Mohon tunggu...
nirvana
nirvana Mohon Tunggu... Penulis - pelajar

pelajar yang sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pattimura-Pattimura Muda

28 Agustus 2022   21:49 Diperbarui: 9 September 2022   08:05 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pattimura -- Pattimura tua boleh dihancur-kan,tetapi kelak Pattimura-Pattimura muda akan bangkit"- Kapitan Pattimura.

Pahlawan yang sudah terbaring lelap di rumah terbaik,mereka kini sudah tidak bisa teriak “Merdeka” lagi. Jangankan itu, untuk mereka menikmati hasil perjuangannya pun tidak bisa. Semua yang mereka sudah lakukan dan kini yang menikmati perjuangannya hanya kita yang bahkan berjuang di masa lalu pun tidak.Mereka yang mengangkat senjata lalu mengapa kita yang tinggal melanjutkan perjuangannya bersikap begitu enggan?

Mereka yang mengangkat senjata lalu mengapa kita yang tinggal melanjutkan perjuangannya bersikap begitu enggan? Ribuan nyawa pahlawan telah melayang dengan kobaran semangat yang mereka bara untuk mengusir mereka yang ingin menguasai tanah air ini. Tahun demi tahun sudah kita lewati, sudah begitu banyak cerita suka duka di negeri ini. 

Lantas saat malam tiba, pernahkah kalian terbelesit bagaimana kita bisa membalas jasa-jasa yang mereka telah berikan untuk bumi pertiwi yang kaya akan keindahan ini?

Di dalam kemerdekaan yang sudah terlewatkan selama 77 tahun lamanya penuh dengan darah, air mata, dan mimpi-mimpi yang terkubur di dalamnya. Senapan yang berbunyi, teriakan merdeka yang lantang, menenteng keberanian yang begitu besar. 

Jika saja mereka terbangun dari rumah terbaik mereka mungkin mereka bertanya "Mengapa masih banyak tangisan sedih rakyat kecil? Mengapa Indonesia kini menjadi seperti ini? Mana pejuang-pejuang muda Indonesia yang melanjutkan perjuanganku?".  Begitu miris.

Lomba-lomba 17an berkumandang meriah dengan semangat para pembawa acara yang mengiringin. Lantas mana semangat yang sama untuk membangun negeri ini?Semangat yang dikeluarkan hanya untuk lomba tarik tambang, balap karung, dan memakan kerupuk saja tapi untuk mengingat jasa para pahlawan bahkan membalasnya pun teriakannya begitu kecil. Sungguh jauh berbeda bukan?

Dokpri
Dokpri

"Pulih lebih cepat,bangkit lebih kuat" begitulah tema kemerdekaan tahun ini, begitu mengandung banyak makna yang tersirat di dalamnya. Sebagai pemuda Indonesia, tentu kita yang tinggal melanjutkan perjuangan para pahlawannya juga harus memiliki semangat juang yang sama dengan mereka. Memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap negara dan terus mempertahankan tanah air

Makna kemerdekaan Indonesia begitu luas, bukan hanya bebas dari para penjajah saja melainkan banyak tujuan hidup yang mampu membawa kita menuju masa depan yang lebih baik. Pantang menyerah untuk mengejar cita-cita yang dimana kita tidak boleh lengah seperti para pahlawan yang gugur di masa penjajahan untuk membawa langkah yang lebih baik kedepannya.

Jangan lupakan pula hal kecil yang sering terabaikan, toleransi. Sikap toleransi yang harus kita mulai pada diri sendiri karena Indonesia penuh dengan keberagaman mulai dari suku, etnis, budaya, bahasa, bahkan hingga kuliner.

Kita harus saling merangkul satu sama lain terlepas dari perbedaan yang ada. Junjung rasa hormat dan saling menghargai kepada orang-orang yang kita temui terlepas dari kelas sosio-ekonomi, warna kulit, bahasa, pendidikan,dan tempat tinggal karena kita semua adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama.

Dokpri
Dokpri

Kemerdekaan sudah sepatutnya menjadi kenikmatan yang harusnya kita syukuri karena sesungguhnya, merdeka adalah ketika kita bebas berkarya, berpendapat, dan berekspresi.

Kemerdekaan 77 tahun Indonesia menjadi ruang kebebasan bagi para generasi muda di era digital ini untuk meningkatkan kualitas diri agar menjadi manusia unggul untuk membangun Indonesia lebih baik. Pattimura-pattimura muda yang akan bangkit membawa Indonesia untuk kehidupan yang jauh lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun