Awal sekolah tahun ajaran 2018/2019 aku dinformasikan teman untuk naik pangkat dari IIIb ke IIIc. Aku naik pangkat terakhir tahun 2016 periode April. Kalau aku masukkan bisa karena Pengembangan Diri aku cukup. Bisa pakai makalah bukan ptk.
Saat aku coba dan tanya selesailah makalah itu. Karena dengan pengetahuan yang minim aku selesaikan makalah. Dan mengambil contoh dari skripsi.
Tetapi saat aku kumpulkan ternyata makalah aku salah dan dibilang plagiat. Saat aku tanya di mana salahnya dan bagaimana yang benarnya penilai tidak mau memberitahu katanya "saya sudah bersumpah untuk tidak membocorkan sistematika penulisan makalah yang benar, dan penilai itu memberi saya saran untuk menemui orang yang bisa membantu saya dalam menyelesaikan makalah tersebut (nama samarannya yono)". Ketika aku temui, orang itu mau membantu  aku dalam menyelesaikan makalah aku.
Aku merasa ada unsur kesengajaan dari  penilai pertama dengan kepala sekolah. Sebab setelah aku mengumpulkan bahan yang kedua aku mendengar langsung dari kepala sekolah, kalau penilai yang pertama sebut saja Dodi, ingin menjatuhkan orang yang ingin membantu aku membuat bahan naik pangkat. Â
Kepala sekolah sempat menanyakan aku tentang penanda tanganan SK pada bahan naik pangkat aku. Aku jawab tapi beliau yang menyuruh aku untuk menanda tangani bahan itu pada Pak Beni (nama samaran). Beliau seolah -- olah tidak ingat lagi tentang apa yang beliau ucapkan tersebut. Dan aku merasa hal inilah yang membuat bahan aku bermasaah sampai saat ini.
Setelah aku kumpulkan ternyata penilainya beda, bukan orang yang duu menyalahkan makalah pertama. Kata penilai itu penulisan makalah yang aku buat sama dengan makalah anak kuliahan bukan makalah yang dibuat oeh seorang guru. Jadi penilai itu bilang makalah ini tidak bisa diproses dan bahan langsung tidak lulus. Dan lagi-lagi makalah aku salah.
Kata penilai itu pembuatan makalah ini merupakan adik dari PTK bedanya saja  makalah tidak ada metode penelitian dan deskripsi data. Sedangkan PTK harus ada metode penelitian. Juga makalah tidak harus diseminarkan sedangkan PTK haru diseminarkan.
Aku temui penilai itu di sekolahnya. Setelah bertemu dengan penilai itu aku minta waktu untuk memperbaiki semuanya yang salah. Dan ternyata penilai itu tidak mau, katanya sudah diketahui oleh Kasi PTK. Beliau bilang silahkan diperbaiki, dan kapan dikumpulkan beliau tidak memberi tahu.
Setelah sampai di rumah aku termenung, karena aku sudah menghabiskan uang dan waktu yang banyak  dalam menyelesaikan bahan ini. Biaya kertas potokopi dan yang paling penting adalah letih. Karena aku selalu kejar waktu untuk menyelesaikan bahan ini. Sampai anakku yang masih bayi harus ditinggalkan.
Saat aku membuat soal ujian semester di kantor UPT, aku dapat telepon dari orang Dinas PD&K agar aku menyelesaikan makalah yang salah tersebut. Katanya penilai mau mengulang kembali penilaian bahan aku.
Tentu saja aku sangat gembira mendengar kesempatan ini. Saking senangnya aku tidak ingat untu makan dan minum. Aku sibuk saja membuat dan memperbaiki makalah yang salah.