Pernahkah anda mendengar sindrom FOMO (Fear of Missing Out). Misal, anda melihat seorang teman mengupload foto di media sosial sedang kuliner di tempat yang lagi hits, ataupun anda melihat seseorang baru saja mengganti profile picturenya yang sedang berwisata di lokasi wisata terbaru dan semakin anda scroll screen anda semakin banyak hal -- hal menarik yang dilakukan oleh teman -- teman anda. Muncul perasaan terkucil, iri dan malah menyalahkan diri sendiri karena tidak mampu mnegikuti gaya hidup tersebut. Inilah dia fenomena media sosial, yaitu FOMO.
Istilah FOMO pertama kali dicetuskan oleh Dr. Dan Her,am pada tahun 1996 dan pada tahun 2013 sebuah artikel berjudul Motivational, Emotional, and Behavioral Correlates of Fear of Missing Out" memaparkan bahwa orang yang merasakan FOMO memiliki tingkat kepuasan hidup yang rendah karena terus menerus membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara negatif.
Untuk mengatasi perasaan FOMO biasanya seseorang akan berusaha keep up dengan tren terkini. Misal pembelian gadget trebaru, fashion yang sedang hits, membeli item -- item yang populer sehingga seringkali melupakan dana darurat, tidak berinvestasi bahkan penggunaan katu kredit yang berlebihan. Meskipun begitu hal seperti ini hanya menambah beban dan tidak menghilangkan perasaan tersebut.
FOMO bahkan digunakan sebagai strategi marketing, karena hal ini efektif terhadap psikologi manusia yang sellau takut ketinggalan dengan sekitar. Ada beberapa strategi FOMO yang digunakan dalam marketing, yaitu;
- Memberikan Diskon Terbatas
- Memberikan Gratis Ongkir Terbatas
- Membatasi Ketersediaan Produk
- Membuat Redaksi Promosi yang Menunjukkan bahwa produk sedang banyak dibutuhkan Orang
- Memberikan Batasan Waktu Pesanan
Jika seseorang tidak mengatasi rasa takutnya akan ketinggalan tren tren terkini, maka pengelolaan keuangan akan berantakan, karena seseorang bisa saja memaksakan diri untuk mengikuti gaya hidup yang tidak diinginkannya melebihi kapasitas yang dimilikinya. Oleh sebab itu, jika anda mendapati diri anda terkena sindrom ini maka ada tips -- tips yang dapat digunakan untuk mengatasinya.
- Menerima diri anda sendiri apa adanya
Bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekuranga. Perkembangan zaman tidak akan habisnya jika diikuti. Karena itu jangan merasa bersalah jika kita tertinggal dengan orang lain, karena mungkin kita lebih maju dari sisi lainnya.
- Membatasi penggunaan media sosial
Sebaiknya hindari penggunaan media sosial yang sering karena umumnya akan memicu anda merasakan FOMO. Maka batasi penggunaan media sosial sesuai kebutuhan anda. Jika memungkinkan buat jadwal kapan anda perlu menggunakan media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H