"Alhamdulillah setelah dua tahun aku berjilbab, ketemu (ide ceritanya). Aku juga buka usaha yang awalnya online shop. Dari 25 karyawan yang aku pekerjakan, tadinya cuman aku, kakakku, dan ada satu karyawan yang berhijab. Sekarang semuanya. Semua orang punya cerita jilbabnya masing-masing. Cari keberagaman tema awal kenapa orang berjilbab", tutur Zaskia
Masih terinspirasi dari kedua puluh lima karyawannya itu pula, ia mengembangkan cerita tentang kisah ibu rumah tangga yang ingin bekerja dan dilemanya, terutama tentang penghasilan yang didapat.
Berdasarkan cerita yang ditayangkan, pesan yang bisa diambil, dan kontroversi yang muncul, menurut saya film ini bagus dan masih layak ditonton. Pesan-pesan yang saya sebutkan di atas begitu mengena, lho! Yaaa kalau hatinya lagi melow, bisa nangis juga di tengah film. Hihihiii.. Terhadap kontroversi yang beredar, mudah-mudahan bisa jadi bahan masukan untuk Zaskia dan Hanung ke depannya.
Ada satu pesan yang begitu quotable di otak saya, berada di ujung cerita. Menurut saya, secara tidak langsung, Hanung mengajak penonotn untuk berhijab. Kata Anin, "Hijab itu bukan hasil. Hijab adalah proses". Yup, apapun alasan berhjab, itu adalah langkah kita untuk mendekatakan diri dan patuh terhadap perintah Alloh. Kalau sudah berhijab, otomatis semua menyesuaikan. Yaa perkataan juga perilaku. Biar bagaimana pun, hijab adalah KTP (identitas) wanita muslim, sehingga apa yang kita perbuat mencerminkan kehidupan muslimah. Yuk, berhijab! Yang sudah berhijab mudah-mudahan selalu istiqomah. Aamin :) #noteformyself
[caption id="attachment_366246" align="aligncenter" width="600" caption="Poster film Hijab (semaker.com)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H