Mohon tunggu...
Khumairotun Nisa
Khumairotun Nisa Mohon Tunggu... Jurnalis - Current student in University of Jember

Faculty of engineering, Urban and Regional Planning

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kesesuaian Lokasi PTPNX di Kecamatan Arjasa dengan Teori Alfred Weber

22 Maret 2021   04:06 Diperbarui: 22 Maret 2021   05:50 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Indonesia memiliki wilayah lahan petanian yang sangat luas dan penduduknya sebagian besar bermata pencarian sebagai petani. Sektor pertanian di Indonesia memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian daerah dan nasional antara lain, dalam bentuk penyerapan tenaga kerja, pemasok penyediaan bahan pangan, penyediaan bahan baku untuk pabrik industri dan meningkatkan pendapatan pada masyarakat sekitar. Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang menjadi andalan dalam mengembangkan perekonomian di pedesaan. Pengembangan potensi yang ada pada sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang harus terus bersifat berkelanjutan.

Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam perekonomian daerah dan nasional. Salah satu komoditas perkebunan di Indonesia yang memiliki komoditas potensial serta memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan nasional dan daerah adalah komoditas tembakau. Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) pertama kali masuk Indonesia kira-kira tahun 1630, kemudian berkembang ke berbagai daerah di Indonesia.

Komoditas tembakau memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia terlihat dari dari besarnya cukai yang disumbangkan sebagai penerimaan negara dan banyaknya tenaga kerja yang terserap dari adanya industri tersebut. Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang memproduksi tembakau.

Produksi tembakau pada tahun 2006 mencapai 84% dari total produksi komoditas perkebunan di Kabupaten Jember. Varietas utama tembakau yang dapat ditanam di Kabupaten Jember adalah Besuki Na-Oogst Tembakau. Tembakau jenis na-oogst mempunyai ciri-ciri lebih hijau, lebih tipis, elastis dan beraroma netral. Na-oogst dipakai untuk pengisi cerutu, pembungkus dalam cerutu (omblad) dan pembungkus luar cerutu (dekblad). Kualitas dekblad dituntut tinggi karena penentu cita rasa dan harga cerutu.

Kabupaten Jember terkenal sebagai penghasil salah satu Tembakau terbaik di dunia. Melalui potensi tanaman tembakau ini, Kabupaten Jember telah lama terkenal dan melegenda sebagai "kota tembakau". Dan salah satu daerah produsen dan penghasil tembakau terbesar dengan produk yang berkualitas. Tidak hanya di pasar nasional, bahkan telah lama Kota Jember dikenal di beberapa negara Eropa seperti Jerman. Satu-satunya BUMN yang mengelola tembakau di Jember adalah PT. Perkebunan Nusantara X (PTPNX) yang berlokasi di Kecamatan Arjasa.

Lalu disini yang dijadikan studi kasus adalah keterkaitan antara lokasi PTPNX yang berlokasi di Kecamatan Arjasa dengan teori Alfred Weber. Weber menjelaskan bahwa pemilihan lokasi industry didasarkan pada peminimalisiran biaya. Lokasi suatu industry bergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum sehingga dapat memperoleh keuntungan secara maksimal. Lalu, apakah lokasi PTPNX yang ada di Kecamatan Arjasa merupakan lokasi strategis jika dikaitkan dengan teori Alfred Weber?

Dari RKPD Kabupaten Jember diketahui bahwa kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi pada komoditas tembakau adalah Ajung, Ambulu, Arjasa, Balung, Bangsalsari, Jelbuk, Jenggawah, Kalisat, Kaliwates, dan beberapa kecamatan lainnya. Dari data tersebut terlihat bahwa Arjasa merupakan salah satu sumber bahan baku tembakau yang ada di Kabupaten Jember. Maka pemenuhan kebutuhan input akan lebih efektif dan efisien sehingga ongkos angkut dalam pemenuhan input juga dapat diminimalisir yang dapat menyebabkan biaya produksi berkurang.

Kecamatan Arjasa memiliki jumlah penduduk sebesar 38.055 jiwa yang menandakan bahwa terdapat banyak ketersediaan tenaga kerja yang dapat diserap oleh PTNPNX. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang memiliki peranan penting dalam mendukung kegiatan produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Pertambahan permintaan barang dan jasa di masyarakat akan mengakibatkan peningkatan permintaan tenaga kerja. Jumlah penduduk yang besar merupakan pangsa pasar bagi pasar perusahaan sehingga perusahaan berusaha memilih lokasi industri yang memiliki pangsa pasar besar untuk memaksimalkan keuntungannya

Selain itu, suatu industri akan terkonsentrasi pada wilayah yang cukup baik, ketersediaan infrastruktur tersebut akan memberikan kemudahan dalam mendistribusikan barang atau jasa hasil produksinya. Kecamatan Arjasa memiliki dukungan infrastruktur yang cukup baik berupa jalan raya serta sarana informasi dan telekomunikasi.

Sehingga, dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa penentuan lokasi industry PTNPNX yang mengelola tembakau merupakan lokasi yang cukup strategis jika dikaitkan dengan teori Alfred Weber.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun