CCTV di setiap sudut rumah.
Beberapa aksi kejahatan yang akhir-akhir ini banyak terjadi membuat setiap orang semakin waspada. Berbagai perlengkapan untuk menangkal orang yang berbuah jahat juga selalu disiapkan, termasuk memasangBeberapa aksi kejahatan yang akhir-akhir ini banyak terjadi membuat setiap orang semakin waspada. Berbagai perlengkapan untuk menangkal orang yang berbua jahat juga selalu disiapkan, termasuk memasang CCTV di setiap sudut rumah.
CCTV atau Closed Circuit Television merupakan perlengkapan keamanan yang memungkinkan untuk memantau dan merekam semua kejadian yang berada dalam jangkauan pandang kamera. Semua gambar yang terekam akan disimpan dalam sebuah media penyimpanan dan dapat diputar ulang untuk melihat dan menganalisis kejadian di sebuah tempat.
Pada awalnya, penggunaan CCTV banyak digunakan di tempat-tempat yang memiliki risiko kejahatan tinggi, atau bangunan yang menyimpan barang-barang berharga. Seperti pabrik, kantor, toko hingga bandara. Seiring dengan perkembangan zaman, dan semakin banyaknya perlengkapan CCTV berharga murah, masyarakat pun mulai memanfaatkannya untuk memantau kondisi dan keamanan di sekitar tempat tinggalnya.
Sejak saat itulah, permintaan terhadap jasa pemasangan CCTV pun semakin meningkat. Hampir setiap rumah khususnya untuk masyarakat di kalangan menengah ke atas sudah menganggap CCTV sebagai benda wajib di rumahnya.
Peningkatan permintaan tersebut juga mendorong bisnis jasa pemasangan CCTV terus bermunculan dalam lima tahun terakhir. Meskipun pemain dalam usaha ini semakin banyak, tapi pasarnya juga diprediksi terus membesar, sehingga peluang bagi para pemain baru terus terbuka lebar.
Supaya bisa menarik perhatian para calon konsumen, penyedia jasa juga harus pintar-pintar memasang strategi agar tidak kalah saing dengan kompetitor sebelah.
Berbagai paket kemudian ditawarkan mulai dari harga yang terjangkau dengan perlengkapan sederhana hingga harga selangit untuk produk termutakhir.
Muhammad Tyas Karimullah adalah salah satu orang yang melihat peluang dari bisnis perangkat keamanan tersebut. Beliaupun tak luput ambil kesempatan dengan mendirikan PT (Peseroan Terbatas) diberi nama PT Kreatif Digital Solution tersebut baru dijalankannya dalam satu tahun terakhir.
Sebelum mulai usaha sendiri, Tyas pernah ikut dalam tim jasa pemasangan CCTV yang dimiliki temannya. Dari sana dia mulai belajar bagaimana cara memasang dan mengatur CCTV, serta mulai membangun jaringan untuk memasarkan jasanya. Setelah memiliki modal, dia akhirnya memutuskan untuk membangun bisnisnya sendiri. Dia berani melakukan tersebut karena melihat permintaan terhadap jasa tersebut cenderung terus meningkat tiap tahunnya, dan dia merasa itu kesempatan yang baik untuk mendulang untung yang lebih besar.
Bermodal Rp10 juta, Tyas mulai membeli Tangga Teleskopik dan Tools Instalasi CCTV sebagai alat operasionalnya, serta untuk membeli seperangkat CCTV yang akan dipasangkan di tempat kliennya.
Dia pun menawarkan berbagai macam paket dengan harga yang beragam untuk pemasangan CCTV. Misalnya, untuk paket produk empat kamera CCTV yang dilengkapi dengan media perekaman, kabel serta adaptor untuk kamera dibanderol mulai dari Rp3,05 juta hingga Rp3,76 juta di luar pemasangan.Â
Sedangkan paket lengkap dengan pemasangan dan pengaturan online ditarif mulai Rp3,65 juta sampai Rp4,36 juta. "Harga disesuaikan dengan merek kamera yang diinginkan, semakin bagus merek dan kualitas gambarnya, maka harganya semakin tinggi," paparnya, belum lama ini.
Meskipun tergolong baru dalam bisnis ini, tetapi Tyas melalui perusahaannya PT Kreatif Digital Solution sudah bisa melayani hingga lima klien tiap pekannya, atau bisa mencapai 16 proyek dengan omzet bisa mencapai Rp50 juta. Mayoritas klien yang dilayaninya itu berasal dari kawasan Jabodetabek.
Tyas mengakui, dalam dua tahun terakhir jumlah pelaku usaha di jasa ini tumbuh dengan signifikan. Sehingga membuat iklim bisnis yang kurang baik, dan muncul istilah main banting harga supaya mendapatkan klien.
Dia pun mencoba untuk lebih fleksibel dalam menawarkan tarif kepada klien. Dia mengaku tidak melulu menarik bayaran sesuai dengan tarif yang telah dia tetapkan. Klien bisa melakukan tawar-menawar hingga ada harga yang disepakati oleh kedua belah pihak. "Jangan terlalu kaku dalam menetapkan tarif, yang penting minimal ambil margin keuntungan sekitar 10% dari harga beli produk CCTV, dan untuk jasanya bisa dinegosiasikan," katanya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H