Hari raya nyepi ialah hari suci yang dirayakan pada tanggal 1 bulan ke 10 caka atau yang disebut dengan "Penanggalan Apisan Sasih Kedasa" yang dipercayai sebagai hari penyucian para dewa di samudera yang membawa intisari amerta air hidup, dimana umat Hindu melakukan pemujaan suci terhadap mereka. Tujuan dari Nyepi ini ialah untuk menyambut Tahun Baru Saka yang dilandasi dengan kesucian lahir batin, baik pada Bhuana Alit maupun pada Bhuana Agung, serta hubungan yang harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, manusia dengan sesamanya dan makhluk ciptaanya, serta manusia dengan lingkungannya. Nyepi berasal dari kata sepi yang artinya hening, senyi-senyap. Hari raya nyepi dilaksanakan umat Hindu sebagai tonggak dalam mengenang dan merenungkan segala perilaku yang telah diperbuat selama satu tahun untuk dapat sadar dan insaf. Nyepi merupakan hari baik untuk menegakkan diri, mengendalikan diri, menahan diri, tidak berfoya-foya dan tidak berprilaku angkuh kepada siapapun guna menumbuhkan hati dan jiwa mulia yang penuh kesucian pada kehidupan yang akan datang. Kebahagiaan lahir dan batin dapat diwujudkan dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian, selain itu dengan menerapkan dan melaksanakan Catur Brata Penyepian diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan yang baik secara jasmani dan rohani bagi seseorang yang melaksanakan tersebut. Catur Brata Penyepian merupakan empat pantangan atau larangan yang wajib dilakukan oleh umat Hindu dalam melaksanakan Nyepi yang menjadi suatu pengendalian diri dengan cara tidak bepergian, tidak beraktivitas ataupun bekerja, berpuasa (tidak makan serta minum), tidak melakukan aktivitas yang dapat mencemarkan badan. Keempat pantangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Amati Geni merupakan pantangan untuk tidak menyalakan api dan listrik, baik di siang hari hingga malam harinya yang dilakukan selama 24 jam sebagai simbolik dalam melawan hawa nafsu duniawi. Selain itu juga pantang untuk menikmati makanan atau minuman (berpuasa).
- Amati Karya merupakan pantangan dalam melakukan aktivitas atau kegiatan maupun bekerja dalam bentuk apapun sebagai upaya dalam melaksanakan tapa, brata, yoga, semadhi guna mengintropeksi diri atas semua tindakan buruk yang pernah dilakukan selama satu tahun.
- Amati Lelungan merupakan pantangan yang dilaksanakan dengan tidak berpergian dari tempat Brata itu dilakukan agar umat Hindu dapat focus beribadah satu hari penuh selamat Nyepi berlangsung.
- Amati Lelanguan merupakan pantangan yang melarang keinginan dalam bersenang-senang, seperti tidak menonton TV dan jenis hiburan lainnya guna memfokuskan diri untuk mengingat dan mengagungkan pencipta alam semesta (Ida Sang Hyang Widhi Wasa), mengintopeksi diri (Amulatsarira) dengan menghentikan sejenak segala bentuk kesenangan duniawi, dan dengan mendengarkan suara alam tanpa adanya aktivitas atau kegiatan manusia.
Upacara Nyepi merupakan aktivitas keagamaan yang kompleks yang menjadi tonggak bagi umat Hindu untuk dapat sadar dan insaf pada perilaku yang telah diperbuat selama setahun. Pada saat upacara Nyepi inilah adanya upaya nyata dalam pengendalian diri untuk melaksanakan keempat pantangan yang disebut dengan Catur Brata Penyepian guna mancapai kebahagiaan lahir dan batin. Upacara Nyepi juga dilakukan dengan melakukan pengekangan atau menahan diri (Tapa), dapat melaksanakan pantangan (Brata), melakukan pemujaan dan doa suci dengan sikap mulia (Yoga), dan dengan melakukan renungan secara mendalam serta meditasi (Samadhi). Selain melakukan Tapa, Brata, Yoga, Samadhi juga dengan melaksanakan empat pantangan Nyepi (Catur Brata Penyepian) yaitu pantangan untuk tidak menyalakan api dan listrik (Amati Geni), pantangan dalam melakukan aktivitas atau kegiatan maupun bekerja dalam bentuk apapun (Amati Karya), pantangan yang dilaksanakan dengan tidak berpergian (Amati Lelungan), dan pantangan yang melarang keinginan dalam bersenang-senang (Amati Lelanguan). Dengan mematuhi dan melaksanakan keempat pantangan dalam Hari Raya Nyepi dan segala rangkaian upacara lainnya, diharapkan dapat menumbuhkan hati dan jiwa mulia yang penuh dengan kesucian pada kehidupan mendatang atau selanjutnya karena hanya kebenaran lah yang langgeng. Maka, kejarlah kebenaran tersebut melalui pelaksanaan Catur Brata Penyepian guna mewujudkan kebahagiaan lahir dan batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H