Sudah bukan zamannya lagi saya mengeluh tiada akhir di setiap harinya karena keluhan itu tidak berubah menjadi dewa penolong yang kemudian membuat saya tidak lagi mengeluh
Beberapa hari yang lalu ketika saya masih meratapi apa yang sudah menjadi pilihan saya, saya diingatkan oleh seorang kawan yang sangat luar biasa, ketika kamu berada di suatu tempat yang baru yang harus kamu lakukan hanya penyesuaian bukan meratap, sedih tak kunjung habis, merutuki keadaan dan hal-hal aneh yang bersifat negatif lainnya
Kawan tersebut mengingatkan saya bahwa pada hakekatnya manusia itu akan terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kondisi ke kondisi lainnya karena tidak mungkin ada manusia yang hidupnya diam saja di satu kondisi tanpa ada perubahan
Diam itu hanya untuk manusia yang tidak lagi hidup karena kehidupan sejatinya menuntut kita untuk terus bergerak dan bergerak, jika tidak maka kamu akan tertinggal, terlindas, terhempas dan bahkan sampai tidak hidup lagi
Dari ungkapan yang disampaikan kawan saya tersebut, saya serasa seperti diingatkan bahwa ya begitulah kehidupan yang terus menuntut untuk bergerak jika tidak pilihannya adalah tertinggal atau tidak hidup lagi
Pintar pintar lah kita dalam bergerak dan menentukan pergerakan untuk melanjutkan kehidupan yang semakin ganas ini karena kehidupan yang diberikan Allah kepada kita hanya satu kali saja, tidak ada perbaikan, remedial atau bahkan kehidupan ulang
So be wise and give the best of you for everyone in your life
*) semoga untuk redaksi diluar bahasa Indonesianya benar sehingga tidak 'dinyinyiri' oleh netizen :)Â
--------------
** saat ini sedang rindu dengan kawan yang banyak memberikan wejangan kehidupan, apa kabar kamu? :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H