Mohon tunggu...
Nisa Aprilia
Nisa Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Nisa Aprilia adalah seorang mahasiswi Fakultas Psikologi di UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang saat ini sedang berproses mengejar gelar sarjana Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghargai yang Ada: Peran Gratitude dalam Menciptakan Kebahagiaan yang Berkelanjutan

29 Juni 2023   20:11 Diperbarui: 29 Juni 2023   20:55 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, timbul tuntutan-tuntutan baru yang harus dihadapi oleh manusia. Tuntutan pekerjaan, perkuliahan, hingga tuntutan yang terkadang datang dari diri sendiri maupun orang lain. Kita dihadapkan dengan kehidupan yang di dalamnya setiap individu berlomba-lomba dengan kemajuan. Waktu seolah tidak mau menunggu individu yang hanya berdiam diri, manusia diibaratkan seperti mesin, yang jika tidak digunakan akan rusak dan akhirnya tidak terpakai begitu saja. Hal tersebut yang pada akhirnya membuat kehidupan bagi kebanyakan individu terasa seperti sebuah kompetisi tidak berujung.

Tuntutan hidup semakin banyak, persaingan semakin ketat, ekspektasi yang hampir membuat sekarat, sementara kita manusia seolah tidak diizinkan untuk beristirahat. Permasalahan tersebut mengakibatkan timbulnya perasaan cemas, overthinking, stress, hingga depresi pada individu. Salah satu penyebabnya yaitu karena ketika menghadapi tuntutan-tuntutan tersebut, kita terkadang cenderung terfokus pada apa yang belum kita capai, apa yang kurang, dan apa yang kita inginkan. Namun, di tengah kegelisahan tersebut, ada satu sikap sederhana yang dapat membawa perubahan yang signifikan dalam hidup kita, yaitu gratitude atau rasa syukur.

Syukur adalah ungkapan terima kasih individu terhadap semua hal dalam hidupnya, termasuk peristiwa dan penerimaan dari orang lain. Ini melibatkan reaksi kegembiraan dan kecenderungan untuk menganggap hidup sebagai anugerah. Seligman (2002) berpendapat bahwa kebahagiaan adalah suatu kondisi emosional yang positif yang memberikan dorongan kepada seseorang untuk terlibat dalam berbagai tindakan yang positif. Menurut penelitian oleh Watkins, Woodwart, Stone, dan Kolts (2003), syukur memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek dan komponen kebahagiaan. Individu yang memiliki kecenderungan untuk tetap bersyukur cenderung menjadi individu yang bahagia.

Menemukan kebahagiaan yang berkelanjutan merupakan hal yang menggembirakan, dan kebersyukuran memiliki kaitan erat dengan emosi positif seperti perasaan puas, bangga, harapan, dan kebahagiaan (Emmons & McCullough, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggaraini, Andayani, dan Karyanta (2013) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki sikap bersyukur cenderung lebih mudah merasakan kebahagiaan.

Salah satu peran penting gratitude adalah dalam menciptakan kebahagiaan yang berkelanjutan. Ketika kita memiliki sikap rasa syukur, kita melihat dunia dengan cara yang berbeda. Kita belajar untuk fokus pada hal-hal yang sudah kita miliki, daripada terus-menerus mengejar apa yang belum ada. Ini membantu kita menghargai momen kecil dalam hidup yang sering kali terlewatkan, misalnya seperti menikmati cahaya matahari yang hangat, secangkir teh di pagi hari, senyum orang yang kita kasihi, atau kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

Dalam perspektif psikologi positif, praktik gratitude memiliki manfaat yang signifikan bagi kebahagiaan dan kesejahteraan individu. Berikut adalah beberapa manfaat gratitude yang terkait dengan kebahagiaan:

  • Meningkatkan kesejahteraan subjektif: Penelitian oleh Emmons dan McCullough (2003) menunjukkan bahwa praktik gratitude secara konsisten terkait dengan peningkatan kesejahteraan subjektif atau kebahagiaan individu.
  • Mengurangi gejala depresi: Studi oleh Wood, Froh, dan Geraghty (2010) menemukan bahwa praktik gratitude dapat membantu mengurangi gejala depresi dan meningkatkan keadaan mental yang positif.
  • Meningkatkan hubungan sosial: Menurut penelitian oleh Algoe, Haidt, dan Gable (2008), praktik gratitude dapat memperkuat ikatan sosial dan hubungan interpersonal yang lebih positif, yang berdampak pada peningkatan kebahagiaan.
  • Meningkatkan kesehatan mental dan fisik: Penelitian oleh Jackowska, Brown, Ronaldson, dan Steptoe (2016) menunjukkan bahwa praktik gratitude dapat mengurangi tingkat stres, meningkatkan kualitas tidur, dan secara keseluruhan meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik.
  • Mengatasi kesulitan dan meningkatkan ketahanan emosional: Praktik gratitude membantu individu mengalihkan perhatian dari kesulitan dan tantangan ke hal-hal yang positif dalam hidup, sehingga membantu meningkatkan ketahanan emosional dan kemampuan untuk menghadapi stres (Wood et al., 2010).

Dalam menghadapi tantangan dan kekecewaan, gratitude memberikan perspektif yang lebih luas. Kita belajar untuk melihat kesulitan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, serta menghargai ketangguhan dan ketahanan yang telah kita miliki. Dengan bersyukur atas pengalaman hidup, baik yang menyenangkan maupun yang sulit, kita mengubah cara kita berhubungan dengan peristiwa dan membangun ketahanan emosional yang kuat. Gratitude juga membantu kita dalam hubungan sosial dan meningkatkan kualitas interaksi sosial kita. Saat kita melihat orang lain dengan mata yang penuh syukur, kita lebih mampu memperhatikan dan menghargai kontribusi mereka dalam hidup kita.

Dalam psikologi positif, menciptakan kebahagiaan yang berkelanjutan melalui gratitude membutuhkan latihan dan kesadaran yang terus-menerus. Penting untuk melatih pikiran kita untuk melihat kebaikan dan mencatat momen-momen yang membuat kita bersyukur. Ada berbagai cara untuk melakukannya, seperti menyimpan jurnal gratitude harian, mengucapkan terima kasih secara langsung kepada orang-orang yang berarti bagi kita, atau mengambil jeda sejenak untuk merenungkan momen-momen kecil dalam kehidupan yang membuat kita merasa beruntung.

Dalam dunia yang serba cepat dan ambisius ini, penting bagi kita untuk menghargai apa yang ada. Gratitude membantu kita melihat kehidupan dari sudut pandang yang lebih positif, mengubah sikap kita terhadap diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita. Dengan mengembangkan rasa syukur, kita menciptakan kebahagiaan yang berkelanjutan dan membangun fondasi yang kuat untuk hidup yang lebih bermakna dan memuaskan. Dengan membawa gratitude ke dalam kehidupan kita, kita dapat menciptakan perubahan yang bermakna dan meraih kebahagiaan yang berkelanjutan.

Referensi :

Algoe, S. B., Haidt, J., & Gable, S. L. (2008). Beyond reciprocity: Gratitude and relationships in everyday life. Emotion, 8(3), 425-429.

Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2003). Counting blessings versus burdens: An experimental investigation of gratitude and subjective well-being in daily life. Journal of Personality and Social Psychology, 84(2), 377-389.

Jackowska, M., Brown, J., Ronaldson, A., & Steptoe, A. (2016). The impact of a brief gratitude intervention on subjective well-being, biology and sleep. Journal of Health Psychology, 21(10), 2207-2217.

Seligman, M. E. P. (2002). Authentic happiness: Using the new positive psychology to realize your potential for lasting fulfillment. New York: The Free Press.

Watkins, P. C., Woodward, K., Stone, T., & Kolts, R. L. (2003). Grattitude and Happiness; Development of A Measure of Grattitude, and Relationship With Subjective Wellbeing. Social Behaviour and Personal.

Wood, A. M., Froh, J. J., & Geraghty, A. W. (2010). Gratitude and well-being: A review and theoretical integration. Clinical Psychology Review, 30(7), 890-905.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun