Mohon tunggu...
Nirwanti Wanti
Nirwanti Wanti Mohon Tunggu... Guru - JALANI SAJA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biar takdir menentukan segalanya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serumpun Mawar

15 Oktober 2019   17:11 Diperbarui: 15 Oktober 2019   17:37 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serumpun tumbuhan berjenis bunga

Ia nampak anggun, sederhana, mempesona dan juga lembut

Tapi dibalik semua itu ia keras, ia tak takut meski  hidup dipinggir jalan

Ia tak takut meski tak berpagar, meskipun dalam sangkaan bahwa tak berpagar itu tak aman

Sendiri di alam terbuka itu sangat mengkhawatirkan baginya yang terlihat begitu lembut

Tapi itu hanyalah kekhawatiran sepihak dari mereka yang melihatnya karena mereka khawatir

Kelopak yang indah dan lembut akan mudah dipetik karena tak berpagar 

Tapi mereka lupa, meski terlihat lembut ia memiliki akar yang kuat untuk menopang tubuhnya. 

Ia juga punya batang yang berkayu untuk dapat mempertahankan  diri dari tangan jahil tak bermoral

Dan yang tak kalah pentingnya  ia punya duri-duri yang tajam yang siap menjaga kelopak dari tangan durjana

Ya.. Ialah mawar.. Serumpun mawar , yang bila layu satu mekar setaman...

Hakikatnya...

Jadilah wamita yang menginsfirasi seperti serumpun mawar..

Lembut namun tegas, mempesona  tetap beemakna

Tak takut menghadapi kerasnya hidup, meski dipinggir jalan dan tak berpagar, tidak sembarang tAsngan bisa memetiknya, ada duri yang siap menjaga kelopak dari kumbang durjana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun