PKM (program kreativitas mahasiswa) merupakan ajang untuk menyalurkan kreativitas mahasiswa melalui karya tulis yang didukung berdasarkan kajian ilmiah. Program ini menjadi salah satu program unggulan dibawah naungan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).
Terdapat beberapa bidang dalam PKM, salah satunya adalah PKM-RE yang merupakan gagasan kreativitas berdasarkan konsep ilmiah, teori, ataupun paradigma ilmiah untuk membuktikan kebenaran ilmiah melalui proses penelitian sesuai bidang masing-masing.
Tim PKM-RE Universitas Lampung dengan judul proposal “Potensi Limbah Kulit Kakao Sebagai Antibakteri dan Gelling Agent Dalam Pembuatan Hand Sanitizer Alami” tahun ini mendapat dana hibah untuk melakukan penelitian terkait proposal yang sudah lolos seleksi.
Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Dewi Sartika, STP., Msi yang merupakan Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung. Adapun susunan Tim PKM-RE ini terdiri dari Nirma Diana sebagi ketua dengan Reyzka Aulia Wihardini, Evi Dwi Setyowati dan Exeldo Riyanto sebagai anggota.
Ide awal muncul karena keresahan melihat banyaknya limbah kulit kakao yang membusuk sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Akhirnya setelah berdiskusi dan mencari referensi bagaimana caranya agar bisa memanfaatkan limbah kulit kakao tersebut menjadi sesuatu yang bernilai, diperoleh pemikiran untuk mengelola limbah tersebut menjadi hand sanitizer alami.
Hal tersebut didasarkan pada penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, dimana kulit kakao memiliki daya hambat terhadap salah satu bakteri yang banyak terdapat di tangan yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Selain itu, kandungan flavonoid dan tanin pada kulit kakao juga diketahui dapat menjadi antibakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis.
Penggunaan Hand Sanitizer dimasa pandemi menjadi salah satu alternatif yang praktis untuk menjaga kebersihan tangan. Sebagian masyarakat menyukai hand sanitizer dalam bentuk gel karena sifatnya yang dingin dan nyaman digunakan. Biasanya, gel hand sanitizer terbuat dari bahan kimia Carbomer yang merupakan agen pengental dan gliserin sebagai pelembab.
Tetapi, senyawa kimia yang terkandung dalam kedua bahan tersebut jika digunakan secara terus-menerus dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping. Solusi untuk mengurangi penggunaan bahan tersebut adalah menggantikannya dengan pectin limbah kulit kakao.
Pektin dapat menjadi agen pengental dan juga dehydrating agent dimana dapat melembabkan kulit. Saat ini, sudah banyak penggunaan pektin dalam industri kosmetik. Pektin diperoleh dari proses ekstraksi kulit kakao menggunakan pelarut asam sitrat.
Penelitian dilakukan untuk mengkaji lebih dalam potensi limbah kulit kakao tersebut serta membuktikan kebenaran dari gagasan yang dimiliki. Harapannya, hasil yang diperoleh dapat menjadi salah satu referensi apabila ingin meneliti lebih dalam terkait topik pemanfaatan limbah kulit kakao sebagai antibakteri dan gelling agent dalam membuat hand sanitizer alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H