Mohon tunggu...
Nisa Asfia
Nisa Asfia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyalin Peta Tematik, Langkah-Langkah dan Teknik

8 Oktober 2024   00:16 Diperbarui: 8 Oktober 2024   05:58 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama: Nisa asfia

NIM: 2410416320036

Dosen Pengampu: D.r Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.

Program Studi: S1 Geografi

Fakultas: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Mata Kuliah: Kartografi

PTN: Universitas Lambung Mangkurat

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Proses menyalin peta tematik seperti yang terlihat pada foto pertama melibatkan penggunaan teknik manual, di mana peta digambar dengan tangan menggunakan warna-warna cerah untuk menunjukkan kategori curah hujan yang berbeda. Teknik ini sering digunakan dalam pelatihan kartografi atau untuk tujuan akademis. Penggunaan kertas kalkir dan alat gambar seperti pensil serta warna membantu dalam merepresentasikan data geospasial secara visual. 

Pada peta tersebut, setiap warna memiliki arti tertentu; cokelat untuk curah hujan rendah (<501 mm), kuning dan hijau untuk curah hujan sedang (500-1500 mm), serta biru untuk curah hujan tinggi (>2000 mm). Elemen-elemen penting seperti legenda, skala, dan orientasi kompas juga disertakan untuk membantu interpretasi peta dengan mudah. Ketelitian sangat penting dalam menyalin peta ini agar setiap detail, seperti angka dan batas wilayah, dapat tersalin dengan benar.

Pada foto kedua, terlihat peta yang masih dalam tahap awal penyalinan, di mana garis-garis dasar wilayah dan batas administratif telah digambar namun belum diwarnai. Ini menunjukkan langkah pertama dalam proses pembuatan atau penyalinan peta tematik manual. Kartografer menggunakan alat-alat dasar seperti pensil dan penggaris untuk memastikan kontur wilayah tergambar dengan tepat sebelum menerapkan data tematik, seperti curah hujan, menggunakan warna yang sesuai. 

Meskipun teknik manual ini lebih lambat dibandingkan dengan metode digital, peta manual tetap memberikan visualisasi yang kuat dan sering digunakan sebagai dasar sebelum diubah menjadi format digital.

Pada foto ketiga, peta prakiraan curah hujan telah dikembangkan secara digital menggunakan perangkat lunak seperti GIS (Geographic Information System). Peta digital memiliki keunggulan dalam hal akurasi dan kecepatan pembuatan. 

Data dari berbagai sumber, seperti data satelit dan pemodelan cuaca, dapat diintegrasikan dengan mudah. Dalam konteks peta curah hujan BMKG, informasi meteorologi yang kompleks dapat diolah melalui sistem komputer untuk menghasilkan visualisasi yang lebih presisi dan dapat diperbarui dengan cepat. Penggunaan peta digital memungkinkan pembaruan dan distribusi informasi kepada banyak pihak secara efisien.

Penyalinan peta dari manual ke digital melibatkan beberapa tahap, seperti digitalisasi peta melalui pemindaian dan penggunaan GIS untuk menambah data tematik, dalam hal ini, data curah hujan. Setelah peta dasar wilayah terkonversi ke format digital, data curah hujan ditambahkan dan visualisasi disempurnakan dengan elemen-elemen seperti warna, legenda, dan skala. Peta digital memberikan fleksibilitas tinggi, memungkinkan perubahan dilakukan dengan cepat jika ada revisi data cuaca atau prakiraan.

Pentingnya peta tematik dalam konteks prakiraan cuaca tidak bisa dilebih-lebihkan, terutama dalam sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, dan mitigasi bencana. Peta prakiraan curah hujan membantu para petani dalam merencanakan waktu tanam dan panen, serta membantu pemerintah dalam memitigasi risiko banjir atau tanah longsor di wilayah dengan curah hujan tinggi. Informasi ini juga penting untuk pengelolaan sumber daya air di daerah yang curah hujannya rendah, memungkinkan alokasi air yang lebih efisien untuk kebutuhan irigasi.

Kesimpulannya, peta tematik adalah alat yang sangat penting dalam menyampaikan data geospasial yang kompleks. Foto-foto di atas menunjukkan bagaimana peta tematik bisa dibuat secara manual maupun digital. 

Peta prakiraan curah hujan dari BMKG merupakan contoh yang baik tentang bagaimana data meteorologi diolah dan divisualisasikan untuk membantu berbagai pihak dalam pengambilan keputusan. Baik teknik manual maupun digital memiliki kelebihannya masing-masing, dan sering kali kedua metode ini digunakan bersama untuk menghasilkan peta yang akurat dan mudah diakses.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun