Mohon tunggu...
Nisa Fatmajati
Nisa Fatmajati Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hobby yang sedang dijalani adalah menulis berbagai artikel.

Selanjutnya

Tutup

Book

Bagaimana Usaha Menerbitkan Buku?

27 Juli 2024   00:03 Diperbarui: 27 Juli 2024   05:34 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resume ke-27

KBMN Gelombang ke-31

Rabu, 24 Juli 2024

Narasumber: Mukminin, M.Pd.

Moderator: Mutmainah

Pembaca kompasiana, sebuah karya tulis hanya akan jadi pemikiran jika tidak di terbitkan menjadi sebuah buku. Melesatnya perkembangan literasi di negara kita, menjadikan menjamurnya usaha penerbitan buku. Bagaimana cara menerbitkan buku di penerbit indie?Apa bedanya ISBN dan QCRBN? Bagaimana cara mendapatkannya. Sejuta tanya hanya akan mengawang tanpa jawaban yang pasti.

Tak ada kata selain yuuuk masuk kelas malam ini...
Dan temukan jawabannya dari narsum hari ini sekaligus  founder usaha penerbitan buku.

Bambang Trimansyah

 Penulis tidak pernah dilahirkan tetapi diciptakan, bakat menulis tidak selalu dibawa sejak lahir tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan.

Allow yourself to be a beginner. No one starts off being excellent."Biarkan dirimu menjadi seorang pemula. Tidak ada yang baru memulai menjadi luar biasa.

If you want to be a writer, you must do two things above all others: read a lot and write a lot. " Jika kamu ingin menjadi seorang penulis, kamu harus melakukan dua hal banyak membaca dan banyak menulis.

 Ayo Melek Penerbit Buku
 ( Penerbit Mayor dan Penerbit Indie )

Oleh = Mukminin

Bapak ibu sekalian yg hebat, penerbit buku ada macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie. Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  :

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor.

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor :

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

# Penerbit indie :

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

# Penerbit mayor :

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

# Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

# Penerbit mayor :

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

# Penerbit indie :
 Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

# Penerbit mayor :

kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

# Penerbit indie :

umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

# Penerbit mayor :

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit.

# Penerbit indie :

Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.
Pada zaman melinial ini semua org bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yg kita bayangkan. Apalagi sbg seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki byk kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan terbitkan buku  menjadi yg bermanfaat bg orang lain/ pembaca.

Uintuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata agar kamu terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya. Untuk mewujudkan itu  memang butuh ketekunan,  perjuangan dan juga tekad serta  motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Agar Anda  terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.
5 Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat.

1. Prawriting

a.. Tahap awal penulis mencari ide dg peka terhadap sekitar ( Pay attention).
b. Penulis hrs kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
c. Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting

Penulis mulai membuat Draf ( outline buku/ daftar isi buku) sesuai dengan apa yang disukai ( pasion): artikel, cerpen, puisi, novel dll.

3. Revisi

Setelah naskah kita lakukan revisi naskah (tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang,   naskah mana yg perlu ditambahkan)

4. Editting/ Swasunting
Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat sebelum masuk penerbit ( PUEBBI).

5. Publikasi  

Jika tulisan Anda yg berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

 sumber gambar: dokpri
 sumber gambar: dokpri
Penerbitan KAMILA PRESS LAMONGAN
melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau.

# Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskahdaftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis

2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file

MENGAPA BUKU ANDA DITOLAK TIM ISBN?

Ini jawabannya!
Akhir-akhir ini mulai bulan Januari 2023 pengajuan nomor ISBN buku cetak dan elektronik semakin ketat. Awalnya buku-buku mulai tidak mudah mendapat ISBN mulai bulan September 2021.

Ini syarat-syarat mengajukan nomor buku ber-ISBN:

1. Penerbit harus mempunyai Link berbayar
2. Penerbit mengajukan permohonan nomor ISBN buku ke tim ISBN dengan keterangan lengkap, judul buku, penulis.
3. Buku yang diajukan nomor ISBN harus dikirim lengkap ke Web penerbit lalu linknya dikirim ke petugas ISBN Perpusnas yang berisi:
a. Cover buku
b. Halaman awal buku
c. Isi buku (sinopsis yang di cover belakang)
d. Permohonan buku ber-ISBN harus mengirim
Surat Pernyataan Keaslian Karya bermaterei 10.000 dan ditandatangani penulis mengetahui penanggung jawab penerbit dengan stempel peberbit.
e.Naskah buku yang sudah dilayout bentuk PDF lengkap dikirim ke Tim ISBN meliputi (Judul ada logo penerbit, Penulis, kata pengantar, daftar isi, naskah urut sesuai daftar isi, foto dan biodata Penerbit, daftar pustaka jika diperlukan).

Setelah itu kita tunggu jawaban dari Tim ISBN satu minggu atau dua minggu paling cepat kadang bisa satu bulan pernah lebih. Hal ini menguji kesabaran. Jawaban bisa dilihat di link ISBN. Baik diterima pengajuan nomor buku ber-ISBN atau pun ditolak. Jika ISBN diterima akan mendapatkan balasan, pun buku ditolak atau memperbaiki juga ada jawabannya. Ini link untuk melihat nomor ISBN yang diajukan:

Ini jawaban dari Tim ISBN jika buku di-ACC dapat nomor ISBN.

ini jawaban buku yang memperbaiki lagi naskah buku untuk mendapatkan nomor ISBN:

ini jawaban buku yang ditolak untuk mendapatkan nomor ISBN:

B. Buku-buku yang tidak mendapat  ISBN antara lain:
1. Buku Antologi lebih dari 4 penulis.
2. Buku antologi tentang literasi sekolah, kegiatan kelopak literasi siswa atau siswa dan guru, antologi guru-guru.
3. Buku antologi  Grup Kelompok penulis, atau literasi.
4. Buku dari laporan guru penggerak.
5. Buku dari hasil Skripsi, Tesis, Disertasi.
6. Buku dari hasil penelitian (Best Practise).
7. Buku ilmu pengetahuan yang diperuntukkan lembaga PT, sekolah tertentu.

Ini contoh buku ilmu pengetahuan yang ditolak ISBN karena untuk lembaga tertentu:

C. Buku-buku yang mendapat nomor ISBN adalah buku solo atau antologi maksimal ditulis 4 orang yang berisi:

1. Ilmu pengetahuan umum maupun khusus seperti buku-buku agama.
2. Buku yang berisi How To, yaitu petunjuk melakukan sesuatu contoh: tips menulis, cara berhaji yang benar, trik jitu berdagang, dll.
3. Buku traveling, buku motivasi, buku inspiratif,
4. Buku-buku sastra: Puisi, Cerpen,Novel, Kisah Inspirasi, Biografi, Otobiografi, Drama.
5. Buku Puisi: Puisi bebas, Puisi Modern, Pantun, Gurindam, Syair, dll.

Semoga bermanfaat, salam literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun