Masih dalam rangkaian trip perdana saya ke luar negeri (#tridaysrainytrip), kali ini saya bercerita perjalanan saya ke Genting Highlands di Malaysia.
[caption id="attachment_182087" align="aligncenter" width="451" caption="World Resort Genting Highlands, Malaysia (jejakvicky.wordpress.com)"][/caption] Menurut wikipedia, Genting Highlands merupakan puncak gunung dari pegunungan Titiwangsa di Malaysia serta menjadi tempat resort terkenal dengan nama yang sama. Genting Highlands juga biasa disebut sebagai Las Vegas-nya Malaysia atau pusat cassino-nya Malaysia. Nah, untuk mencapai Genting Highlands, dapat Anda tempuh dari LCCT, KL Sentral ataupun Pudu Sentral menggunakan bus Go Genting dengan jadwal keberangkatan dan harga dapat Anda cek di sini. Intinya, tanyakan dahulu jam keberangkatan yang tersedia. Lalu, sesuaikan dengan rencana perjalanan yang telah Anda susun. Berdasarkan web tersebut, maka sudah kami (saya dan abang saya) rencanakanlah perjalanan ke sana dengan memilih jam keberangkatan pukul 9 AM. Sekitar 7.30 AM kami tiba di KL Sentral dari bandara LCCT dengan menggunakan aerobus. Setibanya di KL Sentral, saya lihat loket tiket ke Genting persis di tempat turun bis. Saya juga kurang engeh apakah loket tiket ke Genting sudah dibuka atau belum. Yang saya lihat, papan yang menghadap ke tempat turun bis masih tertutup rapat. Kami juga kurang tahu di mana tempat pembelian tiketnya. Kami pikir, mungkin di dalam akan ada lagi loket tiket ke Genting Highlands. Jadi, kami putuskan untuk sarapan murah terlebih dahulu di Medan Selera yang terletak di lt. 3 KL Sentral. Jam 8 AM kami selesai sarapan dan memutuskan untuk ganti baju dan sikat gigi di WC KL Central. Maklum baju dari Jakarta ini terasa lengket karena sudah kami pakai tidur di bandara LCCT. Hampir memakan waktu setengah jam, kami langsung mencari loket tiket ke Genting Highlands. Sayangnya, kami tak mendapatkan petunjuk. Situasi KL Sentral persis seperti kawasan Blok M Mall kalau di Jakarta. Terus mencari, tetapi tidak menemukan clue, akhirnya kami putuskan untuk kembali ke tempat yang saya lihat di awal setibanya saya di KL Sentral. Oalaah, tampaknya tiket itu sudah buka dari tadi. Hanya saja, sisi depan loket tersebut berada tampak samping dari tempat kita turun bus tadi. Maka dari itu, saya tidak melihat kalau loket itu sudah buka dari tadi. Setibanya di loket, ada tulisan "Perjalanan Berikutnya 11 AM". Saya panik! Masih tersisa setengah jam waktu keberangkatan pukul 9 AM, ternyata tiket sudah habis! Tiket untuk jam 10 juga mungkin sudah habis! OMG! Kami kebingungan karena niatnya setelah dr Genting, kami akan pergi ke Batu Cave. Mengingat kami juga harus mendapatkan tiket untuk perjalanan ke Singapura nanti malam, akhirnya kami putuskan untuk pergi ke Pudu Sentral dengan harapan tiket ke Singapura dan Genting Highlands diperoleh dengan waktu sesuai ittenerary yang telah kami buat. Kami naik LRT ke Pudu Sentral dan langsung mencari loket tiket bus untuk perjalanan ke Singapura juga Genting Highlands. Ternyata di sana, dengan sistem terintegrasi, tiket yang tersedia juga pukul 11 AM. Sementara tiket Singapura tidak kami dapatkan untuk jam malam, hingga memaksa kami pergi ke TBS dahulu (baca di cerita saya tentang pergi ke Singapura via Malaysia). Setelah itu, baru kami kembali ke Pudu Sentral dan tiba di sana pukul 10 AM. Ternyata, setibanya di Pudu Sentral lagi, keberangkatan pukul 11 AM bukan rejeki kami. Akhirnya terpaksa mengambil keberangkatan jam 12 AM dan membatalkan rencana ke Batu Cave. Rupanya jalan-jalan di musim nonliburan seperti ini, Genting Highlands juga ramai peminat ya. Mungkin pusat judinya yang menjadi daya tarik sendiri bagi kaum Chinese di Malaysia. Saya sempat mengantre 3 orang dan akhirnya tiket pergi (pukul 12 AM) + one way Genting Sky Way dan tiket pulang (pulang 17.30 PM) + one way Genting Sky Way telah kami dapat. Ya, lebih baik Anda membeli tiket sekalian seperti ini. Tiket pergi dan pulang bus juga tiket pergi dan pulang naik Genting Sky Way, sehingga Anda tidak harus mengantre lagi nanti di Genting Highlands. Total semuanya RM 21.
[caption id="attachment_182090" align="aligncenter" width="448" caption="Pengunjung antre membeli tiket Genting Highlands (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_182094" align="aligncenter" width="448" caption="Tiket PP Bus Genting Highlands plus Genting Skay Way (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_182096" align="aligncenter" width="448" caption="Meninggalkan stasiun Genting Sky Way"]
Persis seperti yang digambarkan di atas. Sekarang saya sudah berada di dalam kereta gantung dan keluar dari terminal sky way. Dalam satu kereta gantung ini, saya brsama 3 orang rombongan muda yang duduk membelakangi saya. Sementara di bangku saya ada saya, kakak saya, dan seorang laki-laki tua renta. Semakin lama kami semakin menjauh dari terminal, semakin tinggi pula kereta gantung ini berjalan. Pemandangan yang ada hanyalah hamparan hijau dari pohon-pohon yang tumbuh di sekitar kaki gunung Titiwangsa. Jika kita lihat ke bawah, betapa tingginya rel kereta gantung ini dibuat. Kita sudah tidak dapat lagi melihat awal pijakan dataran rendah karena saking tingginya dan tertutup oleh pepohonan yang tinggi. Di bawah sana bak hutan belantara. Entahlah akan seperti apa jika ada yang terjun langsung dari kereta gantung ini. Saya pun membayangkan, bagaimana awal-mula Malaysia membangun infrastruktur ini? Indonesia, ayo bikin yang lebih dari ini! Hawa dingin mulai menusuk tulangku. Di perlintasan rel sebelah, silih berganti kereta gantung yang pulang dari Genting menuju ke terminal akhir. Perjalanan dengan kereta gantung ini memakan waktu kurang lebih 20 menit. Di beberapa titik kereta berhenti untuk memberikan kesempatan bagi pengunjung merasakan suasana sunyi, hening, yang diselimuti hawa dingin kawasan Genting. Lalu, kereta gantung akan melanjutkan perjalanannya.
[caption id="attachment_182100" align="aligncenter" width="448" caption="Hampir tiba di Stasiun akhir Genting Highlands (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_182103" align="aligncenter" width="448" caption="Genting Highlands Outdoor Theme Park dilihat dari Star Walk (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_182104" align="aligncenter" width="448" caption="Flying coaster alias tengkurap ala roller coaster (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_182105" align="aligncenter" width="448" caption="Genting Highlands Indoor Theme Park (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_182106" align="aligncenter" width="448" caption="Gerimis mengiringi kami saat menuruni Genting Highlands (dok. pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H