Mohon tunggu...
Nira Alpitra
Nira Alpitra Mohon Tunggu... Guru - Orang bisa kenapa kita tidak. Belajar untuk maju, walaupun itu sangat sulit dan banyak tantangannya.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biarkan mereka yang tak menganggap kita tetapi kita tetap maju dan terus berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Strategi dalam Menjaga Konsistensi Menulis

3 Maret 2020   10:37 Diperbarui: 3 Maret 2020   11:25 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Assalamu alaikum wr.wb,

Sebelum masuk ke dalam materi. Ini sedikit tentang narasumber.

Biodata:
Nama asli : Mulyono,S.Pd,M.MPd
Nama Pena : Dimasmul Prajekan
Ttl : Bondowoso, 28 Januari 1964
Pekerjaan/ Jabatan : Kepala SDN Prajekan Lor 1Kec.Prajekan Kab.Bondowoso Jawa Timur.

Menulis merupakan kebiasaan yang baru. Baru bagi sebagian guru. Kalau guru identiknya dengan menulis.

Stategi Dalam Menjaga Konsistensi Menulis

Seorang Penulis harus bisa menjaga ritme Konsistensi dalam menulis.

Adapun beberapa cara dan strategi agar kita bisa Menjaga Konsistensi dalam menulis adalah
 
Pertama
Menulislah setiap hari. (Menurut Om Jay). Insyaallah hasilnya akan begitu dashyat.

Bagi seorang penulis pemula  masalah - masalah diatas memang tidak mudah, perlu kesungguhan untuk mengobatinya.
Caranya adalah teruslah menulis.

Itu yang pernah saya alami. Sehingga say terus bertekad untuk menulis dan menulis. Apapun saya tuliskan di blog tidak tahu salah betulnya. Sehingga sekarang saya sudah menulis sebanyak 156 artikel. Dan bahkan sekarang saya juga sudah menyelesaikan 2 buku antologi dan satu buku lagi buku pembelajaran.

Buku Pembelajaran yang akan dikirim ke penerbit. Bahkan, saya juga akan menyiapkan buku bahan ajar, sesuai dengan kesepakatan diklat di Talang Babungo beberapa waktu yang lalu .

Tarhet saya menulis buku bahan ajar selama satu bulan ini. Jadi awal April 2020 nanti saya akan kirimkan ke penerbit. Mudah-mudahan bisa tercapai. Aamiin.

Kedua :
Agar kita bisa Menjaga Konsistensi Menulis adalah  mau dan bersedia membaca karya orang lain.

Dengan membaca karya orang lain, kita secara tidak langsung berlatih manata bahasa, merangkai antar paragraf, belajar menulis kalimat pembuka, isi dan penutup.

Kalau bisa kita mengidolakan seorang penulis yang sangat terkenal.  Hal ini akan bisa memberikan motivasi bagi kita untuk terus menulis.

Seperti kita senang kepada penulis  buku Emha Ainun Najib. Dan juga bisa kita senang kepada penulis buku menulislah setiap hari yaitu Om Jay, dan masih banyak yang lainnya.

Tujuannya agar kita bisa menimba ilmu yang belum kita miliki secara sederhana.

Ketiga:
Kesulitan menulis, karena kita menganggap sebagai sesuatu yang rumit.

Padahal menulis kalau dimaknai adalah Berbicara dalam bentuk yang berbeda. Jika berbicara kita pintar, kenapa tidak kita abadikan dalam bentuk sebuah tulisan.

Keempat :
Memanfaatkan perangkat yang ada.

Dalam zaman now, kemudahan - kemudahan hidup, dan tingkat frekuensi permasalahan kehidupan ini, bisa diselesaikan dengan tekhnologi tinggi.

Zaman now, yang ada tak hanya kertas, beda dengan puluhan tahun lalu. Sekarang menulis tidak harus menunggu ada pensil dan kertas.  

Ketika ide sudah terlintas di benak kita, langsung ambil android  di saku kita, dan menulislah. Menulis menggunakan aplikasi writerplus.

Ketika kita kehilangan ide, berhentilah, jangan dipaksa untuk menulisnya.

Kelima:
Buang Mental Block. Seringkali kita merasa tak berdaya kenyataan yang ada.

Merasa tidak mampu menulis, dan tidak berkarya. Penyakit itu yang harus dibongkar dari dalam hati kita.

Kita bersyukur, pada era terakhir ini kita bersinggungan dengan blogger, motivator seperti Om Jay. Beliau yang ikhlas dalam membimbing guru pemula.

Keenam:
Kita tentu ibarat anak yang belajar berjalan Banyak salah, berdiri jatuh dan bangkit lagi.

Setiap naskah yang kita anggap bagus belum tentu, bagus bagi penerbit dan majalah.

Jadi ujian terberat seorang penulis pemula adalah ditolaknya naskah oleh Dewan Redaksi.

Untuk menghadapi hal ini kita semua harus bangkit, maju terus pantang mundur.

Menulis bagi guru sekarang,  merupakan suatu kewajiban. Karena ada kaitannya dengan naik pangkat. Naik pangkat bisa kita melihat panduan dari buku 4.

Dari pada buku kita hanya sebagai bahan bacaan biasa saja. Lebih baik kita manfaatkan untuk naik pangkat.

Panduan naik pangkat secara rinci bisa kita lihat pada buku 4.

Sebenarnya menulis harus dari dalam diri kita. Kalau kita ingin bangkit dan mempunyai semangat yang tinggi, maka tidak ada yang tidak mungkin. (Seperti yang saya tuliskan dalam cerpen antologi Merayu Tuhan jilid 1)

Demikianlah resume saya hari ini. Untuk diklat tanggal 2 Maret 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun