Mohon tunggu...
Hani
Hani Mohon Tunggu... Freelancer - Peserta Danone Digital Academy 2021 ~ https://www.nisaahani.com/

Hai! Perkenalkan saya Hani, Peserta Danone Digital Academy 2021.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jauhi Pinjol, Mari ke Bank Sampah: Sebuah Testimoni

24 Oktober 2021   22:39 Diperbarui: 24 Oktober 2021   23:18 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: nisaahani tempat sampahnya dipisah

Miris banget deh lihat berita korban pinjol yang sedang marak saat ini. Alasan yang melatarbelakangi pun macam-macam. Ada yang karena gengsi gaya hidup, ada juga yang karena memang kebutuhan.

Oleh karena itu, di tulisan ini saya mau cerita pengalaman menjual barang bekas di Bank Sampah. Kali aja bisa menjadi solusi untuk mendapatkan uang tambahan atau malah jadi penghasilan.

Alasan Mengumpulkan atau Menjual Barang Bekas

Yang tau dan memperhatikan saya sejak lama mungkin hafal, jika saya sekeluarga memang sudah membiasakan untuk reduce, reuse, recycle. Tidak full pantang plastik atau mengeluarkan sampah sih. Tapi lebih sebisa mungkin berusaha bijak berplastik dengan memanfaatkan yang ada, beli jika butuh, berusaha bawa wadah sendiri, dll.

Jadi, memang meminimalisir sampah. Sampah hasil rumah kita juga perlahan tapi pasti istiqomah dipisah-pisah. Berikut pengolahan  klasifikasi sampah di rumah saya:

  • Sampah yang masih layak jual seperti kertas atau kardus bekas dipisah sendiri.
  • Sampah botol atau gelas plastik di pisah sendiri.
  • Sampah bekas makanan atau masak sebisa mungkin ditanam, jadi pupuk, atau makanan ternak tetangga. Tapi karena keterbatasan lahan, banyak juga yang dibuang.
  • Dan, sampah yang akan dibuang. Misal, sampah plastik kotor/bolong.

Bisa dilihat di foto atas. Itu ada 3 tempat sampah. Tapi sebenarnya itu hanya untuk sampah kertas, plastik, dan sampah kotor versi kecil. Kalau masih bagus dan ukurannya besar, ada tempat lain.

Sehingga, yang dibuang itu beneran sampah yang tidak bisa kita olah sekarang. Menjual barang bekas juga sudah pernah dilakukan beberapa kali di tukang rongsokan keliling. Jadi sudah terbiasa aja gitu memilah dan mengolah sampah. Lalu, barang bekasnya dijual jika sudah banyak.

Alhamdulillahnya juga ada lahan buat naruh barang bekas. Tetangga juga pas tau kita jual barang bekas, setiap ada sampah kardus, kertas, atau barang bekas layak jual lainnya dikasih ke rumah.

Semua kegiatan memilah sampah ini tidak ada paksaan atau himbauan dari siapapun ya, gaes. Bahkan, saya pun belum tau ada kegiatan mengolah sampah secara serentak di daerah saya.

Jadi memang murni kesadaran sendiri demi lingkungan. Keluarga saya pun masih bayar iuran sampah normal untuk membuang sampah yang tidak bisa diolah. Tapi memang alhamdulillah sampah di rumah saya jadi berkurang.

Dan, meski ibarat kata, tindakan saya sekarang ini masih seperti potongan kecil bawang goreng di soto. Tapi gak apa. Mulai dari diri sendiri dan orang terdekat, harapannya, banyak yang mengikuti karena melihat kebiasaan atau sharing saya di media sosial.

Alasan Jual Barang Bekas di Bank Sampah Kemuning

Dokpri: nisaahani buku penimbangan Bank Sampah
Dokpri: nisaahani buku penimbangan Bank Sampah

Akhir tahun lalu Bapak saya mulai mengenal Bank Sampah Kemuning. Ini adalah Bank Sampah atau salah satu tempat untuk menjual barang bekas yang paling dekat dari rumah saya. Sepertinya sudah ada sejak tahun 2018 jika dilihat dari buku tabungannya. Saya lupa nanya.

Lokasinya seperti bekas lahan kosong aula. Dan, jalan di sekitarnya rapi, bersih serta banyak tanaman cantik. Biasanya buka hanya saat penimbangan.

Beberapa kali ke sana saat penimbangan tidak terlalu ramai. Sepertinya baru warga sekitar Bank Sampah yang memanfaatkan dengan baik.  Warga daerah lain belum.

Kampanye tentang Bank Sampah sepertinya belum terlalu menggema. Di daerah sekitar saya saja sepertinya baru keluarga saya yang tahu, lalu bapak saya cerita ke tetangga. Baru deh banyak yang tau. Meski, tetap belum dimanfaatkan dengan baik.

Mungkin karena keterbatasan lahan untuk menyimpan barang bekasnya atau males ribet. Positif thinking-nya mereka tidak menghasilkan banyak sampah. Jadi tidak ada sampah untuk dijual. Hehe.

Btw, alasan Bapak saya tertarik menjual barang bekas di sana karena lebih sreg, lebih percaya, lebih nyaman atau terasa aman. Timbangan dan hitungannya dirasa lebih transparan serta menguntungkan. Transaksinya juga lebih kekeluargaan.

Sedangkan untuk uang yang dihasilkan, sepertinya sih tidak beda jauh jika dijual ke abang-abang rongsokan. Mungkin karena yang dijual belum skala besar, jadi belum terlalu berasa bedanya.

Cara Jual Barang Bekas di Bank Sampah

Dokpri: nisaahani infografis cara menjual barang bekas di Bank Sampah
Dokpri: nisaahani infografis cara menjual barang bekas di Bank Sampah

Saya belum tau orang lain ya, tapi biasanya Bapak saya dari rumah tuh sampah botol, kaleng, atau yang masih kotor itu dibersihkan terlebih dahulu, dipisah-pisah serta ditata dengan rapi. Bahkan diberi keterangan. Jadi petugasnya tinggal hitung saja. Karena memang sudah layak jual.

Petugasnya bahkan senang sekali jika mendapat barang bekas dari kita. Sebab, memang sebersih dan serapi itu sampah barang bekas kita tuh. (Jika ada yang mau beli langsung dengan harga lebih tinggi sepertinya boleh juga nih. Yuk boleh yuk di-order kaka... Hehe.)

Setelah ditimbang di hari penimbangan yang biasanya sebulan sekali, nanti dicatat total uang yang dihasilkan di buku tabungan. Kemudian, duitnya bisa ditabung terlebih dahulu atau langsung diambil.

Barang Bekas yang Layak Jual di Bank Sampah Kemuning

Dokpri: nisaahani sampah yang siap dijual di Bank Sampah
Dokpri: nisaahani sampah yang siap dijual di Bank Sampah

Awalnya, semua barang bekasnya mayoritas dijadiin satu. Paling yang dipisah sampah botol atau gelas plastik, serta kertas dan kardus. Namun dipenimbangan berikutnya, belajar dari pengalaman pertama, barang bekasnya lebih dipisah-pisah lagi, supaya lebih mahal.

Kalau di Bank Sampah Kemuning, yang diterima itu Gelas Bersih, Botol Bersih, Plastik Rongsok, Kardus, Kardus Rongsok, Kertas Putih, Buku, Kaleng Alumunium, Kaleng Rongsok, Alumunium/Panci, Besi, Botol Sirup, Botol Kecap, Koran, dan barang lainnya yang dianggap ada daya jual. Bawa aja dulu barang bekas yang ada di rumah, kali aja bisa dikiloin. Hehe.

Berapa yang dihasilkan dari Jual Barang Bekas di Bank Sampah Kemuning?

Dokpri: nisaahani dapat 500ribu lebih dari Bank Sampah
Dokpri: nisaahani dapat 500ribu lebih dari Bank Sampah

Uang hasil yang didapat sesuai dengan barang bekas yang disetor. Bisa banyak, bisa juga ala kadarnya. Standar harga per kilo nya pun bisa berubah-ubah, meski tidak terlalu signifikan.

Lumayan lah, alhamdulillah daripada kalian pinjam uang ke sembarang orang atau mencari uang dengan cara tidak halal. Bahkan, jika kalian serius mengumpulkan barang bekasnya akan menghasilkan lebih banyak dari nominal yang saya hasilkan (lihat di buku tabungan).

Anggap saja ini tindakan peduli lingkungan, supaya sampah yang ada di sekitar kita berkurang, serta hitung-hitung dapat uang tambahan. Setuju gak?

So, gimana nih setelah baca tulisan saya ini, kalian jadi tertarik mengelola sampah dan menjual barang bekasnya di Bank Sampah tidak? Kalau iya, yuk, dimulai! Biar kita sama-sama bertanggung jawab dan bijak dengan sampah yang kita hasilkan!

Jauhi Pinjol, mending tukar barang bekas di Bank Sampah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun