Mohon tunggu...
Nisa
Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas sebelas maret

Menulis menjadi suatu hal yang saya tekuni dalam hal menuangkan gagasan yang saya kritisi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Self-Handicaping

15 September 2024   09:12 Diperbarui: 15 September 2024   09:16 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam kehidupan sehari-hari, apakah kamu pernah merasa enggan mencoba sesuatu karena takut gagal? Atau mungkin tanpa sadar kamu menciptakan alasan-alasan yang justru menghambat langkahmu? Fenomena ini disebut self-handicapping, sebuah fenomena psikologis di mana seseorang sengaja menciptakan hambatan bagi dirinya sendiri untuk melindungi diri dari kemungkinan kegagalan.

Apa Itu Self-Handicapping?

Self-handicapping pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Steven Berglas dan Edward Jones pada tahun 1978. Mereka mengamati bahwa beberapa orang cenderung menciptakan rintangan yang membuat mereka gagal untuk kemudian memiliki alasan di luar diri mereka sendiri sebagai pembenaran. Perilaku ini merupakan bentuk perlindungan diri yang memungkinkan individu untuk tetap merasa berharga meski gagal (Jones & Berglas, 1978).

Self-handicapping dapat berupa tindakan seperti tidak belajar untuk ujian atau menunda pekerjaan hingga menit terakhir. Seseorang yang gagal setelah melakukan tindakan-tindakan ini bisa menyalahkan kurangnya persiapan alih-alih menyalahkan dirinya sendiri. Jika mereka berhasil, keberhasilan tersebut terlihat lebih signifikan karena diraih meski ada hambatan (Urdan & Midgley, 2001).

Ada beberapa penyebab utama mengapa seseorang melakukan self-handicapping:

  1. Takut Kegagalan, Ketakutan terhadap kegagalan sering kali menjadi pemicu utama self-handicapping. Orang yang khawatir tentang kegagalan akan menciptakan alasan untuk menutupi ketidakmampuan mereka.

  2. Menjaga Harga Diri, Orang yang melakukan self-handicapping melakukannya untuk melindungi harga diri mereka. Dengan menciptakan hambatan, mereka dapat menghindari asumsi bahwa kegagalan disebabkan oleh kurangnya kemampuan.

  3. Ekspektasi yang Berlebihan, Kadang-kadang, seseorang mungkin merasa terbebani oleh ekspektasi yang tinggi dari lingkungan. Untuk menghindari kekecewaan orang lain atau diri sendiri, mereka menciptakan hambatan.

Self-handicapping dapat bervariasi bentuknya. Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang sering terlihat:

  • Prokrastinasi, Menunda pekerjaan hingga mendekati batas waktu adalah bentuk self-handicapping yang umum. Dengan menunda, seseorang memiliki alasan yang jelas jika performa mereka buruk.
  • Penggunaan Substansi, Dalam kasus yang lebih ekstrem, seseorang mungkin menggunakan alkohol atau obat-obatan yang memengaruhi performa, dengan alasan bahwa mereka tidak berada dalam kondisi terbaik saat menjalankan tugas tersebut.
  • Kurang Persiapan, Tidak belajar atau berlatih secara maksimal adalah contoh lain dari self-handicapping. Individu merasa lebih nyaman menganggap kegagalan disebabkan oleh kurangnya usaha daripada kurangnya kemampuan.

Meskipun tampak sebagai mekanisme perlindungan diri, self-handicapping memiliki dampak negatif yang cukup signifikan.

  1. Penghambat Perkembangan Diri, Dengan menciptakan hambatan, kamu mungkin tidak pernah mengetahui kemampuanmu yang sebenarnya. Hal ini menghambat perkembangan pribadi dan pencapaian.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun