aku
duduk pada bongkahan kayu lapuk
kulihat seekor lalat tanpa mata yang
mati tergerogot oleh semut
sorot mentariÂ
hangatnya pun mulai meraba kulitku
membelainya dengan lembut
aku
lihat kemudian tinggi menjulang
pohon asam yang kokoh dengan buah
berbuah berjatuhan dan ku icip
kunikmati setiap legit rasanya hingga
aku terlena
merasuk dalam bayangku
tampak sesimpul senyum yang mulai meringai
ku kecap kembali buah itu
bayang mu makin nampak
dan aku tersadar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!