Mohon tunggu...
Anesa Nisa
Anesa Nisa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

love travelling, kuliner-ing, travel writer wanna be

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangan Cuma Bisa Kritik, Yuk Cari Tahu Kinerja Kemen PU!

29 Mei 2014   05:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:00 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jalanan itu adalah turunan ketiga. Sementara itu, persebaran penduduk di Indonesia terkonsentrasi di jawa dan Sumatera. Meski demikian, Bapak SBY telah membuat koridor-koridor pertumbuhan ekonomi di luar Jawa melalui MP3I, sehingga penduduk bisa pindah dan distribusi pembangunan infrastruktur merata," jelas Taufik.

Nah, menyambung tentang jalur pantura, sebagaimana ilustasi saya di atas, disela-sela menjawab pertanyaan Kompasianer, Taufik juga menjelaskan alasan jalur pantura seakan-akan tak pernah selesai perbaikan.

Menurut Taufik, jalur pantura sudah kelebihan volume kendaraan, berbagai jenis kendaraan dengan berbagai tonase melewati Pantura setiap hari. "Kenapa Pantura sering rusak? Karena lintas Pantura sudah jenuh dan padat, sehingga ruas jalan setelah kanji yang perbaikannya hanya 500 meter bisa mengakibatkan kemacetan 2 hingga 3 jam".

Solusinya, kata Taufik, mengalihkan ruas jalan seperti double track (tidak hanya mengandalkan jalur darat pantura untuk lalu lintas kendaraan), yakni pembangunan lintas kereta api dan pembangunan tol Trans Jawa. *Nah, jelas 'kan sekarang mengapa Pantura seolah-olah menjadi proyek abadi kemenPU. Mudah-mudahaan setelah solusinya ditemukan, jalur Pantura tidak rusak bin macet lagi, ya.

[caption id="attachment_327105" align="aligncenter" width="624" caption="Perbaikan jalur Pantura menjelang Lebaran tahun 2013. Proyek PU yang berlangsung tiap tahun ini sering disebut-sebut sebagai proyek abadi, bahkan menurut KPK ada indikasi korupsi. (KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA)"]

1401722574302173805
1401722574302173805
[/caption]

Sementara itu, menanggapi pertanyaan salah seorang Kompasianer seputar transparansi di KemenPU, Agus mengatakan, segala proyek yang ditangani PU telah melalui e-Procurement. Agus menjelaskan, di situs PU masyarakat bisa melihat jelas nama proyeknya, berapa budget yang dikeluarkan, tanggal submit data, cara pengadaan, hingga tanggal dan tempat pelaksanaan presentasi penjabaran proyek.

Terkait dengan tema acara, "Mengenal Infrastruktur PU lewat Perpustakan PU", salah seorang Kompasianer mengapresiasi inisiatif KemenPU sebagai birokrat yang memiliki arsip kerja terbaik dalam sebuah perpustakaan yang lengkap dan bagus. Selanjutnya, Kompasianer tersebut bertanya seputar keberlanjutan program digitalisasi perpustakaan.

"Setelah terbentuk perpustakaan digital PU, selanjutnya apa upaya PU untuk terus menjaganya?", tanya salah seorang Kompasianer. Kompasianer tersebut juga memberi masukan kepada PU agar PU tidak hanya sesekali mengadakan acara (temu bloger/masyarakat) seperti ini. Meskipun para menteri PU sampai saat ini tidak ada yang terlibat tindak korupsi, tetapi harus ada program berkesinambungan agar masyarakat juga turut mengawasi jalannya proyek-proyek di KemenPU dan memberi masukan terhadap kinerja PU.

Agus Widjanarko beserta staf pun menyambut baik usul tersebut. Secara informal, mereka sepakat untuk melaksanakan kegiatan temu bloger secara rutin guna sosialisasi dan mendapatkan input atas kinerja KemenPU dari masyarakat.

Sebagai tambahan informasi, Agus mengatakan, KemenPU berencana mengubah fungsi perpustakaan yang ada di Gedunng Heritage menjadi museum. Hal ini sebagaimana cita-cita Menteri PU saat ini dengan tujuan warisan untuk generasi mendatang.**Wooow, tentu koleksi perpustakaan KemenPU akan bertambah, pun begitu dengan luasnya!

Sayang, di kesempatan tersebut, para Kompasianer tidak diajak berkeliling di Perpustakaan KemenPU. Mungkin setelah diresmikan sebagai museum, para Kompasianer bisa diundang lagi dalam peresmiannya agar gaung perpusatakaan KemenPU semakin terdengar di kalangan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun