Guru Penggerak...
Itulah kata pertama yamg akan mengawali cerita ini yang akan sambung menyambung nantinya.
Sebuah kisah nyata tentang kegagalan yang kualami yang sempat membuat ku seakan vakum dari semua kebolehanku.
Saya adalah seorang guru yang mengabi pada sebuah sekolah tingkat dasar atau lazim disebut Sekolah Dasar (SD).
Sejak Pertama menjadi guru, saya pernah mengajar dan menjadi wali kelas  di seluruh kelas, dari kelas I Sampai kelas IV, dan yamg paling banyak saya menajar dan menjabat sebagai wali kelas adalah kelas IV.Â
Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap awal tahun pelajara atau lazim disebut tahun ajaran baru, Â selalu ada pembagian tugas mengajar untuk semua guru pada setiap sekolah, tidak terkecuali di sekolah tempat saya mengabdi.
Ketika tahun ajaran baru mulailah drama pembagian tugas mengajar, dan pada saat itu mulailah semua rekan guru menyebut ingin menjadi wali kelas dikelas berapa, semua memilih kelas I sampai kelas IV , dan tak satupun yang menunjuk tangan untuk memilih kelas IV dengan dalih kelas IV harus dipegang oleh guru senior, sementara mereka juga adalah guru-guru senior, melihat keadaan tersebut saya selalu menyetuui dan mengajukan diri untuk menjadi wali kelas IV.
Bulan berlalu tahun berganti saya tetap menikmati keseruan sebagai wali kelas IV yang nita benenya anak-anak berada pada ambang usia remaja, denga demikian saya berusaha semaksimal mungkin menjadi guru, pendidk, dan juga teman untuk mereka, dengan membuat sebuah kesepakatan kelas, jika pelajaran sedang berlangsung kita dalah murid dan guru, dan ketika sedang waktu istirahat kita adalah teman, anak -anak sangat setuju denga kesepakatan itu, sehingga diwaktu belajar mereka teretib dan disiplin serta diwakti istiahat mereka tidak sungkan bercerita dengan saya, bahkan terkadang masalah kesehariannya di dalam keluarga  tidak ragu untuk diceritakan, dan tentunya saya selalu memberi penguatan dan pendidikan karakter serta membimbing mereka mencari jalan terbaik menghadapi semua masalah.Â
Dengan sikap sepeeti inilah sehingga samoai saat ini anak-anak yang pernah belajar denga  saya jadi selalu berkomunikasi sampai sekarang, bahkan banyak yang diantara mereka yang sudah menjadi sarjana , dan ketika melihat saya hadir disekolah mereka selalu menghampiri, bukan hanya sekedar menyapa tapi juga bercerita. begitulah kesharian saya sebagai guru.
Disamping sebagai guru, saya juga sering bahkan kerap kali mendapat kepercayaan dari kepala sekolah untuk mewakili sekolah mengikuti pelatihan dan diklat sehingga sdengan demikian saya mendapat pengembangan diri yang alhamdulillah lebh banyak dari guru-guru yang lain, sehingga banyak hal tentang pendidikan yang saya pahami.Â
Karena hal itu saya boleh dikatakan sebagai tulang punggung kemajuan disekolah saya, dan bahkan terekadan teman guru menjuliki saya sebagai tangan kanan sang pimpinan.
singkat cerita, hari-hari yang seya lalui penuh semangat untuk mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan/diklat dan juga  mengembangkan sekolah denga berbagai kegiatan , dan tidak lupa pula menanamkan rasa kekeluargaan pada segenap wakga sekolah baik denga sesama rekan guru dan juga denga siswa serta wali murid tentunya. Saking akrabnya kami sehingga sesama rekan guru makan sepiring bersama dan minum segelas berlima atau lebih itu sudah biasa.
Seiring waktu berjalan dengan saling memberi motivasi dan semangat positif, dan tetunya tidak pula lupa kami selalu mencari informasi terbaru dalam dunia pendidikan dan juga pe ngembangan diri sebagai guru.Â
Pada saat itu tersebutlah sebuah kabar berita dari dinas pendidikan bahwa dinas pendidika bekerjasama denga PPPPTK Matematika membuka peluang penerimaan Calon Guru Penggerak dan Calomn Kepal sekolah Penggerak  denga persyaratan yang telah ditentukan, mendengar itu saya dan rekan guru dianjurkan oleh pimpinan untuk mengikuti progragram tersebut, dan program tersebut diakses langsung oleh setiap guru dan kepala sekolah  melalui laman SIM PKB masing-masing.
Dengan semangat kami saling mendukung untuk mengikuti tahapan demi tahapan dari program Guru Penggerak tersebut, mulai dari mengisi data dan melengkapi CV hingga menjawab serentet petanyaan ESSAY yang panjang dan cukup menguras pikiran dai imajinasi sehingga dapat menyelesaikan tahapan pertama.
Denga selesainya jawaban pertanyaan ESSAY maka selesailah tahapan pertama , dan kami menunggu hasil kelulusan tahap pertama untuk bisa memasuki tahap ke dua yakni simulasi dan wawa ncara.
hari-hari berganti kami menunggu dan menunggu hingga pada satu hari tergerak dalam hati saya ingin membuka  lama  SIM PKB saya, dan pada saat itu betapa terkejut hati saya ketika melihat bahwa ada salah satu surat yang saya unggah tulisannya blur bahkan tak bisa dibaca sama sekali, dan naasnya lagi ternyata peringatan perbaikan telah dikirimkan tapi tidak terbaca diakun saya sehingga kesempatan perbaikan terlewatkan begitu saja. Berselang waktu yang tidak beberapa lama dari kejadian itu, pengumuma kelulusan tahap pertama dikeluarkan. Ketika itu smua Teman guru yang ikut serta mendapat SMS dari kemendikbud untuk zoom meeting sosialisasi pertama dan hanya saya yang tidak mendapat SMS tersebut, dan ketika saya buka laman SIM PKB saya ternyata saya tidak lulus pada tahap selanjutnya. dan alhamdulillah kepala sekolah dan teman guru lolos [ada tahap selanjutnya. Pada hakikatnya saya bersyukur teman teman saya lolos sebagai Calon Guru Penggerak dan kepala sekola lolossebagai Calon Kepala Sekolah penggerak, dengan demikian sekolah akan lebih maju dan teman teman akan lebih hebat.
Namun sebagai seorang yang punya hati dan juga punya cita-cita i nngin lebuh maju sejujurnya saya juga merasa terpuruk, untuk pertama kalinya saya merasa tak berarti, ketika teman-teman guru sibuk dengan acara zoom meeting Calon Guru Penggerak dan komite Sekolah Penggerak , saya malah hanya mondar mandir dari kelas yang satu ke kelas yang lain mencari teman untuk bercerita sekedar mencari alasan agar bisa tetap tersenyum. Sempat kecewa dan hilang semangat dikarenakan biasanya sayalah yang selalu menjadi ujung tombak kegiatan, dan saat itu saya malah hanya jadi pendengar yang tak tau apa apa. Â Buka tak rela namun yang namanya hati bukan batu, sebersi rasa sedih tentulah ada.
waktu terus berlalu , saya merasa jika saya terus mengenang kegagalan yang belum tentu itu tak baik untuk saya, maka saya berusaha mengenbalikan semangat dan tidak memikirkan lagi tentang semua hal yang hampir membuat saya kehilangan semangat, dengan tekad meski di segi ini saya gagal tapi saya masih bisa berbuat pada hal yang lain, saya kembali optimis denga melupkan tragedi dokumen buram, dan kembali berkegiatan seperti biasanya, mendidk dengan ikhlas dan tentunya selalu memberi support untuk teman teman yang telah berhasil denga turut berbngga hati, walau bukan saya tapi teman-teman terbaik saya telah hampir sukses.
Biarlah dokumen buram menajadi sebuah pelajaran untuk lebih teliti ke depannya,.
Dengan harapan dan keyakinan apapun yang terjadi pada saat itu adalah takdir terbaik untuk saya dan berharap akan ada hikmah dibalik semuanya, seperti pepatah mengatakan " Tak aka ada Pelangi Jika Tak Ada Hujan".
By. NIRWANTI Â ; 17 JANUARI 2023 Â ( Tulisan pertama 2023 )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H