti makhluk hidup lain.  semua masalah yang sedang terjadi pasti ada penyelesaiannya.

Saya pernah mengalami pengalaman yang luar biasa yaitu ketika saya ingin kuliah di universitas islam ternama di Malang, Jawa Timur. Latar belakang pendidikan saya SMK, saya tidak pernah merasakan bangku pesantren sebelumnya, jadi sangat sulit jika saya ingin kuliah di Universitas Islam. Karena tekad yang kuat, saya memberanikan diri  untuk kuliah di Universitas Islam dan   memilih jurusan PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah). Saya mengikuti berbagai jalur tes, namun saya gagal. Ingin rasanya menyerah, tapi saya berfikir kalau hidup harus di perjuangkan. Prinsip hidup saya adalah saya punya mimpi, dan mimpi harus diperjuangkan.

Saya tidak boleh menjadi orang yang pasif, orang yang hidup  tanpa mimpi. Biarlah kegagalan yang selalu mengiringi hidup saya, karena saya yakin tidak ada kesuksesan kalau tidak ada kegagalan. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meraih mimpi di universitas yang saya inginkan. Seperti teman-teman yang lain, saya juga merasakan lelah dalam belajar. Namun saat saya lelah, saya ingat bahwa impian saya menunggu,  itulah yang menjadikan semangat untuk terus berusaha, selain itu orangtua yang selalu menjadi  motivator terbaik dalam hidup.

Akhirnya, di suatu hari yang sangat membosankan, karena seperti sebelumnya saat pengumuman seleksi saya selalu gagal saya memutuskan untuk tidak melihat pengumuman hasil seleksi. Namun , saat malam tiba kakak saya memberi informasi yang mengeutkan.   Allah berkehendak lain, do'a kedua orangtua saya di kabulkan. Saya diterima di Universitas yang saya inginkan. Sujud syukur saya tunjukkan kepada Allah SWT. Ternyata ini rencana-Nya, Allah tidak ingin saya menyerah begitu saja. Allah menyukai hamba-Nya yang  terus berusaha  menjadi lebih baik.

Laba-laba tidak pernah membalas sesuatu yang merusak hidupnya, namun laba-laba berusaha memperbaiki hidupnya.

Begitu juga kita dalam menjalani hidup. Tidak peduli sebanyak dan seberat apapun rintangan yang menghadang, yang terpenting adalah kita harus terus berjalan  menggapai apapun yang menjadi impian kita. Sampai pada akirnya rintangan itu menyerah mengikuti kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun