Mohon tunggu...
nisaanggraini
nisaanggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis saya berharap tulisan saya bisa memberikan dampak yang positif dan menambah wawasan bagi pembaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Aksi Pemuda sebagai Garda Depan Pelestarian Lahan Basah

8 Desember 2024   18:48 Diperbarui: 8 Desember 2024   19:16 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

          Lahan basah, contohnya gambut dan mangrove, menjadi salah satu ekosistem paling produktif dan penting di dunia. Ekosistem ini menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna yang mendiami Ekosistem ini. Tak hanya itu, keberadaan Ekosistem lahan gambut juga berfungsi sebagai penyerap karbon alami, pelindung pantai dari erosi, dan pengatur siklus udara. Namun sayangnya, seiring berjalannya waktu, lahan basah di Indonesia menghadapi berbagai ancaman besar akibat aktivitas manusia, seperti konversi lahan, deforestasi, dan dampak perubahan iklim.

         Ancaman ekosistem lahan gambut diharapkan menarik kesadaran masyarakat tentang pentingnya lahan basah bagi kehidupan. Dalam memperbaiki lahan basah yang terancam ini diharapkan peran pemuda Indonesia yang menjadi penggerak aksi peduli lahan basah. Artikel ini akan membantu anda dalam memahami bagaimana kondisi ekosistem lahan  basah saat ini?  Tantangan yang akan dihadapi? Serta apa saja peran pemuda dalam pelestarian ekosistem lahan basah?

         Tahun 2024 menjadi masa kritis bagi lahan basah di Indonesia. Ekosistem gambut dan mangrove menghadapi kerusakan parah akibat kebakaran hutan, penebangan liar, dan luasnya kawasan pertanian. Kerusakan ini tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan risiko emisi karbon yang mendorong perubahan iklim global.

           Menurut Mongabai Indonesia , ekosistem lahan basah di Indonesia, seperti gambut dan mangrove, berada dalam ancaman serius akibat konversi lahan untuk pertambangan dan industri ekstraktif. Kerusakan ini juga mempengaruhi target restorasi lahan basah. Secara keseluruhan, Indonesia berkomitmen untuk merehabilitasi 23,32 ribu hektar hutan bakau hingga tahun 2024 dan total restorasi 1,05 juta hektar lahan gambut dalam jangka waktu yang sama. Namun, ekspansi pertambangan terus menjadi salah satu ancaman terbesar bagi ekosistem ini

           Wilayah lahan basah juga menghadapi risiko kehilangan fungsi ekologis, terutama karena laju kerusakan yang lebih cepat dibandingkan upaya pemulihan. Ancaman ini menempatkan beberapa jenis ekosistem lahan basah dalam kondisi yang sangat rentan hingga hampir punah, terutama di kawasan yang terpapar abrasi tinggi seperti Maluku (1.425 hektare) dan Nusa Tenggara Timur (501 hektare).

          Melihat ancaman tersebut, diharapkan kita memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap ekosistem lahan basah.  Diharapkan pemerintah dan masyarakat berkolaborasi dalam menjaga ekosistem lahan basah Indonesia. Sebagai upaya mitigasi, pemerintah Indonesia memasukkan restorasi lahan basah ke dalam strategi nasional. Melalui dokumen Enhanced Nationally Ditented Contribution (ENDC), target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) terisi hingga 43,20% dengan dukungan internasional. Program Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 menjadi langkah konkret yang fokus pada pembasahan kembali lahan gambut yang terdegradasi dan restorasi mangrove.

           Berbagai tantangan masih menghambat upaya pelestarian lahan basah, antara lain:


Degradasi Ekosistem

Pembukaan lahan untuk perkebunan dan pembangunan infrastruktur menyebabkan penurunan kualitas ekosistem gambut dan mangrove.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun