Kepada penghujung juni
Dulu, kubikin pesta penyambutanmu
Kau beranjak sirna akankah pergi begitu saja?
Meninggalkan ku telanjang seorang diri
Tanpa sepatah selamat tinggal
00.00
Berapa kali lagi yang kau butuhkan.Â
Diperantaran itu kita pernah bercanda'
Kini, aku sendiri
Bertumpu pada anyaman rotan yang
Keropos. Dengan denyit reyot mengiringiku
Ku tatap bait untaian kisah
bermuara
kulihat Kembali
balkon itu, seolah tampak senyumu
kepada penghujung juni
kutanya padamu. Kapan?
Hanya kepulan asap kopi yang menjawabnya
Kuteguk perlahan. Kunikmati tiap kali
menyentuh bibirku
kulamat Kembali peraduan itu
masih sama. Hanya bayangan senyummu yang ada
dengan tanyaku Kembali.. kapan?
pun sarayu mulai meraba kulitku
ku menunggu. Kembali kuteguk kopi itu
habis
tetap saja mematung.. sudahlah
00.00
berapa kali yang kau butuhkan
jangan membuatku seperti itu lagi
sudah habis tinggal cekakiknya.
Kepada penghujung juni
Dulu, kubikin pesta penyambutanmu
Kau beranjak sirna akankah pergi begitu saja?
Meninggalkan ku telanjang seorang diri
Tanpa sepatah selamat tinggal
Ponorogo, 30 Juni 2020
Nisa Abidah