Oleh: Nisa Hafzhiyah Hasibuan, Tadris Bahasa Indonesia, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan
Ditengah perkembangan teknologi informasi yang pesat, analisis wacana kritis (AWK) menjadi semakin relevan dalam memahami bagaimana bahasa dan komunikasi membentuk serta mencerminkan realitas sosial. Dalam konteks ini, AWK tidak hanya berfokus pada teks, tetapi juga pada konteks sosial, politik, dan ekonomi yang melingkupinya. Artikel ini akan membahas konsep dasar AWK, aplikasinya dalam konteks saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam analisis wacana di era digital.
Konsep Dasar Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana kritis (critical discourse analysis) adalah media pengungkapan kekuasaan, dominasi, dan ketidaksetaraan dipraktikkan, direproduksi, atau dilawan oleh teks tertulis maupun perbincangan dalam konteks sosial dan politis. Analisis ini mengambil posisi melawan arus dominasi dalam kerangka besar untuk melawan ketidakadilan sosial. Analisis Wacana Kritis adalah pendekatan konstruktivis sosial yang meyakini bahwa representasi dunia bersifat linguistis diskursif, makna bersifat historis dan pengetahuan diciptakan melalui interaksi sosial.
Analisis wacana kritis adalah pendekatan yang digunakan untuk mengkaji hubungan antara bahasa, kekuasaan, dan ideologi. Pendekatan ini dipelopori oleh para ahli seperti Norman Fairclough dan Teun A. van Dijk. Beberapa poin penting dalam AWK meliputi:
1. Bahasa sebagai Alat Kekuasaan: Bahasa tidak netral; ia mencerminkan dan memperkuat struktur kekuasaan dalam masyarakat.
2. Konteks Sosial: Pemahaman wacana harus mempertimbangkan konteks sosial di mana wacana tersebut muncul.
3. Ideologi: Wacana sering kali mencerminkan ideologi tertentu, baik secara eksplisit maupun implisit.
Sejarah Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana kritis berawal dari munculnya konsep analisis bahasa kritis (Critical Language Awareness) dalam dunia pendidikan barat. Analisis wacana kritis merupakan kelanjutan atau bahkan bagian dari analisis wacana (Discourse Analysis). Kajian analisis wacana (Discourse Analysis) ini begitu luas baik dari segi cakupannya, metodologinya, maupun pemaknaannya. Analisis wacana kritis mempunyai ciri yang berbeda dari analisis wacana yang bersifat “non-kritis”, yang cenderung hanya mendeskripsikan struktur dari sebuah wacana. Analisis ini juga merupakan kritik terhadap linguistik dan sosiologi. Analisis wacana kritis menyediakan teori dan metode yang bisa digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain-domain sosial yang berbeda. Untuk menganalisis wacana, yang salah satunya bisa dilihat dalam area linguistik, yaitu dengan memperhatikan kalimat-kalimat yang terdapat dalam teks novel yang bisa menggunakan teori analisis wacana kritis.