Mohon tunggu...
Bella Nissaria
Bella Nissaria Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Untuk Urusan Perut Pun Indonesia Masih Bergantung pada Negara Lain

13 Agustus 2015   18:48 Diperbarui: 13 Agustus 2015   18:48 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara umur, Indonesia sudah tergolong dewasa. Seharusnya Indonesia sudah bisa menjadi bangsa yang besar, dan matang tidak hanya dari faktor usia. Tetapi kenyataannya, sampai saat ini belum ada perubahan signifikan yang terjadi dalam rangka pertumbuhan dan pembangunan Indonesia. Seharusnya dengan usia yang sudah demikian, Indonesia sudah mampu mandiri baik dari segi ekonomi, politik dan lain-lain.

Kenyataan yang ada memang, saat ini Indonesia masih menggantungkan diri pada produk-produk luar. Bahkan yang parah, Indonesia masih mengimpor berbagai barang-barang kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok seperti beras, misalnya, masih diimpor dari Vietnam, Kamboja dan lain-lain. Bahkan untuk standar negara-negara Asia, Indonesia menempati peringkat tertinggi sebagai negara pengimpor beras.

 

Sampai bulan Agustus saja, impor beras Indonesia sudah mencapai 50 ribu ton. Sedangkan tahun lalu, Perum Bulog melakukan impor beras dengan total jumlah impor mencapai 500 ribu ton, dengan total dana sekitar 300 miliar rupiah.

 

Selain dari Vietnam, Thailand juga menjadi salah satu negara pengimpor beras ke Indonesia. Indonesia mendatangkan sebanyak 90.763 ton atau senilai dengan US$ 42,6 juta. India juga menjadi salah satu negara lainnya yang mengimpor berasnya ke Indonesia. Sebanyak 61.546 ton beras masuk di awal-awal semester di tahun 2014. jumlah tersebut setara dengan US$ 22,3 juta. Dan, masih ada negara-negara lainnya yang juga ikut mengimpor beras ke negara kita, Indonesia.

 

Pasokan kedelai yang ada di Indonesia juga tidak semua dihasilkan oleh petani lokal. Suplai kedelai ini didapat juga dari impor. Per Agustus tahun 2014, total impor kedelai mencapai angka 1,58 juta ton. Angka tersebut naik 31,15% dibandingkan di periode sama tahun sebelumnya. 

Ada juga impor gandum di tahun 2015 ini yang sudah mencapai 8 juta ton, impor gula sekitar 2,1 juta ton, jagung 18,8 juta ton, bawang putih 964.000 ton, dan belum lagi dengan barang pokok lainnya seperti bawang putih, ubi kayu dan lain-lainnya yang ternyata masih impor dari luar.

Indonesia sebagai negara agraris seharusnya malu, karena masih melakukan impor berbagai bahan pokok dari negara yang bahkan wilayahnya jauh lebih kecil dari Indonesia. Jadi, bisa dikatakan Indonesia ini masih belum mandiri secara ekonomi. Komoditas yang seharusnya menjadi raja di negeri sendiri malah didapatkan dengan mengimpor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun