Mohon tunggu...
Bening Setia Annisa
Bening Setia Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hai, hobiku curhat di catatan sama buat video random wkwk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembulian Melalui Media Sosial

25 Desember 2022   20:52 Diperbarui: 25 Desember 2022   20:57 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya media sosial mempermudah seseorang untuk berinteraksi melalui virtual. Dengan adanya fitur yang ada di media sosial tepatnya di Instagram dan TikTok seseorang dengan mudah melakukan ujaran kebencian dengan memalsukan nama akun. Kasus yang di lakukan pembuliaan terhadap akun @dindanataliae yang mana Dinda mendapat komentar negatif tentang body shamming dengan akun palsu yang netizen kirimkan. " Kapan kurusnya anjir kebanyakan foto-foto" dan " mungkin kalau cewenya bukan dokter, cowonya gamau kan gendut". Dengan ini termasuk ke dalam Media karena dengan adanya media ini maka pengguna atau netizen lebih gampang dalam melakukan interaksi hingga adanya ujaran kebencian di Media.

Lalu apa itu bullying?

Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. (Sejiwa dalam Zakiyah, dan Santoso,2017). Seseorang tidak merasa salah dalam melakukan bully di kolom komentar, mereka seenaknya menulis tanpa fikir panjang. Apalagi dengan canggihnya fitur media yang dapat memalsukan akun. Hal itu semakin mudah seseorang ntuk melakukan praktik pembulian di kolom komentar.

Dinda merupakan seleb instagram dan seleb TikTok yang memiliki konten kesehariannya menjadi Dokter gigi dan konten gym bersama pacarnya. Menurut ceritanya pada live instagram, tubuh gemuknya membuat dia insecure untuk melakukan gym dan bertemu banyak orang , tetapi Dinda mendapatkan support baik dari pacarnya. Konten gym mampu menyorot netizen dan menjadikan kontennya banyak penonton. Dengan adanya konten yang dibuat munculah tanggapan netizen yang beragam.

Media sosial, itu apa?

Media sosial yaitu sebuah medium di internet yang memungkinkan penggunanya untuk merepresentasikan diri dan melakukan interaksi, bekerjasama, berbagi, komunikasi dengan pengguna lain dan membentuk ikatan sosial secara virtual (Nasrullah, 2015:11). Media sosial telah banyak merubah dunia. Memutarbalikkan banyak pemikiran dan teori yang dimiliki. Tingkatan atau level komunikasi melebur dalam satu wadah yang disebut jejaring sosial/media
sosial. Konsekuensi yang muncul pun juga wajib diwaspadai, dalam arti media sosial semakin membuka kesempatan tiap individu yang terlibat di dalamnya untuk bebas mengeluarkan pendapatnya. Akan tetapi kendali diri harusnya juga dimiliki, agar kebebasan yang dimiliki juga tidak melanggarbatasan dan tidak menyinggung pihak lain. (Watie, 2016).

Komentar yang diberikan kepada Dinda dapat memberikan efek terhadapnya. Netizen yang memberikan komentar positif dapat memberikan efek motivasi, support dan kebahagiaan. Hal itu dapat dilihat dari isntastory Dinda, dengan semangat melakukan endors produk. Sedangkan komentar ujaran kebencian yang di berikan netizen melalui kolom komentar mengenai body shaming memberikan efek marah dan sebal, dapat di buktikan ketika netizen membuli, Dinda men-screenshoot komentar dan di unggah di instastory dengan keterangan "orang kaya gini enaknya di apain ya". Hal tersebut akan berdampak pada mental dan rasa insecure yang tinggi. Dapat di buktikan saat Dinda pernah vacuum membuat konten di instagram dan tiktok karena banyak ujaran yang di berikan netizen terhadapnya, terutama tentang body shaming.

Seharusnya, sebagai khalayak aktif netizen mampu menggunakan media secara bijak. Dan ketika melakukan apapun dapat berfikir secara luas dan tidak instan. Memberikan komentar ke publik haruslah sadar dan tidak seenaknya. Dalam mengakses dan menyebarkan infotmasi tidak secara mentah, akan tetapi dapat berfikir kritis dan tidak mudah terhasut perkataan orang lain.

Dari kasus pembulian media sosial dari selebgram dan seleb tiktok Dinda dapat menjadi pembelajaran kita sebagai pengguna media sosial. Dengan mengetahui dampak pembulian yang dialami maka kita sebagai netizen harus sadar dan pandai dalam berkomentar di media sosial. Menjadi khalayak aktif yang mampu berfikir kritis dan tidak instan. Apabila tidak suka dengan konten yang di berikan, cukup memberikan komentar peringatan bukan dengan pembullyan bahkan mengarahkan kepada ujaran kebencian dan menggiring opini publik untuk berbuat hal yang sama.

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun