Bapak Ibu Guru dan Orangtua peru memahami dasar yang mendasari perilaku murid karena setiap perilaku murid/anak hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD), Kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya. Maksud dari pernyataan berikut, guru dan orang tua hanya dapat menuntun tumbuhnya murid/anak, mereka dapat memperbaiki sikap dan tingkah lakunya dan memeliharanya serta membentengi murid/anak dari pengaruh negatif. Lima Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Dr. William Glassser diantaranya Kebutuhan bertahan hidup, merassa diterima, kebebasan, kesenangan dan penguasaan.
Ketika kelima kebutuhan dasar telah terpenuhi secara memadai, maka murid akan tumbuh dengan seimbang dan bahagia. Sebaliknya, ketika kebutuhan dasar tidak terpenuhi dengan baik maka seseorang akan mengalami emosi negatif seperti bosan, sedih, kecewa. Bahkan mereka dapat melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan atau melanggar peraturan. Dengan kata lain, perilaku buruk seseorang biasanya adalah respon dari kebutuhan yang tidak terpenuhi, namun mereka tidak tahu cara menyampaikannya. Solusi, melalui percakapan disiplin positif, murid diajak untuk bersikap reflektif dalam mengenali kebutuhan - kebutuhan yang berusaha mereka penuhi dan mendasari tindakan mereka. Jika guru mengabaikan perilaku buruk murid maka perilaku tersebut akan berpengaruh pada suasana kelas yang kurang kondusif dan akan berpengaruh pada tujuan dari pendidikan itu sendiri.Â
5. Posisi Kontrol Restitusi
Program disiplin positif yang berpusat pada murid, yang dikembangkan oleh Diane Gossen dengan pendekatan Restitusi, yang disebut dengan 5 Posisi Kontrol. Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid? 5 Posisi Kontrol : Posisi Penghukum, Posisi Pembuat Merasa Bersalah, Posisi Teman, Posisi Pemantau dan Posisi Manajer. Untuk lebih memahami kelima posisi tersebut, mari kita saksikan kasus Naren yang terlambat hadir 20 menit di sekolah.Â
Posisi penghukum biasanya berbicara dengan nada tinggi, menghardik, menunjuk-nunjuk, berkacak pinggang, menyakiti, membentak. Hukuman berupa verbal atau fisik. Dampak posisi penghukum untuk murid : menjadi pemberontak, pendendam, tidak menyukai guru atau mata pelajaran yang diampu, menyalahkan orang lain, kemungkinan melakukan kesalahan berulang kali, perilaku menjadi agresif, murid meletakkan guru di luar dunia berkualitas.Â
Posisi pembuat merasa bersalah biasanya berbicara dengan nada tenang, melembut, namun kata-katanya menyalahkan murid. Guru akan menyatakan hal-hal yang merasa kesalahan ada pada murid dengan membuat guru menderita. Dampak posisi pembuat rasa bersalah untuk murid : membuat murid merasa bersalah, rendah diri, menjauh dari lingkungan, merasa gagal dan tidak berharga, alasan melanggar akan disembunyikan, menyangkal atau berbohong.Â
Posisi teman biasanya berbicara dengan nada suara ramah, akrab, cenderung bersenda gurau menjaga suasana tetap santai. Murid akan merasa senang, aman dan akrab dengan guru. Identitas yang tercipta adalah identitas sukses atau berhasil. Posisi masih tergolong motivasi eksternal. Dampak posisi teman untuk murid : murid akan bergantung pada 1 orang, tidak mandiri, tidak bisa berpikir untuk diri sendiri, murid bisa berperilaku baik hanya kepada orang-orang tertentu. Murid meletakkan guru sebagai orang penting dalam Dunia Berkualitas.
Posisi pemantau mengandalkan perhitungan atau data untuk mengontrol murid. Guru menggerakkan murid berdasarkan peratran dan konsekuensi. Guru biasanya bersuara datar, tidak emosional, tidak bersenda gurau atau suara tinggi. Tercipta identitas positif atau berhasil. Dampak posisi pemantau/monitoring untuk murid : murid akan menghitung, konsekuensi dan hadiah tanpa memahami sepenuhnya nilai kebajikan yang dituju, tidak sepenuhnya mandiri, bersikap menyesuaikan bila diawasi. Murid meletakkan guru sebagai peraturan dalam Dunia Berkualitas.
Posisi manajer, posisi kontrol yang disaranin untuk membimbing murid memiliki disiplin yang positif , yaitu murid yang mandiri, bertanggung jawab dan dapat memecahkan masalah. Guru bersuara netral, tidak emosional, tidak terlalu ramah, dan tidak bernada tinggi. Tercipta identias positif/berhasil. Guru dengan tulus mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermakna agar membuka pikiran murid. Dampak posisi manajer untuk murid : murid dapat berefleksi atas tindakannya, murid mandiri, percaya diri dan dapat memecahkan masalah.Â
Posisi mana yang paling ideal untuk diterapkan kepada murid? Di posisi manajer, guru dapat menerapkan disiplin positif yang berpihak pada murid, yang memerdekaan murid.Â