Mohon tunggu...
Nira
Nira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stres Kasus Audrey?

18 April 2019   17:30 Diperbarui: 18 April 2019   17:46 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
confrariadacarne.club

Dalam setiap kehidupan manusia tentunya banyak sekali masalah-masalah atau konflik yang dihadapi. Misalnya seperti masalah personal, kekerasan, bencana alam, pelecehan seksual dan masih banyak lagi. Hal seperti ini dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan dan mental setiap manusia atau individu, seperti mengalami ketakutan, depresi atau stress, galau, pemarah dll. Untuk mengatasi trauma tersebut harus segera ditangani khusus oleh para ahli atau bimbingan dan konseling, karena jika tidak segera diatasi maka tingkat depresi yang dialami oleh konseling akan semakin memburuk.

"Kita bisa ambil kasus yang dialami oleh si Audrey kemarin itu , dimana satu siswa smp yang di bully oleh siswi SMA di Pontianak. Masalah awalnya pun hanya sepele saja, dimana si korban dan pelaku saling menyindir di sosmed akhirnya saling timbul kebencian dan pembullian. Kita juga tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada si pelaku (12 siswi SMA) ini, karna keduanya masih sama-sama anak sekolahan yang masih mencari jati diri mereka sendiri. 

Apalagi ini terkait dengan masalah asmara monyet anak-anak sekolah, sangat sensitive sekali jika kita lihat dimana-mana. Dari hasil kepolisian kemarin, ternyata Audrey hanya mengalami luka lebam tapi tidak sampai melukai kepada bagian dalam dan alat vitalnya. Akhirnya, si pelaku pembulian ini meminta maaf di awak media lusa lalu"

Dari kasus ini antara pelaku dan korban sama-sama mengalami trauma, Audrey mengalami ketakutan sedangkan si pelaku juga mengalami pembulian lewat media sosial yang sedang gencar-gencarnya. Sejalan dengan adanya kasus ini, sebagai seorang BK atau tenaga pendidik harus cepat sigap juga dalam mengatasi, tidak hanya dari pihak kepolisian saja yang mengambil tanggung jawab kasus ini.

*Dalam dunia psikologi ada trauma dibagi dalam beberapa jenisnya berdasarkan penyebab yaitu:

1)Trauma Psikologis, yaitu trauma yang penyebabnya berasal dari masalah yang sangat luar biasa dan mendadak, dimana bisa merusak jiwa dan fisik si korban.

2)Trauma Neurosis, yaitu trauma disebabkan karena gangguan sistem syaraf otak karena benturan atau pukulan benda keras di kepala korban.

3)Trauma Psychosis, yaitu trauma yang disebabkan oleh gangguan problematika fisik dalam diri seseorang misalnya seperti cacat fisik atau amputasi, sehingga menyebabkan seseorang ini mengalami shock berat.

4)Trauma Diseases, yaitu trauma disebabkan karena gangguan dari diri si individu itu yang berasal dari pengalaman hidupnya seperti ancaman, kekerasan, terror dll.

Jadi setiap trauma yang dialami oleh individu itu berbeda dan bermacam-macam jenisnya, jika ringan penangannya pun mudah tidak membutuhkan waktu yang lama, dan jika traumanya sangat berat sekali seperti kasus Audrey ini harus membutuhkan bimbingan dan konseling yang ekstra dan penuh kesabaran dari konselor, agar si pelaku dan korban dapat hidup seperti sedia kalanya.

Dalam konseling traumatic ini ada beberapa metode yang harus dilakukan agar perencanaan program pelayanan dapat berjalan sesuai dengan keinginan yang diharapkan, berikut metodenya:

1)Assesment kondisi awal klien. Pada upaya ini konselor akan menggunakan metode observasi atau pemahaman langsung dari si klien. Disini si konselor akan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada klien yang dimana berkaitan dengan awal peristiwa atau masalah yang menimpa dirinya. Dalam proses ini si konselor harus sangat sabar dan ramah kepada klien, karena biasanya tidak semua korban mau menceritakan masalahnya keseluruhan kepada orang.

2)Proses konseling. Nah tahap ini adalah tahap inti dalam penanganan masalah, konselor harus benar-benar mempersiapkan betul apa yang akan diberikan kepada si klien. Mulai dari tahap pendekatan, proses penyembuhan trauma , dan sampai pada pasca trauma nantinya. Proses ini biasanya dilakukan secara face to face antara konselor dengan si klien, agar dalam penangannya dapat berjalan secara intensif.

Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi pembaca, mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan bisa di komen dan diberi apresiasi. Syukron.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun