Mohon tunggu...
Anesa Nisa
Anesa Nisa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

love travelling, kuliner-ing, travel writer wanna be

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Santai Siang di Orchard Road

13 April 2012   11:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 6120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa, 10 April 2012. Hari kedua dari tiga hari trip perdana. Hari ini waktunya pindah negara, dari KL ke Singapura. Cara yang kami tempuh adalah via darat, tepatnya dengan bus. [caption id="attachment_182646" align="aligncenter" width="512" caption="Orchard Road, Singapore (dok. pribadi)"][/caption] Pindah Negara dari Malaysia ke Singapura Pukul 00.20 AM waktu daerah Bukit Jalil, Malaysia, bus kami berangkat dari Terminal Bersepadu Selatan di Stasiun Bandar Tasik Selatan. Tidak menyangka juga sebenarnya, di hari kerja dengan waktu keberangkatan paling malam, bus yang kami naiki terisi semua kursinya.  Awalnya tersisa dua seat. Namun, di detik-detik terakhir ada dua orang kewarganegaraan Perancis masuk ke dalam bis. Hal ini pula yang menyebabkan jadwal keberangkatan bis menuju Johor terlambat 25 menit. Berhubung sudah tengah malam, sepanjang perjalanan kami gunakan untuk tidur. Waktu tempuh Johor-Singapura adalah 4 jam. Jadi, pukul 04.40 AM kami pun tiba di Larkin-Johor Baru Terminal. Larkin-Johor Baru Terminal menyediakan armada untuk pergi ke Singapura dan juga ke berbagai wilayah bagian Malaysia. Kondisi terminal ini hampir mirip dengan Lebak Bulus atau Kampung Rambutan kalau di Indonesia. Begitu sampai di terminal ini, suasana masih sepi, langit masih gelap, dan seluruh kounter tiket masih tutup. Di sisi kiri terminal, ada satu buah sejenis toserba yang tetap buka. Anda bisa membeli cemilan ataupun suvenir di sini. Di sisi lain, tepatnya sisi kanan terminal terdapat satu buah restoran yang buka 24 jam. Restoran ini letaknya agak dekat dengan WC yang berada di luar. WC di sini kotor. Untuk buang air kecil/besar, kita harus membayar 30 sen dan 50 sen untuk mandi. Namun, saat masuk ke WC ini, kami tidak melihat adanya shower. Kami pun pergi melihat-lihat barang-barang yang diperjualbelikan di toserba. Pikir kami sekalian membeli buah tangan dari Malaysia yang belum sempat terbeli saat di Kuala Lumpur maupun Genting High Lands. Dengan sisa-sisa uang ringgit yang kami miliki, akhirnya kami putuskan untuk membeli teh tarik, kuaci (ada kuaci rasa kelapa yang belum perna saya temui di Indonesia. Oleh karena itu, saya putuskan untuk membelinya), kaki tiga untuk charger, dan spons (yang ini iseng, hehehe..). Setelah berbelanja dan tidak ada ide lagi harus dihabiskan untuk apa uang ringgit yang masih tersisa ini (sisa RM 4), akhirnya kami memutuskan untuk mencari tempat charger baterai setelah seharian kemarin telepon genggam saya mati dan tidak bisa dicas karena colokan yang digunakan adalah colokan intrnasional (yang menggunakan lubang tiga). Menoleh kanan kiri, ke setiap dinding yang ada tempat duduknya, ternyata tidak kami temukan satu pun. Rupanya hanya ada satu tempat colokan di sepanjang lorong depan Terminal Larkin-Johor Baru, yakni di depan minimarket yang bernama Point. Yess! Langsung kami buru-buru merecharge batre telepon genggam kami. Lumayan bisa dapet 20 menit. Sementara waktu menunjukkan pukul 05.50 AM dan kami menargetkan untuk berangkat setelah sholat Subuh (sekitar pukul 06.00 AM). 06.15 AM, kami putuskan untuk segera sholat Subuh. Enaknya transit di Terminal Larkin-Johor Baru adalah adanya masjid, sehingga tidak repot bagi muslim traveler. Masjidnya luas, bersih, nyaman, dan ber-AC. Tampaknya masjid ini aktif dalam syiar agama Islam. Terlihat adanya ruang-ruang kepengurusan untuk dewan masjid dan program-program yang mereka jalankan. Setelah sholat, kami pun sarapan di lantai dasar terminal. Berbekal roti yang kami beli di Stasiun Pudu Raya, Malaysia, kami cukup membeli segelas teh tarik seharga RM 1.3. Aaahh, nikmatnya. Tidak peru banyak, tapi cukup menghangatkan badan kami yang kedinginan akibat AC bus selama perjalanan dan udara luar di pagi buta. [caption id="attachment_174419" align="aligncenter" width="480" caption="Menu sarapan kami, segelas teh tarik dan roti isi abon (dok. pribadi)"]

1334316108895618594
1334316108895618594
[/caption] Hari semakin siang, kami pun segera antre dan menaiki bus SBS Transit 170 seharga RM 1.9 dengan tujuan Singapura. Perjalanan darat Johor-Singapura memakan waktu satu jam, termasuk dalam proses keimigrasian Malaysia dan Singapura. Selanjutnya, kami pun tiba di MRT Kranji. Berbekal kartu EZ Link yang telah kami pinjam dari teman di Jakarta, kami langsung masuk MRT ke arah Farrer Park. Tujuan kami adalah Mustafa Centre untuk menukar uang ke USG yang akan digunakan untuk pembayaran hostel selama satu malam dan biaya hidup dua hari selama di Singapura. Setelah menukarkan uang, kami pun segera check in di hostel (Drop Inn Hostel di Lavender Street) yang telah kami booking sebelumnya dari Indonesia. Tulisan tentang Drop Inn Hostel akan saya jelaskan secara terpisah nanti. Sampai di hostel, kami segera menyelesaikan urusan administrasi. Istirahat sebentar, berselancar ria dengan internet hingga akhirnya kamar kami siap untuk dihuni. Hhhm, kamar mungil, tetapi nyaman. Meluruskan badan sejenak di atas kasur, lalu segera kami membilas badan kami dan bersiap untuk eksplore Singapura. Yippiiiiie ^^ Santai Siang Menikmati Orchard Rd., Singapura Jarum jam menunjukkan pukul 00.45 PM. Ini saatnya untuk eksplor Singapura di hari pertama. Dari tempat menginap, kami berjalan kaki ke MRT terdekat (Boon Keng MRT). Tujuan kami siang ini adalah Orchard, Bugis, China Town, Marina Bay Sands, Merlion, Esplanade, Clark Quay. Termasuk membeli oleh-oleh sebab besok kami berniat untuk menghabiskan satu hari full di Universal Studio Singapur (USS), lalu kembali ke Jakarta. So here we go.. This is our first destination, Orchard Rd. Jalan kaki sekitar 2 menit dari hostel, kami naik MRT menuju Dhoby Ghaut. Kami pun keluar ke arah Plaza Singapura yang letaknya berseberangan dengan Park Mall. Singapur adalah surga bagi para pejalan kaki. Memiliki taman kota yang lebih banyak dari Jakarta dan trotoar yang luas sangat mendukung bagi para pejalan kaki. Perlu Anda ketahui pula bahwa pejalan kaki di Singapura merupakan raja di jalan. Pengemudi kendaraan akan memprioritaskan pejalan kaki terlebih dahulu untuk lewat. Pada saat menyeberang, turut pula didukung dengan adanya lampu lalu lintas bagi pejalan kaki. Warna dan artinya sama dengan lampu lalu lintas bagi kendaraan. [caption id="attachment_174420" align="aligncenter" width="640" caption="Dhoby Ghaut Green (dok. pribadi)"]
13343162051957600341
13343162051957600341
[/caption] Berbekal itu, kami pun menikmati siang ini dengan berjalan kaki ke arah Orchard meskipun kaki kami pegelnya minta ampun gara-gara kejar-kejaran waktu pada saat di KL kemarin. Berbekal petunjuk peta MRT, dari Dhoby Ghaut akan melewati 2 stasiun MRT. Namun, Orchard dapat Anda tempuh dengan jalan kaki dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Keluar dari Dhoby Ghaut, pilhlah ke jalur Plaza Singapura. Dari sini, Anda bisa langsung belok kanan. Berjalan lurus terus melewati Istana Negara Singapur dan Anda akan sampai di Orchard Rd. Sementara itu, kami memilih untuk berjalan sembari menikmati taman-taman kota di Singapura. Kami pun menyeberang dari Plaza Singapura, melewati Doby Ghaut Park Green, Botanic Garden, Istana Park (berseberangan dengan Istana Negara Singapur), dan akhirnya sampai ke Orchad Rd. Sayangnya, saat kami berkunjung ke sini, semua pusat perbelanjaan di Orchard Rd. sedang tidak menyelenggarakan program Sale. Harga barang-barang terbilang mahal dan mall pun rada sepi dari pengunjung orang Indonesia. Saat itu, huja mengguyur kota Singapura. Kami pun menghabiskan waktu dengan keluar-masuk mall yang ada di Orchard Rd. Memasuki Orchard Centre, OG, Plaza Orchad, Takashimaya, Paragon, Lucky Plaza, ION, dll., semua yang dilihat sama seperti mall pada umumnya. Hanya saja kelas dari barang yang diperdagangkan berbeda. OG dan Lucky Plaza menjual barang-barang dengan harga yang lebih terjangkau. Sisanya high class. [caption id="attachment_174423" align="aligncenter" width="395" caption="Salah satu sisi untuk pejalan kaki di Orchard Rd. (dok. pribadi)"]
13343163721951878455
13343163721951878455
[/caption] [caption id="attachment_174424" align="aligncenter" width="560" caption="Masyarakt Singapura dengan tertib menyeberang di tempat yang telah disediakan. (dok. pribadi)"]
13343164721511244230
13343164721511244230
[/caption] Di kawasan Orchard, saya sempat membeli sepatu di OG. Belanja yang tidak terencana sebenarnya. Begitu melihat sepatu yang kece, lucu, warnanya unik dan saya belum punya, terbuat dari kulit plus harganya murah (SGD 19.9 atau sekitar Rp 140.000,00). Oiya, di depan Lucky Plaza, untuk meredam rasa haus atau sekedar nyobain es kirim abang2 di Singapura, Anda bisa mencicipi es potong Singapura. Es nya berbentuk kotak. Ada berbagai macam rasa: raspberry, durian, mmm apalagi yaa.. Saya lupa rasanya selain yang kami beli. Hehehee.. Nah, es potong ini dimakan dengan roti/wafer/cone. Harganya SGD 1. Waktu sudah menunjukkan pukul 2.45 PM, tandanya sholat zuhur telah tiba. Lalu, kakak saya menunjukkan satu-satunya masjid yang berada di area Orchard Rd. Woow, saya kira tidak ada masjid di sini. Mushola pun sudah lbh dari cukup di negara yang minoritas muslim. Masjid Alfalah, Satu-satunya Masjid yang Ada di Orchard Rd., Singapura Masjid Al-Falah, adalah satu-satunya masjid yang berada di kawasan Orchard Road.  Keberadaan masjid ini yang terletak di sebelah Mall Paragon, tepatnya Bideford Rd. semakin meyakinkan saya bahwa nafas Islam ada dimana-mana, meskipun di negara yang minoritas umat muslimnya, sekalipun berada di antara gedung-gedung pertokoan dan perkantoran yang mewah. Hhhhm, setelah saya lihat-lihat dari prasasti yang ada di tembok depan masjid, rupanya masjid ini telah lama berdiri, yakni sejak tahun 1987. Dengan bangunan yang didominasi berwarna hitam, memang dari luar kita tidak akan pernah menyangka bahwa ada masjid di sekitar Orchard Rd. Bangunan masjid ini menjadi satu dengan gedung perkantoran. Artinya, tidak berdiri secara terpisah dengan kubah megahnya yang dapat menjadi penanda bahwa itu adalah masjid. Meski begitu, dalam masjid ini sangat luas dan mampu menampung 1500 orang (data dari Wikipedia) dan tidak mengurangi kenyamanan umat muslim dalam beribadah. [caption id="attachment_174425" align="aligncenter" width="360" caption="Masjid Al-Falah, satu-satunya masjid di Orchard Road."]
1334316596561378185
1334316596561378185
[/caption] Selayaknya masjid, pintu masuk untuk pria dan wanita dipisah. Wanita berada di sebelah kiri gedung.  Sementara pria bisa masuk di melalui pintu utama. Salah satu ciri kebersihan adalah toilet. Di Masjid Al-Falah, toilet dan tempat wudhunya sangat nyaman dengan desain yang sangat modern. Jika masuk ke dalam WC, akan disediakan sandal khusus yang hanya boleh digunakan selama di dalam WC. Pengunjung dilarang membawa keluar sandal tersebut, sekalipun ke tempat wudhu yang letaknya berdekatan. WC pun kering, tidak becek, bersih, wangi. Ada pula wastafel dan tentunya beberapa buah keran wudhu. Khusus wanita, ruang sholat disediakan di atas. Namun, ada beberapa juga yang sholat di bawah, di dekat pintu masuk khusus wanita. Angan takut jika Anda lupa bawa mukena, di masjid ini juga disediakan. Untuk mengaji? Masjid ini juga menyediakan banyak kitab suci Al-Quran. Nah, bagi yang ingin sekedar membaca dan menambah ilmu agama, di masjid ini juga disediakan semacam perpustakaan mini. Disediakan pula brosur-brosur yang isinya berupa penjelasan berbagai macam zakat beserta kegunaannya. [caption id="attachment_174428" align="aligncenter" width="360" caption="ruang tempat sholat untuk pria jika diambil dari lt. 2 (dok. pribadi)"]
1334316727998901973
1334316727998901973
[/caption] Tidak hanya menyediakan tempat sholat, masjid ini juga memiliki kegiatan untuk pemuda-pemudanya. Pastinya, kepengurusan masjid ini tersusun secara formal. Plusnya lagi, di masjid ini juga menyediakan air minum gratis. Mmm.. jujur, selama saya di Singapura, saya jarang banget menemukan keran-keran air minum. Padahal, dari yang saya baca-baca di blog lain, soal minum jangan khawatir kalau di Singapura. Kenyataannya, kami sering menahan haus. Lumayan, kalau beli minuman memakan ongkos sekitar USG 2. Jadi, kalau masih bisa ditahan yaa ditahan deh.. Okei, akhirnya kami kembali mengisi botol minuman yang sengaja kami bawa dari hostel. Di keran yang telah disediakan, ada dua jenis air, yakni panas dan dingin. Tinggal pilih saja, Anda mau refil yang mana botol minuman Anda. Selesai menjamak sholat Zuhur dan Ashar, mari kita ke destinasi selanjutnya.. Berlanjut... Eksotisme Sunset di Marina Bay Ini dia hostel murmer dan nyaman di Singapore

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun