Pernyataan diatas memaknai bahwa pendidikan adalah ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang memerlukan penuntunan dalam meraih nilai tersebut dan dalam penuntunannya disesuaikan oleh kodrat alam dan zaman. Berkolaborasi dengan keluarga menjadi salah satu cara untuk mengetahui karakter murid dan penanggulangaan untuk permasalahan yang nantinya akan terjadi dan penuntunan dalam proses pendidikan. Penanaman budi pekerti yang baik nantinya akan menimbulkan kesadaran diri untuk menjadi yang lebih baik dan sealu berusaha lebih baik. Kultur sosial budaya dari luarpun perlu disaring dan dipastikan kebaikannya untuk pendidikan di Indonesia karena perlu ada penyesuaian cocok atau tidak cocoknya terhadap kultur negara Indonesia.
Relevansi pernyataan Ki Hajar Dewantara dituangkan dalam tugas demonstrasi kontekstual yaitu memberikan pembelajaran kontekstual dalam pelajaran matematika. Mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran harus selamat dan bahagia. Pendidik memikirkan bagiamana caranya pembelajaran tersebut bermakna, selamat dan bahagia.Â
Pendidikpun mencerna pernyataan KHD bawa bermain adalah pendidikan. Oleh karena itu, pendidik menerapkan pernyataan tersebut pada tugas demonstrasi kontekstual, pendidik memberikan pembelajaran kontekstual yang diterapkan pada materi aljabar kelas VII. Sub materi yang menjadi tujuannya adalah siswa dapat menyatakan suatu situasi ke dalam bentuk aljabar. Adapun kegiatan pembelajarannya terdiri dari tiga tahap yaitu tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.Â
Uraian kegiatan awal yaitu guru memberi salam, mengecek kehadiran, mengaitkan materi dengan pengalaman, menginstruksikan menyiapkan alat dan bahan yaitu buah-buahan, menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan stimulasi dengan memberikan ilustrasi cerita yang nantinya akan dibuat kelompok. Dalam kegiatan awal peserta didik menjawab salam, ketua kelas lapor kehadiran, buah-buah dan alat tulis siap, memperhatikan penjelasan guru terhadap tujuan pembelajaran, terlibat dalam situasi terhadap pemberian stimulasi ilustrasi cerita. Uraian kegiatan inti yaitu guru menjelaskan sistematika pembelajaran kelompok membuat cerita dengan memodifikasi ilustrasi cerita yang disampaikan pada kegiatan awal, nantinya setiap kelompok mempunyai cerita yang berbeda dengan unsur pengenalan aljabar, penjumlahan dan pengurangan aljabar pada cerita yang telah dibuat nantinya, guru memberikan bantuan secara klasikal melalui pemberian scaffloding bila diperlukan. Kelompok mengidentifikasi ilustrasi untuk memodifikasinya dalam pemanfaatan pada alat dan bahan yang sudah dibawa yaitu buah-buahan. Dua jenis buah yang sudah dibawa dibayangkan proses cerita yang nantinya cerita tersebut akan di tulis dikertas F4 yang disediakan guru, mengecek kembali cerita dan penyelesaiannya kemudian membuat kesimpulan.Â
Uraian kegiatan akhir yaitu guru betanya terkait kesimpulan, siswa menyimpulkan materi, guru memberitahu untuk pertemuan berikutnya adalah menghitung nilai bentuk aljabar dan siswa menyimak sambil mempersiapkan pelajaran selanjutnya.Â
Penilaian dari guru terdiri dari penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Aspek penilaian sikap diantaranya religius, peduli lingkungan (kebersihan), pantang menyerah, disiplin. Dalam penilaian sikap dituliskan nama siswa yang terbaik dan terburuk. Aspek penilaian pengetahuan yaitu mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data dan verifikasi, memberi kesimpulan. Dalam penilaian sikap skor tertinggi setiap aspek adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Aspek penilaian keterampilan yaitu menyiapkan alat dan bahan dengan bobot skor maksimal 10, kelengkapan langkah penyelesaian bobot skor 70 dan kerapihan bobot skor 20.
Refleksi pembelajaran dipaparkan dalam beberapa tahap yaitu pemaparan, alasan, hasil , tantangan dan solusi. Pemaparan mengenai alasan dan sistematika pembelajaran yang dijelaskan dengan ringkas yaitu bermain merupakan kodarat anak. Permainan anak itulah pendidikan. KHD menyatakan pendidik harus memahami bahwa kodrat anak adalah bermain sehingga pembelajaran bisa diintegrasikan dengan bermain. Bermain berfaedah dengan arti bermain peran yang dituliskan dalam cerita menuju tujuan pembelajaran yaitu membuat cerita dengan unsur di dalamnya terdapat pengenalan dan operasi aljabar. Alasan mengenai latar belakang penerapan pembelajaran kontekstual pada materi aljabar yaitu materi yang abstrak.Â
Oleh karena itu, perlu ada pembelajaran menyenangkan, bermakna, selamat dan bahagia. Hasil yang didapatkan setiap kelompok selesaikan menyelesaikan kinerja dan mereka terlihat bahagia. Rencana yang sudah dirancang tidak selalu mulus dalam penerapannya.Â
Tantangan yang dihadapi pendidik pada penerapannya yaitu tantangan mengontrol emosi dan berpikir cepat mencari solusi supaya tujuan pembelajaran terlaksana dikarenakan terdapat kelompok yang tidak membawa buah, ada kelompok tidak membawa pisau untuk memotong buah dan ada kelompok membawa satu jenis buah dan jajanan permen.Â
Solusi yang diberikan pendidik untuk kelompok tidak membawa buah yaitu membeli dua jenis snack atau jajanan di minimarket sekolah, kelompok yang membawa satu buah dan jajanan masih bisa mengerjakan tugas dan yang tidak membawa pisau segera mencari pisau di dapur sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H