Adanya KKM-DR UIN Malang adalah mahasiswa diharapkan mampu mengabdi dan berkontribusi pada masyarakat. Beberapa hari sejak pemberitahuan tersebut, Yayasan Al-Jamilun adalah salah satu tempat yang ingin selalu saya kunjungi. Bukan hanya karena jaraknya yang dekat dari rumah, melainkan karena berada disitu adalah kemauan saya. For Your Information, saat saya berusia Sekolah Dasar saya telah menghabiskan masa-masa mengaji di Yayasan Al-Jamilun (baca: tempo dulu) dengan dibimbing oleh guru-guru saya yang luar biasa ( salam ta'dzim untuk beliau-beliau).
Adapun Program Khusus Kitab dan Tahfidz atau yang biasa disingkat PK2T didesain khusus oleh sekretaris Yayasan Al-Jamilun, Bapak Muhammad Zamhari, S.H.I, M.S.I sebagai bentuk perhatian terhadap santri-santri binaan beliau dan tentunya juga sebagai tindak lanjut dari pengembangan RTQ Al-Jamilun yang menginginkan adanya peningkatan mutu membaca Al-Qur'an. Â Sejalan dengan program tersebut, para santri nantinya akan menghafal dan belajar kitab-kitab tertentu yang populer dikalangan pondok-pondok salaf, seperti : Safinatun Naja, Shorof, Jurumiyyah, Alala dan lain sebagainya.
Sesuai rencana, para santri PK2T akan diasramakan (dipondokkan) selama 3 hari 2 malam terhitung dari jum'at siang hingga minggu siang guna memaksimalkan waktu mereka dalam belajar serta menghafal.Â
Gimana, kerenkan? ditengah era degradasi iman & moral seperti sekarang, mereka malah menghabiskan weekend di pondok.
Memasuki minggu pertama, terlihat gelagat (sebagian) santri yang berat berpisah dari orang tua mereka meski hanya sebentar, berat meninggalkan rumah atau barangkali berat meninggalkan gadget yang sehari-hari berada ditangan mereka. Tenang anak-anak, hanya 3 hari 2 malam. Insyaallah lama-lama akan terbiasa.
Saya, bersama pendamping lainnya berusaha mengarahkan mereka sebagaimana mestinya. Apa yang terlintas dibenak mereka? Tiap waktu tertentu diburuin dengan kalimat;
" Anak-anak waktunya bangun."
"Ayo waktunya sholat jama'ah."
"Anak-Anak waktunya belajar kitab."
"Anak-anak waktunya makan."
"Anak-anak waktunya ini dan itu."
Hebat sekali, diusia Sekolah Dasar dan Menengah sedang belajar disiplin dan mau berusaha.
Pada Jum'at sore hari, berlangsung materi Alala yang diajar oleh pak Izam. Dengan suara lantang beliau memaknai kitab,Â
"Bismillahi.. dengan menyebut nama Allah.Â
Arrahmani.. yang maha Pengasih.Â
Arrahiimi.. lagi Maha Penyayang.Â
Alaa.. ingatlah!.Â
Laa tanalu.. tidak akan didapatkan olehmu.Â
Al 'ilma.. sebuah ilmu.Â
Illaa.. kecuali.Â
Bisittatin.. dengan enam syarat.Â
Syarat-syarat mencari ilmu itu ada enam : 1. cerdas, 2. lapang dada, 3. sabar, 4. punya bekal, 5. petunjuk guru, 6. waktu yang lama." (Masing-masing unsur terdapat penjelasan dari beliau).Â
"Ayo hafalkan syarat-syarat mencari ilmu. Kalo udah selesai, tulis makna dikitabnya masing-masing." beliau berlalu keluar kelas.
sambil sesekali mengamati, saya membantu anak-anak yang kebingungan membaca makna pegon. 10 menit kemudian waktu berakhir.
Seorang Santri mendekat dan duduk disamping saya, "Kak, ternyata susah ya baca kitab, nulis maknanya juga. saya takut tidak bisa." katanya sambil tertawa kecil. Saya tersenyum, "Dik, bagaimana kamu takut tidak bisa sedangkan Tuhanmu adalah yang Maha Segala-galanya. Gapapa, gak paham sekarang. Yang penting sudah berusaha. Materi yang sudah dipelajari diulang-ulang lagi. Jangan lupa juga berdoa sama Allah, agar diberi pemahaman yang baik dan kamu bisa."
Time flies. Hingga hari ini, para santri PK2T 'mulai' terbiasa dengan kegiatan mereka, mulai memahami bahwa akhir pekan mereka adalah belajar dan menghafal.
Kata pak Izam, guru kami, "Terserah cita-citanya mau jadi apa saja, yang penting ngajinya kesini (Yayasan Al-Jamilun)."
yuk bisa yuk, para santri. Bikin orang tua dan guru bangga, serta Allah ridho. Perjalanan kita masih panjang. Kita melangkah bersama yaa, dalam ta'at.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H