Kelemahan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
Kadar etanol yang dapat digunakan sebagai bioetanol menurut SNI sebesar 94,0% (Nugroho & Subagyo, 2020). Kemudian, berdasarkan standar Dirjen EBTKE No.722K/10/DJE/2013 kadar etanol minimal 99,5% jika menggunakan denatorium benzoat atau 94% jika menggunakan hidrokarbon (Farhan & Susila, 2019). Berdasarkan hasil penelitian dari Yuniarti et al., (2018) dan Rosy et al., (2024) Â terdapat kadar bioetanol yang dihasilkan dari ampas tebu masih tergolong rendah dan belum memenuhi standar untuk aplikasi sebagai bahan bakar untuk trasportasi. Hal ini dapat dipengaruhi dari variabel penelitian yang digunakan masih dalam skala kecil. Namun, hasil penelitian Dyani dan Rosariawari (2021) kadar bioetanol sudah memenuhi standar SNI dan penelitian Farhan dan Susila (2019) kadar bioetanol sudah memenuhi standar Dirjen EBTKE. Â
Kelemahan dari  penelitian di atas yaitu, eksperimen yang dilakukan masih bersifat skala laboratorium, sehingga efisiensi proses dalam skala komersial masih belum diketahui. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yaitu, menguji bioetanol dalam skala aplikasi praktis, serta mempertimbangkan penggunaan teknologi modern dengan teknik immobilisasi sel untuk meningkatkan kadar bioetanol (Simatupang & Silaban, 2022).
Daftar Referensi
- Afriyanti, Y., Sasana, H., & Jalunggono, G. (2020). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi energi terbarukan di indonesia. DINAMIC: Directory Journal of Economic, 2(3), 865--884.
- Allifah, S., Syaukat, Y., & Wijayanti, P. (2022). Dampak tenaga air dan bahan bakar fosil terhadap implementasi ekonomi hijau di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 9(3), 102--112. https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2022.009.03.3
- Darmayanti, R. F., Amini, H. W., Rizkiana, M. F., Setiawan, F. A., Palupi, B., Rahmawati, I., Susanti, A., & Fachri, B. A. (2019). Lignocellulosic material from main indonesian plantation commodity as the feedstock for fermentable sugar in biofuel production. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences, 14(20), 3524--3534.
- Dyani, O. K., & Rosariawari, F. (2021). Pemanfaatan Fermentasi Ampas Tebu Untuk Pengembangan Energi Alternatif Non Fosil Dalam Bentuk Bioethanol Padat. Envirous, 1(2), 49--53. https://doi.org/10.33005/envirous.v1i2.36
- Fahmi, I., Soelistyo, T., Maulani, M., Sasongko, N. A., & Yoesgiantoro, D. (2022). Bahan bakar hayati sebagai pengganti bahan bakar fosil (Biofuel: biodiesel, bioethanol, bioavtur, green diesel, green gasoline, green vvtur). TNI Angkatan Udara, 1(3), 51--58. https://doi.org/10.62828/jpb.v1i3.7
- Farhan, H., & Susila, I. W. (2019). Pemanfaatan ampas tebu (bagasse) sebagai bahan bakar alternatif Bioetanol dengan metode distilasi menggunakan batu kapur mesh 80 dengan variasi berat dan suhu pemanasan batu kapur. Jurnal Teknik Mesin, 07(02), 83--88.
- Gafiera, I. N., Swetachattra, F. P., & Hardjono. (2019). Pengaruh Penambahan Nutrisi Urea Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Kulit Pisang Kepok Dengan Proses Fermentasi. DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 5(2), 195--199. https://doi.org/10.33795/distilat.v5i2.26
- Handoyo, W. T., Sedayu, B. B., Wirawan, S. K., & Hakim, A. R. (2024). Kandungan Limbah Pengolahan Rumput Laut Dan Potensi Pemanfaatannya ( Review ). Journal Trunojoyo, 5(2), 183--195.
- Herawati, N., Juniar, H., & Setiana, R. W. (2021). Pembuatan bioetanol dari pati ubi talas (Colocasia L. Schoot) dengan proses hidrolisis. Jrunal Distilasi, 6(1), 7--17.
- Kholis, M. N., & Sari, M. (2018). Potensi biomassa limbah pertanian dalam produksi bioetanol. In Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH 2018), December.
- Mukhlsi, Yacob, F., & Rafdi, M. (2023). Pemanfaatan limbah ampas tebu melalui fermentasi menjadi bioetanol sebagai energi alrenatif rumah tangga. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 1, 26--38.
- Nugroho, R. M., & Subagyo, R. (2020). Analisa variasi waktu fermentasi pembuatan bioetanol dengan bahan ampas tebu dan kulit pisang. Biology Education Science & Technology, 2(2), 219--234.
- Padder, S. A., Khan, R., & Rather, R. A. (2024). Biofuel generations: New insights into challenges and opportunities in their microbe-derived industrial production. Biomass and Bioenergy, 185, 107220.
- Rosy, A. F., Marlina, E., & Margianto. (2024). Pengaruh Variasi Massa Ragi Dan Lama Fermentasi Pada Pembuatan Bioetanol Dengan Bahan Ampas Tebu. Ring Mechanical Engineering, 4(1), 1--7. https://doi.org/10.33474/rm.v4i1.21529
- Simanjuntak, A. Y. M., & Subagyo, R. (2019). Analisis hasil fermentasi pembuatan bioetanol dengan variasi waktu menggunakan bahan (singkong, beras ketan hitam dan beras ketan putih). SJME Kinematika, 4(2), 79--90.
- Simatupang, V. M., & Silaban, R. (2022). Bioethanol levels from corn cob waste: effect of fermentation time and Saccharomyces cerevisiae yeast amount (Zea mays). Indonesian Journal of Chemical Science and Techonology, 5(2), 63--66.
- Sriyana, H. Y., & Nasita, U. (2019). Karakteristik bioetanol hasil fermentasi kulit singkong. Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 4(2), 1--5. https://doi.org/10.31942/inteka.v4i2.3012
- Suryaningrum, L. H. (2022). Tantangan dan strategi pemanfaatan ampas tebu (produk samping industri gula) sebagai bahan baku pakan ikan air tawar. Perspektif, 21(1), 26. https://doi.org/10.21082/psp.v21n1.2022.26-37
- Susmiati, Y. (2018). Prospek produksi bioetanol dari limbah dan sampah organik. Industria: Jurnal Teknologi Dan Manajemen Agroindustri, 7(2), 67--80. https://doi.org/10.21776/ub.industria.2018.007.02.1
- Yuniarti, D. P., Hatina, S., & Efrinalia, W. (2018). Pengaruh jumlah ragi dan Waktu Fermentasi Pada Pembuatan Bioetanol Dengan Bahan Baku Ampas Tebu. Jurnal Redoks, 3(2), 1. https://doi.org/10.31851/redoks.v3i2.2391
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H