Seringkali para ASN hanya melakukan atau mengikuti pelatihan sebagai bentuk pemenuhan kewajiban saja sebanyak 20 JP, sehingga output yang diharapkan strategic dalam mendukung visi misi organisasi tidak tercapai. Hal ini menjadi tantangan bagi para pengelola pendidikan dan pelatihan pada masing-masing organisasi Kementerian dan Lembaga  di Indonesia.
Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan dalam proses pelaksanaanya tidak terlepas pada evaluasi pelaksanaannya, hal ini menjadi ujung tombak analisis kesesuaian output terhadap capaian yang telah ditentukan dalam mencapai rencana strategic organisasi.Â
Pelaksanaan evaluasi kegiatan pelatihan dan pengembangan yang telah dilakukan oleh beberapa organisasi kementerian lembaga, sudah memakai metode Kirkpatrik dengan yang dibagi menjadi empat level pelaksanaan kegiatan evaluasi yaitu: level pertama reaksi, level kedua pembelajaran, level ke tiga perilaku dan level terakhir adalah hasil atau output.Â
Level satu sampai tiga sudah diimplementasikan secara berkala dan cenderung lebih mudah dalam monitoringnya akan tetapi evaluasi tahap empat, membutuhkan metode yang lebih terukur secara statistic karena cenderung mengalami dispute.
Dari tulisan diatas penulis pada akhirnya mempertanyakan apakah pencapaian IP ASN 20 JP dapat dicapai dan dinilai secara statistic dan strategi?
Nisagati: Management Magister Candidate of Universitas Widyatama
#tugas MK HRM Kelas A #Program Magister Manajemen #Universitas Widyatama
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI