Saya adalah seorang guru di salah satu sekolah dasar negeri di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Saya pertama kali mengajar di SD sebagai guru honor tahun 2002-2011. Pada tahun 2011 saya terangkat jadi PNS melalui tes reguler. Namun saya terangkat di daerah terisolir. Â Saya di daerah tersebut selama lebih kurang 4 tahun. Jadi akhir tahun 2014 saya pindah ke kota. Dengan alasan saya sulit naik pangkat dan berjauhan dengan keluarga.
Di sekolah yang baru saya dipilih sebagai bendahara BOS. Pada tahun 2020 ini, tahun pertama saya menjadi bendahara. Hanya saja, pekerjaannya banyak sekali dari membuat laporan sampai mengantarkannya. Waduh--- susahnya minta ampun.
Tapi sifat saya senang bekerja tinggal dalami dan pelajari saja yang salah. Mudah-mudahan akan indah pada waktunya. Yang penting bahan laporan yang saya buat nantinya tidak salah lagi.
Selama libur, saya hanya bekerja di depan lektop saja. Sudah disusun ada lagi yang salah saat di stempel dan ditandatangani. Seteliti apapun menyusunnya tetap saja ada yang salah. Sebelum mengantarkannya ke Dinas saya revisi lagi. Sehingga menghabiskan banyak tinta dan kertas.
Ini ada beberapa contohnya yang salah:
- Jumlah nominalnya dalam bentuk angka. Kalau ini yang salah, pasti fatal akibatnya.
- Jumlah nominal dalam bentuk hurufnya. Ini juga bersifat fatal.
- Keterangan di bawahnya, misalnya dibayarkan untuk pembelian ATK, sedangkan tertulis di sana kebersihan.
- Nama kepala sekolah. Karena saya berganti kepala sekolah, makanya selalu saja banyak yang salah.
- Nama penerimanya dan alamat juga sering salah. Karena melihat contoh dari yang lama.
- Kecocokan BKU dengan kwitansi.
Kesalahan itu semua harus diulang lagi agar nanti tidak bolak balik untuk menyelasikannya. Apalagi saya hanya mengandalkan kendaraan umum. Kalau tidak saya perbaiki sudah pasti salah. Pemeriksa di Dinas melihat jumlah nominal dan pengeluarannya di BKU.
Sebenarnya pekerjaan ini harus diangsur dari awal. Namun, saya mengandalkan harapan waktu itu dengan operator. Namun, saat ditunggu dia tidak bisa hadir ke sekolah dan selalu bilang banyak pekerjaan. Tetapi saya harus menyelesaikannya secepatnya, karena saya akan menyelsaikan ADM untuk tahun ajaran baru 2020/2021. Padahal upahnya sudah saya transfer di awal, tetapi dia selalu ngelak untuk diminta bantuan. Kemarin saja saya meminta dia untuk membuat format K7 dan K8, serta untuk mengonlinekannya, jawabannya tetap sama lagi sibuk.
Sebenarnya saya bukan tipe orang yang suka mengarapkan bantuan orang lain, tetapi  dia yang mengatakan kalau bekerja untuk BOS itu adalah tim. Disitu termasuk operator dan kepala sekolah serta bendahara barang. Namun, saat bekerja dia selalu banyak alasan. Dan tidak mau membantu saya.
Saya siap dengan resiko apapun walau liburan harus tertunda. Saya juga kasihan dengan anak saya libur hanya di rumah. Namun, apa daya pekerjaan yang mendesak dan harus diselesaikan juga. Mengingat pertimbangan dana yang akan dipakai untuk kebutuhan covid-19, sebelum anak sekolah September 2020 nantinya. Semua sudah siap dan bisa dimanfaatkan oleh anak  nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H