Mohon tunggu...
Khairun Nisa
Khairun Nisa Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Housewife

Seorang tenaga pengajar dan juga Ibu Rumah Tangga yang menulis di tengah - tengah kesibukannya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dampak Minimnya Literasi Keuangan

26 Februari 2021   16:18 Diperbarui: 26 Februari 2021   16:25 2434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Hai, tahukah anda berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada tahun 2019, indeks literasi keuangan di Indonesia mencapai 38,03%. Lalu, ada apa dengan angka indeks literasi tersebut?

Menurut Remund (2010) literasi keuangan merupakan pengukuran terhadap pemahaman individu terkait konsep keuangan serta kemampuan dan keyakinannya dalam mengambil keputusan jangka pendek terhadap pengelolaan keuangan juga terkait dengan perencanaan keuangan jangka panjang.

Pada tahap selanjutnya, jika seseorang memiliki literasi keuangan yang baik, ia akan berkembang menjadi keterampilan keuangan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari -- hari. Tingkat literasi keuangan Indonesia di angka 38,03 memang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun angka tersebut masih terbilang rendah dibandingkan Singapore yang memiliki indeks literasi keuangan sebesar 96%.

Dampak minimnya literasi keuangan di suatu negara mengakibatkan beberapa hal yang tidak menguntungkan bagi individu maupun negara secara umum. Hal tersebut yakni:

  1. Tingkat konsumtif yang tinggi

Benar sekali jika angka tingkat konsumsi yang tinggi berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 2015 pertumbuhan ekonomi tersebut hanya dinikmati oleh 18 -- 20% masyarakat yang mayoritas tinggal di perkotaan. Pada umumnya kelompok ini tidak hanya mengonsumsi untuk kebutuhah harian, namun konsumsi yang dilakukan cenderung untuk kepentingan gaya hidup.

  1. Rasio menabung yang rendah

Jika rasio menabung suatu negara rendah maka akan mengakibatkan negara mengalami ketergantungan yang tinggi terhadap dana asing termasuk jangka pendek. Hal ini mengakibatkan negara rentan terhadap pembalikan arus modal (capital reversal)

  1. Tingkat Investasi yang rendah

Tingkat literasi yang rendah membuat seseorang tidak memiliki tujuan keuangan dan bingung bagaimana cara menggunakan uangnya dan tidak berpikir bagaimana kondisi keuangannya di hari tua. Ia tidak memiliki perencanaan keuangan, sehingga isitilah investasi tidak masuk dalam kamusnya.

  1. Masyarakat mudah tertipu investasi bodong

Dalam kurun waktu 2008 -- 2018 kerugian masyarakat akibat investasi bodong memcapai angka 88,8 triliun. Angka yang luar biasa yang jika digunakan pada tujuan yang tepat bisa memiliki manfaat yang luas.

  1. Tingkat korupsi yang tinggi

Orang yang memiliki literasi keuangan yang baik cenderung tahu tujuan serta kebutuhan hidupnya. Selain itu dia tahu bagaimana mewujudkannya dengan cara -- cara yang legal. Literasi keuangan yang rendah membuat orang terjerat dengan berbagai macam problematika keuangan yang mengakibatkan seseorang akan melakukan penyelewengan jika dihadapkan dengan pilihan memperoleh uang meskipun dengan cara yang salah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun