Dalam era di mana media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, banyak pertanyaan tentang bagaimana membangun kecerdasan emosional anak di tengah gempuran media sosial menjadi semakin relevan dan mendesak. Media sosial telah memberikan platform yang luas bagi anak-anak untuk berinteraksi, berbagi, dan terhubung dengan dunia luar, namun juga membawa dampak yang kompleks terhadap perkembangan emosional mereka.Â
Di tengah arus informasi yang tak terputus dan tekanan untuk memperoleh validasi sosial, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memahami tantangan yang dihadapi anak-anak dalam mengelola emosi mereka di era digital ini, serta mengembangkan strategi yang efektif untuk membangun kecerdasan emosional mereka.
Dalam era media sosial, anak-anak terpapar pada berbagai konten yang dapat memengaruhi persepsi mereka terhadap diri sendiri dan orang lain. Tidak jarang, mereka menghadapi tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar kecantikan, gaya hidup, atau popularitas yang ditampilkan dalam media sosial.Â
Hal ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan, dan bahkan depresi pada anak-anak yang rentan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan dukungan emosional yang memadai kepada anak-anak mereka, serta mengajarkan mereka keterampilan untuk memahami dan mengelola emosi mereka dengan sehat.
Selain itu, membangun kecerdasan emosional anak juga melibatkan penguatan kemampuan mereka dalam memahami perbedaan antara realitas dan dunia maya yang ditampilkan di media sosial.Â
Anak-anak perlu dilengkapi dengan keterampilan kritis yang memungkinkan mereka untuk menyaring informasi, mengevaluasi kebenaran dari konten yang mereka konsumsi, dan mengembangkan sikap yang rasional dan kritis terhadap media sosial. Ini dapat dilakukan melalui pendekatan pendidikan yang inklusif dan holistik, yang tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk menghadapi dunia digital yang semakin pesat ini.Â
Hal ini dapat berdampak negatif terhadap perkembangan kognitif anak. Di sisi lain, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menimbulkan kecanduan dan membahayakan kesehatan anak seperti insomnia, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik.Â
Anak-anak yang lama bersentuhan dengan dunia digital mungkin akan kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan teman sebayanya, meningkatkan keterampilan sosialnya, dan menjalin hubungan positif dengan orang-orang di sekitarnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya komprehensif untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak meskipun gencarnya media sosial. Peran orang tua, wali dan mitra lainnya dalam membimbing anak. Pertama-tama, orang tua perlu memahami dan memantau penggunaan anak-anak mereka.Â
Orang tua dapat menetapkan aturan dan batasan yang jelas serta meluangkan waktu untuk berbicara dan bertukar pengalaman dengan anak-anaknya. Orang tua juga dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan literasi seperti mengevaluasi informasi yang dapat dipercaya, memahami dampak media sosial, dan menggunakan media sosial secara efektif.
Orang tua hendaknya juga dilibatkan dalam menjalin komunikasi yang baik dan memahami perasaan anaknya.
 Dengan mendengarkan, memahami, dan merespons emosi anak secara empatik, orang tua dapat membantu anak belajar mengidentifikasi, mengekspresikan, dan mengelola emosinya secara efektif. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan bersama, berbagi cerita, atau refleksi emosional.Â
Di sisi lain, sekolah dan lembaga pendidikan juga berperan penting dalam mempersiapkan anak menghadapi kehidupan di era digital. Program pelatihan dapat dirancang untuk mengintegrasikan pembelajaran tentang penggunaan yang aman, etika, dan produktivitas.Â
Sekolah juga dapat menawarkan program pelatihan bagi guru dan staf untuk membimbing anak-anak dalam menggunakan media sosial. Sekolah juga dapat mengembangkan program yang lebih fokus pada pengembangan kecerdasan anak.
 Misalnya dengan mengadakan kegiatan yang mengajarkan anak mengenali dan mengendalikan emosi, berempati, menyelesaikan konflik, dan mengembangkan keterampilan sosial.Â
Hal ini dapat membantu anak-anak menjadi lebih tangguh, fleksibel, dan sukses dalam menghadapi tantangan era digital.Pemerintah dan organisasi terkait harus mengambil tindakan proaktif untuk melindungi anak-anak dari bahaya media sosial.Â
Hal ini dapat mencakup pembuatan undang-undang yang kuat, meningkatkan kesadaran sosial masyarakat, dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti media sosial untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia. Dengan upaya yang terkoordinasi dan konsisten, media sosial dapat menjadi tempat yang aman, kreatif, dan bermanfaat bagi anak.
Anak-anak dapat menggunakan internet untuk meningkatkan keterampilan mereka, membangun hubungan dan memperluas karir mereka. Namun kita juga harus mewaspadai permasalahan yang mungkin timbul dan berusaha menguranginya demi masa depan anak kita yang lebih baik. Meskipun gencarnya media sosial, mengembangkan kecerdasan emosional anak-anak merupakan tantangan yang sangat penting.Â
Dengan bantuan orang tua, sekolah, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan, kami dapat memastikan bahwa anak-anak tumbuh menjadi cerdas secara emosional, tangguh, dan siap menghadapi tantangan era digital. Upaya ini akan memberikan dampak yang sangat positif bagi masa depan anak dan masyarakat secara keseluruhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI