Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi bukan semisal murid di kelas ada 20 dan cara mengajarnya berbeda pada 20 murid masing-masingnya, bukan yng mengelompokkan si pintar dengan pintar, si kurang dengan kurang, Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan Di dalam Standar Proses, dijelaskan tentang kriteria minimal proses pelaksanaan pembelajaran yang harus dilakukan guru. Salah satunya terkait dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pembuatan RPP terdapat beberapa prinsip yang harus diikuti, dimana salah satunya adalah bahwa perencanaan pembelajaran harus dilakukan dengan memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik. Keterkaitannya dengan prinsip pembelajaran berdiferensiasi yaitu guru memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas dijabarkan dengan ABCD (Audience,Behaviour, Condition, Degree), dalam pembelajaran bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya dapat dibuat kesepakatan kelas supaya pengajuan pertanyaan yang perlu ditanggapi atau direspon dapat terangkul semua, guru menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi dapat dengan cara menggunakan media pembelajaran variatif dan scaffolding, manajemen kelas yang efektif dapat dibuat dengan pemberian sistematika pembelajaran yang jelas sehingga murid tahu akan tupoksinya dan dengan scaaffoldingpun membuat murid mengikuti alur dalam sistematika pembelajaran, penilaian berkelanjutan dapat dengan cara evaluasi setelah memperoleh hasil dari pengerjaan murid secara tertulis maupun observasi.
Mengetahui kebutuhan belajar murid dapat ditempuh dengan cara memperhatikan tiga aspek diantaranya kesiapan belajar, minat murid dan profil belajar murid. Kesiapan belajar dapat menggunakan pertanyaan pemantik untuk mengingat pembelajaran sebelumnya. Pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan kesiapan belajar yaitu dengan penilaian berkelanjutan dari guru maksudnya adalah setelah melakukan penilaian sebelumnya, guru mendapatkan nilai sehingga menjadi evaluasi untuk guru melakukan pembelajaran selanjutnya yang mana pembelajarannya dibedakan menjadi beberapa kelompok disesuaikan dengan hasil pemetaan guru tersebut. Misal pada materi menghitung keliling bangun datar, untuk murid yang telah bisa melakukannya maka akan diberikan soal untuk dikerjakan dan saling memeriksa satu sama lain jika sudah selesai dan murid dapat bertanya ke guru untuk jawabannya benar atau tidaknya, untuk murid yang memahami konsep keliling tetapi dalam menghitungnya belum lancar diberikan strategi "3 before me" (bertanya kepada 3 teman sebelum bertanya langsung pada guru) dan guru akan sesekali datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada miskonsepsi, untuk murid yang belum paham dan bisa menghitung keliling bangun data maka akan diberikan pembelajaran scaffolding. Minat murid dapat menggunakan sumber belajar sesuai dengan minatnya yang sudah disediakan guru atau tidak disediakan guru. Pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan minat murid yaitu pembelajaran yang menyajikan sumber atau memberikan penugasan sesuai dengan minat belajar murid tetapi satu tujuan pembelajaran. Misalnya guru sudah menjelaskan konsep keliling bangun datar dan memberikan contoh soal beserta pembahasannya kemudian murid diberi tugas untuk menghitung keliling bangun data dengan mengambil objek dilingkungan sekolah sesuai dengan minat mereka yang berbentuk bangun datar kemudian dihitung kelilingnya.Â
Profil belajar murid dilihat dari gaya belajar murid. Cara mengetahui gaya belajar murid salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi akunpintar.id. Klik chrome pada handphone atau laptop, ketik tes gaya belajar siswa kemudian klik akupintar.id dan muncul aplikasinya dan akan muncul tanda panah kanan kemudian klik mulai test. Pada tampilan akan muncul 30 soal terbagi 10 soal per layar dengan pilihan A,B,C, murid dapat memilih salah satu dari pilihan tersebut. Kerjakan 10 soal, kemudian klik selanjutnya untuk mengerjakan soal berikutnya dan klik selanjutnya untuk mengerjakan 10 soal terakhir kemudian klik lihat hasil dan akan terlihat gaya belajar murid. Gaya belajar murid diantaranya audio, visual dan kinestetik. Pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan gaya belajar murid yaitu guru dapat membuat media pembelajaran yang mewakili gaya belajar murid. Misalnya untuk memahami konsep bangun datar dan menghitungnya, guru dapat menyediakan media kertas wajik disertai LKPD atau pertanyaan pemantik, video pembelajaran disertai LKPD atau pertanyaan pemantik, amplop pos disertai LKPD atau pertanyaan pemantik.
Video tutorial tes gaya belajar siswa menggunakan aplikasi akupintar.id : https://drive.google.com/file/d/1ZFP7Jm2cqKEmYl4MI0jNJSyU1J-GhMy9/view?usp=share_link
Guru perlu memperhatikan kebutuhan belajar murid dengan cara menelaah hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid dapat digunakan dengan lembar observasi dan terbiasa mendengarkan dengan baik murid-muridnya, membuat catatan profil murid juga akan sangat membentuk guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan muridnya. Kunci sukses mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru memahami tujuan pembelajaran, kompetensi yang diharapkan dalam pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Oleh karena itu, guru perlu cermat membaca dan memahami Standar Isi agar dapat menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Terdapat tiga diferensiasi yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran yaitu diferensiasi konten, proses dan produk. Apakah dalam pembelajaran boleh satu diferensiasi diterapkan? Boleh salah satu diferensiasi, boleh dua bahkan boleh ketiganya. Dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu mengklasikasikan materi yang mana yang perlu diterapkan pembelajaran berdiferensiasi dan berdiferensiasi yang mana saja yang perlu diterapkan. Guru perlu kreatif dalam mengimplementasikannya. Diferensiasi konten adalah konten atau sumber yang berbeda yang diberikan atau diajarkan guru kepada murid. Diferensiasi proses adalah proses yang berbeda yang akan murid pahami dalam pembelajaran. Diferensiasi produk adalah hasil pekerjaan murid yang berbeda setelah mempelajari materi. Salah satu implementasi yang sudah diterapkan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi.
Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, saya terkesima melihat situasi yang terjadi karena murid begitu fokus belajar, mereka seperti mempunyai dunia sendiri. Kenapa seperti itu? Rencana pelaksanaan pembelajaran seperti apa yang sudah dibuat?
Menurut saya, dengan menerapakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan belajar yaitu melihat kesiapan belajar dengan pertanyaan pemantik, minat belajar dengan mempersiapkan media pembelajaran yang disesuaikan gaya belajar murid menjadi mereka fokus belajar dan hal tersebut terbukti ketika mengimplementasikannya. Salah satu materi yang diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah sudut sebagai ukuran perputaran pada semester 2. Alokasi waktu yang diterapkan yaitu 60 menit. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran yaitu melalui pembelajaran berdiferensiasi model discovery learning (C) siswa (A) dapat berkolaborasi, regulasi diri, bernalar kritis untuk menangkap makna dan menyelesaikan permasalahan sudut sebagai ukuran perputaran yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari (B) dengan tepat (D). Dalam membuat tujuan pembelajaran perlu memenuhi unsur ABCD yaitu A (Audiens), B(Behaviour), C (Condition), D (Degree), memuat model dan metode yang digunakan serta elemen atau sub elemen profil pelajar pancasila. Selanjutnya kegiatan pembelajaran dalam RPP terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan akhir. Kegiatan awal terlihat uraian kegiatan pembelajaran yang diinginkan guru dan murid. Kegiatan awal yang dilakukan guru diantaranya pembelajaan diawali dengan salam, mengecek kehadiran, apersepsi mengaitkan materi dengan pengalaman, motivasi menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan kesepakatan belajar, jika bertnya dan menjawab pertanyaan acungkan tangan, dipersilahkan selanjutnya boleh bertanya atau langsung ke guru jika dalam diskusi kelompok. Kegiatan awal yang menjadi harapan guru untuk dilakukan murid adalah menjawab salam, ketua kelas lapor kehadiran, memperhatikan penjelasan guru, terlibat dalam motivasi. Kegiatan awal berlangsung selama 5 menit.
Kegiatan inti didalamnya mengandung tahapan model discovery learning, metode ceramah, metode diskusi dan metode penugasan serta pembelajaran yang memastikan murid siap belajar dan memberikan pembelajaran sesuai dengan minat dan profil belajarnya serta terdapat diferensiasi konten, proses dan produk. Kegiatan inti yang guru lakukan adalah memberi stimulasi dengan pertanyaan pemantik. Menjelaskan sistem pembelajaran, murid duduk bersama kelompoknya mencari tempat yang nyaman, pembagian kelompok berdasarkan gaya belajarnya, membagikan lembar kegiatan, guru memberikan media dan metode pembelajaran sesuai dengan gaya belajarnya. Kelompok kinestetik pos literasi amplop lembar kegiatan, terdiri dari 4 pos dan setiap pos ada amplop lembar kegiatan, kelompok audio literasi digital video pembelajaran, kelompok visual literasi sumber belajar dan diberikan jam dinding. Memberikan bantuan secara kasikal melalu pemberian scaffolding bila diperlukan, mengarahkan murid yang sudah memahami materi untuk mengajar siswa yang belum paham dengan memberikan penjelasan bagaimana mereka menyelesaikan tugas yang diberikan. Memberikan tugas kepada kelompok untuk membuat soal cerita dan memilih waktu yang mudah untuk dicari besar sudutnya. Dalam laporannya, dapat berupa video, mind maping, komik, infografis atau lainnya.
Kegiatan inti yang dilakukan murid dan menjadi harapan guru yaitu terlibat dalam stimulasi, menyimak dan bertanya jika terdapat hal yang tidak dimengerti, memilih waktu untuk ditentukan besar sudutnya, mengidentifikasi masalah dengan berdiskusi penentuan waktu yang dipilih untuk ditentukan besar sudutnya, mengumpulkan data dengan membuat soal cerita dan pertanyaan, mengolah data dengan menentukan besar sudur dari waktu yang dipilih, mengecek kembali penyelesaian yang telah dikerjakan, membuat kesimpulan penyelesaian. Kegiatan inti berlangsung selama 45 menit.
Kegiatan akhir yang dilakukan guru yaitu memberikan refleksi, memberikan penjelasan untuk pertemuan berikutnya adalah sifat dan garis sejajar. Kegiatan akhir yang dilakukan murid dan menjadi harapan guru yaitu terlibat dalam refleksi, menyimak sambil mempersiapkan pelajaran selanjutnya. Kegiatan akhir waktunya 10 menit.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi :
Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi : https://youtu.be/SekYk9uajZ4
Refleksi setelah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi diantaranya  pada kelompok gaya belajar auditori perlu disediakan headset untuk mendengarkan video pembelajaran supaya tidak mengganggu kelompok lain dan pembelajaran berjalan dengan maksimal karena tutor sebaya diterapkan dalam pembelajaran ini, perlu adanya refleksi dari guru terhadap lembar observasi perasaan misalnya murid dengan gaya belajar auditori visual ditempatkan pada kelompok auditori mendapatkan perasaan yang tidak senang, maka untuk pertemuan berikutnya ditempatkan pada kelompok visual. Jika masih dalam kondisi tidak senang, dapat dilakukan coaching pada anak tersebut supaya pembelajaran akan terasa menyenangkan. Kesimpulan pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan murid dari kesiapan belajar, minat dan profil belajar. Penetapan kelompok bisa dengan kesiapan belajar, minat atau profil belajar. Profil atau gaya belajar murid dapat berubah, kenapa seperti itu? karena saya pernah memberikan tes kepada salah satu murid dua kali dengan dibedakan harinya kemudian hasilnya ada yang sama dan ada yang berbeda sehingga saya menarik kesimpulan. Pembelajaran berdiferensiasi baik diterapkan kepada murid dengan model pembelajaran yang berpusat pada murid dengan metode diskusi kelompok yang mana kelompoknya terdiri dari murid yang heterogen dari segi kemampuannya dan menyediakan media pembelajaran yang berbeda atau memberikan pilihan kepada murid untuk memilih lapran tugas yang menarik minat murid sehingga semangat senang dan selamat dalam proses belajarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H