Hai, tahukah anda berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada tahun 2019, indeks literasi keuangan di Indonesia mencapai 38,03%. Lalu, ada apa dengan angka indeks literasi tersebut?
Menurut Remund (2010) literasi keuangan merupakan pengukuran terhadap pemahaman individu terkait konsep keuangan serta kemampuan dan keyakinannya dalam mengambil keputusan jangka pendek terhadap pengelolaan keuangan juga terkait dengan perencanaan keuangan jangka panjang.
Pada tahap selanjutnya, jika seseorang memiliki literasi keuangan yang baik, ia akan berkembang menjadi keterampilan keuangan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari -- hari. Tingkat literasi keuangan Indonesia di angka 38,03 memang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun angka tersebut masih terbilang rendah dibandingkan Singapore yang memiliki indeks literasi keuangan sebesar 96%.
Dampak minimnya literasi keuangan di suatu negara mengakibatkan beberapa hal yang tidak menguntungkan bagi individu maupun negara secara umum. Hal tersebut yakni:
- Tingkat konsumtif yang tinggi
Benar sekali jika angka tingkat konsumsi yang tinggi berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 2015 pertumbuhan ekonomi tersebut hanya dinikmati oleh 18 -- 20% masyarakat yang mayoritas tinggal di perkotaan. Pada umumnya kelompok ini tidak hanya mengonsumsi untuk kebutuhah harian, namun konsumsi yang dilakukan cenderung untuk kepentingan gaya hidup.
- Rasio menabung yang rendah
Jika rasio menabung suatu negara rendah maka akan mengakibatkan negara mengalami ketergantungan yang tinggi terhadap dana asing termasuk jangka pendek. Hal ini mengakibatkan negara rentan terhadap pembalikan arus modal (capital reversal)
- Tingkat Investasi yang rendah
Tingkat literasi yang rendah membuat seseorang tidak memiliki tujuan keuangan dan bingung bagaimana cara menggunakan uangnya dan tidak berpikir bagaimana kondisi keuangannya di hari tua. Ia tidak memiliki perencanaan keuangan, sehingga isitilah investasi tidak masuk dalam kamusnya.
- Masyarakat mudah tertipu investasi bodong
Dalam kurun waktu 2008 -- 2018 kerugian masyarakat akibat investasi bodong memcapai angka 88,8 triliun. Angka yang luar biasa yang jika digunakan pada tujuan yang tepat bisa memiliki manfaat yang luas.
- Tingkat korupsi yang tinggi
Orang yang memiliki literasi keuangan yang baik cenderung tahu tujuan serta kebutuhan hidupnya. Selain itu dia tahu bagaimana mewujudkannya dengan cara -- cara yang legal. Literasi keuangan yang rendah membuat orang terjerat dengan berbagai macam problematika keuangan yang mengakibatkan seseorang akan melakukan penyelewengan jika dihadapkan dengan pilihan memperoleh uang meskipun dengan cara yang salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H