Mohon tunggu...
Nirina Azzahra_XII MIPA 3
Nirina Azzahra_XII MIPA 3 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Nirina Azzahra

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Si Kecil Tangguh

25 Februari 2022   17:07 Diperbarui: 25 Februari 2022   17:15 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Seorang gadis kecil yang ceria sedang berlarian bermain bersama ibu nya dan tidak pernah bermain dengan teman sebaya nya, ya dia adalah Niar. Niar si gadis kecil yang selalu bermain dirumah tidak pernah bermain dengan teman disekitar lingkungannya.
Dan di suatu hari.....
" Mama ade mau main kerumah Imelda, boleh? ", tanya Niar.
 "iya boleh jangan main jauh ya", jawab mama Niar.
Setelah sampai dirumah Imelda, Nirar dijauhi oleh teman-teman seatasan dia. Mereka sedang bermain dirumah Imelda juga.
" Eh bocil ngapain kamu ikut-ikutan main sama kita, kamu masih kecil belum boleh ikut main sama kita", ujar pita dengan nada sedikit keras.
Teman-teman yang lain hanya diam karena takut kepada pita. Pita sendiri saudara Niar, dia anak dari bibinya Niar.
" Sana kamu pulang aja diam di rumah ", ucap Pita.
" Aku disini gama main sama kalian, aku mau main sama Imelda ", jawab Niar dengan nada menahan tangis.
" Sudah kamu pulang aja disini juga gak ada yang mau main sama kamu ", ucap Pita.
Niar pun pergi pulang kerumah dengan perasaan sedih dan sesampai nya dirumah, dia menangis tersedu-sedu dan bercerita kepada mama nya.

" Sudah-sudah jangan menangis nanti juga Imelda main lagi sama ade. Sudah ya sebentar lagi ade mau ngaji mending kita mandi yuk siap-siap untuk ngaji ", ucap mama Niar.
" Ade gamau ngaji bareng mereka lagi mama, ade dimusuhin sama mereka padahal ade gak buat salah kok sama mereka ", ucap Niar.
" Yasudah nanti mama antar ya kamu harus tetap ngaji sayang ", ucap mama Niar.
Azan magrib pun berkumandang, Niar yang sudah siap untuk mengaji lalu diantar mamanya. Tetapi saat sampai dipengajian, Niar diledeki oleh Pita dan teman-temannya sehingga membuat Niar mengeluarkan air mata. Mama Niar yang sedang mengobrol dengan guru ngaji Niar langsung sigap merangkul anaknya.
" Ade ngaji nya sudah? Kalau sudah ngaji lalu tes hafalannya sudah beres ayo kita langsung pulang ya ", ujar mama Niar.
" Iya mama sebentar lagi ade dipanggil mau tes hafalan surat ", ucap Niar.
Beberapa menit kemudian....
" Ayo mama kita pulang ade sudah beres hafalannya ", ucap Niar.

Pita dan Niar tinggal serumah setiap saat, setiap mereka bertemu, berpapasan selalu ribut dan berujung Niar menangis. Suatu saat setelah Niar pulang mengaji, dia akan membersihkan dirinya mencuci muka dan lain sebagainya. Tetapi seketika ribut....
" Pita aku duluan yang masuk ke kamar mandi jadi aku duluan yang cuci muka kamu diam dulu di luar ", ucap Niar.
" Kamu masih kecil ya pokoknya aku duluan yang masuk kamar mandi awas ", jawab Pita sembari mendelik.
" Ade kenapa nangis? Sini cerita kenapa? ", tanya bibi Niar.
" Tadi ade mau cuci muka ti tapi ga di bolehin sama Pita padahal aku duluan yang sampek dikamar mandi ti ", jawab Niar jelas.
" Nanti titi marahin dia ok bandel dia udah bersikap seperti itu sama kamu ", ucap bibi Niar.
Niar menyebut bibi nya dengan panggilan titi karena sejak kecil dia tidak bisa mengatakan huruf b. Bibi nya Niar juga mama nya Pita.
" Ah akhirnya sudah semua ", ujar Pita keluar dari kamar mandi.
" Pita sini kamu cepat ", panggil mama Pita.
" Iya mama kenapa? Aku baru selesai bersih-bersih nih mama ", jawab Pita.
" Pita! Kamu sesama saudara kamu sendiri jangan begitu. Kamu jangan suka mengucilkan Niar gak baik itu mama gak suka sama anak yang seperti itu Pita ", ucap mama Pita.
" Tapi mama itu kan memang salah dia, masih kecil juga ikut-ikutan orang gede terus ", ucap Pita.
" Kamu ini ayah dibilang mama malah ngelawan. Besok gak boleh kemana-mana diam saja dirumah ", ucap mama Pita.
" Kok gitu ma? Pita kan mau main besok sama temen-temennya Pita ", ucap Pita kesal.
" Gak pokoknya kamu gak boleh main dulu ", ucap mama Pita tegas.
" Ish pasti ini ulah nya si bocah itu nyebelin banget sih dia. Awas aja yah ", ucap Pita dalam hati.

Keesokan harinya si gadis kecil Niar sudah tampil rapih dan cantik. Dia akan berangkat sekolah. Dia salam kepada satu persatu orang di dalam rumah itu. Lalu berangkat sekolah, dia sekolah TK di dekat rumahnya. Setelah itu dia pulang dan mengganti baju memakai baju main.
" Mama ade boleh main ke Imelda? ", tanya Niar.
" Iya boleh tapi jangan berantem yah main nya juga jangan jauh-jauh ", jawab mama Niar.
" Iya mama ", ucap Niar.
" Imel..... Imel.... Imel..... ", ucap Niar.
" Niar sini masuk ", ucap Imelda.
" Imel yang lain kemana? Kenapa gak ikut main juga? ", tanya Niar.
" Gatau kemana gapapa lah biar kita bisa main. Oh iya kemarin maaf ya aku bukannya gama main sama kamu tapi aku takut sama Pita jadi aku hanya diam saja ", ucap Imelda.
" Oh gapapa lagian emang dia begitu seneng nya marah terus ", jawab Niar.
" Kita main masak-masakan yuk Niar aku baru beli masak-masakan baru Koh ", ucap Imelda.
" Ayo aku jadi pembeli nya ya kamu yang masaknya oke ", timbal Niar.
Beberapa jam berlalu, Imelda dan Niar sangat asyik bermain. Hingga waktu ngaji pun tiba dan Imelda ingin berangkat ngaji bareng dengan Niar.
" Niar sudah mau maghrib kita ngaji bareng yuk tapi tunggu dulu aku mau mandi dulu yah ", ucap Imelda.
" Oh yasudah aku tunggu kamu sembari main masak-masakan aja yah nanti aku beresin kok ", ucap Niar.
" Iya bentar ya aku mau mandi dulu ', ucap Imelda.
Niar masih asyik bermain masak-masakan hingga...
" Niar aku sudah siap ayo kita ke rumah kamu habis itu kita ke pengajian ", ucap Imelda.
" Ayo aku beresin dulu yah masak-masakannya ", jawab Niar.
Mereka berdua pun berangkat ke rumah nya Niar. Sesanpai nya dirumah Niar, Niar langsung membersihkan dirinya dan bersiap untuk pergi berangkat ngaji bersama Imelda. Beberapa menit kemudian mereka berdua pun sudah siap untuk pergi mengaji. Di perjalanan mereka berdua asyik bertukar cerita sampai saat tiba di pengajian, Pita dan teman-teman nya memanggil Imelda.
" Hey Imelda sini ", panggil Pita.
" Ayo Niar kita kesana tuh dipanggil teh Pita ", ucap Imelda santai.
" Iya Imelda tapi gapapa kalau aku ikut? ", tanya Niar.
" Gapapa ayo daripada kamu sendirian disini mendingan ikut aku ", jawab Imelda.
" Iya aku ikut ", ucap Niar.
" Halo Imelda ", sapa teman-teman Pita.
" Iya teh kenapa? ", tanya Imelda.
" Kesini kamu ngapain main sama dia mel? Udah sama kita aja disini ", ujar Pita.
" Oh iya teh aku mau ngencleng dulu ya teh ", ucap Imelda menghindar.
" Bareng aja sama kita nanti. Kita juga belum masuk nungguin kamu dulu. Oh iya ada si bocah disini, ngapain kamu ke sini? Siapa yang ajak kamu kesini? Jangan deket-deket sama kita sana ", ucap Pita ketus.
"Huft harusnya aku jangan ikut Imelda kesini ", ujar Niar dalam hati.
" Niar... ", panggil Imelda dengan raut wajah sedih.
" Sudah gapapa kamu bareng sama mereka aja ", ujar Niar.
" Kalau begitu kita pulang bareng aja yah ", ucap Imelda.

Niar hanya membalas dengan senyumannya yang manis.
Beberapa jam berlalu dan akhirnya ngaji pun selesai dan murid sudah bisa pulang, tetapi...
" Imelda kemana yah kok gak datang-datang sih ini kan sudah malam aku takut kalau harus pulang sendirian ", gumam Niar.
" Niar kamu lagi apa diam disitu? Kenapa belum pulang? Yang lain sudah pulang semua ", ucap guru ngaji Niar.
" Aku lagi nunggu Imelda bu tapi belum datang juga ", jawab Niar.
" Ya Allah nak, Imelda sudah pulang tadi sama Pita. Yasudah ibu antar pulang saja yah ini juga sudah malam ", ucap guru ngaji Niar.
Di sepanjang perjalanan Niar hanya diam dan takut. Dia menahan tangisannya yang sudah di ujung mata. Tinggal sekejap mata tangisan itu keluar dari mata Niar. Sesampai nya dirumah, saat mamanya Niar membuka kan pintu, tangisan Niar pecah sembari memeluk mama nya. Detak jantung nya berdegup sangat kencang. Niar menangis kencang sehingga semua orang yang ada dirumah tersebut keluar menghampiri Niar.
" Ade kenapa? Sampe gemeteran ini ", tanya mama Niar.
" M-mama a-aku di-ditinggalin pulang ngaji mama ", ucap Niar dan tangisannya pun semakin kencang sampai Niar sesenggukan.
" Ditinggalin siapa? ", tanya mama Niar namun Niar tidak menjawab dia hanya bisa menangis.
" Sudah ya nangis nya cape nanti kalau nangis terus ade ", ucap mama Niar.

Tangisan Niar pun reda dan lama-lama berhenti. Niar pun mulai menjelaskan semuanya di depan semua orang yang ada dirumah itu. Dan kini semua pandangan tertuju kepada Pita.
" Pita ini ulah kamu? Jujur sama mama ", tanya mama Pita.
" Bukan Pita juga kan daritadi dirumah berangkat ngaji juga ga bareng sama dia ", jawab Pita santai sembari mendelik kepada Niar.
" Sudah Niar nya juga nangisnya sudah berhenti, sudah tidak apa-apa ", ucap mama Niar.

5 tahun kemudian ayahnya Niar membeli rumah untuk mereka tinggal dan Niar dengan keluarga kecil nya berpisah dengan Nenek, Kakek dan yang lainnya. Niar juga mempunyai ade usia nya selisih 7 tahun. Niar pun jarang bermain ke rumah neneknya karena tidak akur dengan Pita. 4 tahun kemudian, Niar mulai suka bermain ke rumah neneknya dan perlahan Niar dengan Pita pun akur.
" Kakak kita main kesini yuk ", ajak Pita.
" Hayu tapi aku mau bilang ke mama dulu ", ucap Niar.
" Nanti aja lusa kak sekarang mah kita nyeblak yuk ", ucap Pita.
" Hayu aku juga lagi mau yang pedes-pedes Pit ", ucap Niar.
" Kita beli bahan-bahannya dulu atuh, gak ada soalnya bahan-bahannya habis ", ucap Pita.
" Beli aja ke warung atas suka ada buat bahanan selak disitu ", ucap Niar.

Mereka berdua pun membeli bahan untuk membuat seblak. Sesampainya disana, mereka memilih bahan dan langsung pulang kerumah.
" Kakak kupasin bahannya aku yang masaknya ya ", ucap Pita.
Niar pun mengupas kencur dan lainnya. Setelah dikupas semua bahan di masak Pita. Beberapa menit berlalu dan akhirnya seblak pun jadi. Kita pun saling bertukar cerita dan menceritakan masa kecil dulu.
" Kak dulu mah kita teh sering berantem sampe bisa di hitung tiap jam ", ucap Pita.
" Iya sampek aku nangis terus tiap hari. Terus aku jatuh pas main bola ga dibolehin ikutan tapi aku nya kekeh terus sama kamu didorong sampek luka lutut aku ", balas Niar.
" Serius? Maaf ya aku dulu jahat banget sama kamu ini gak boleh itu gak boleh kamu nya jadi introvert ", ucap Pita.
" Sudah gapapa itu kan dulu namanya juga anak kecil musuh-musuhan kaya gitu mah biasa nanti juga akur lagi.

Suatu hari Niar mempunyai masalah yang memang tidak bisa diceritakan kepada siapa pun dan Pita memaksa Niar untuk menceritakan semuanya. Setelah Niar menceritakan semuanya kepada Pita, rasanya sedikit tenang, beban pikirannya mulai berkurang dan sampai saat ini Pita menjadi tempat curhat nya Niar begitu pun Pita selalu berbagi cerita dengan Niar hampir setiap hari.
Pesan yang ingin saya sampaikan jangan mudah menilai sikap seseorang hanya saat itu juga, karena setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Sikap pasti bisa berubah untuk memnjadi lebih baik lagi. Kadang rasa sayang tidak usah diungkapkan cukup saja di buktikan lewat tindak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun